Kabupaten Pegunungan Bintang
Nama Pegunungan Bintang di lembah puncak Mandala (4700 mdpl) diambil dari kata Steren Geberte dari bahasa Belanda yang berarti Gunung Bintang, dikarenakan kumpulan salju abadi di Puncak Mandala (gunung tertinggi kedua di Indonesia) jika diamati berbentuk Bintang.
Oksibil sendiri d ambil dari Suku yang mendiami lembah Oksibil yaitu suku Ngalum yang bermukim di sungai (OK) di lembah sibil (OK = Air Sibil = Dekat) Suku Ngalum OK berbeda dari suku-suku kabupaten di pegunungan pecahan Kabupaten Jayawijaya lainnya. Suku Ngalum OK hanya bermukim di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Indonesia serta di Provinsi Sendaun dan Provinsi Western di Papua Nugini.
Di sebelah Utara Kabupaten Pegunungan Bintang berbatasan dengan Kabupaten Keerom dan Jayapura. Sementara di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Boven Digoel. Lalu di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo. Sementara di sebelah TImur, Pegunungan Bintang berbatasan dengan Negara PNG.
Distrik di Kabupaten Pegunungan Bintang telah dimekarkan menjadi 34 distrik dengan pertimbangan untuk mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat karena luasnya wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang.
Kondisi Geografis
Kabupaten ini memiliki kondisi geografis yang khas, dimana sebagian besar wilayahnya berupa pegunungan terutama di bagian barat, penduduk bermukim di lereng gunung yang terjal dan lembah-lembah kecil, terpencar dan terisolir. Dataran rendah hanya terdapat di bagian utara dan selatan dengan tingkat aksesibilitas wilayah yang sangat rendah, sehingga sulit dijangkau bila dibandingkan dengan wilayah lainnya di tanah Papua.
Hingga saat ini sebagian besar pelayanan di wilayah kabupaten ini hanya dilakukan dengan transportasi udara, menggunakan pesawat kecil jenis Cessna, Pilatus, Twin Otter, Cassa dan itu pun sangat tergantung pada perubahan cuaca yang sering berkabut.
Luas wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang adalah 1.568.300 Ha, yang secara geografis terletak antara 140’’37’’72oBujur Timur dan 4” 27”86oLintang Selatan. Distrik Borme merupakan distrik terluas yaitu 343.500 Ha atau 22,05%, sedangkan Distrik Batom merupakan distrik terkecil yaitu 44.000 Ha atau 2,81% dari total luas Kabupaten Pegunungan Bintang.
Topografi Dan Iklim
Secara topografi Kabupaten Pegunungan Bintang sebagian besar wilayahnya adalah pegunungan terutama di bagian barat, penduduk bermukim di lereng gunung yang terjal dan lembah-lembah kecil dalam kelompok-kelompok kecil, terpencar dan terisolir; dataran rendah hanya terdapat di bagian utara dan selatan dengan tingkat aksesibilitas wilayah yang sangat rendah, sehingga sulit dijangkau bila dibandingkan dengan wilayah lainnya di tanah Papua.
Kabupaten Pegunungan Bintang merupakan bagian dari zone tropis lembab. Umumnya iklim cenderung panas, basah (lembab) dengan curah hujan yang bervariasi antara tempat yang satu dengan tempat yang lainnya. Curah hujan pada umumnya antara 2.000–3.000 mm/th.Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Suhu udara minimum adalah ± 19,2oC dan suhu maksimum adalah 31,9oC. Kelembaban udara cukup tinggi, terutama disebabkan karena angin yang bertiup berasal dari pegunungan. Kabupaten Pegunungan Bintang mempunyai kelembapan udara relatif tinggi dimana rata-rata berkisar antara 77 – 81%.
Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Pegunungan Bintang pada tahun 2014 adalah sebesar 70.697 jiwa dan meningkat menjadi 71.710 jiwa pada tahun 2015, dengan laju pertumbuhan penduduk 1.01 persen.
Jumlah penduduk yang terus bertambah setiap tahun diperoleh dari jumlah penduduk yang hidup ditambah jumlah bayi yang dilahirkan dikurangi jumlah orang meninggal serta jumlah perpindahan penduduk karena peluang lapangan kerja.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Pegunungan Bintang yaitu sebesar 5 orang per kilometer persegi pada tahun 2015 dengan rata-rata penduduk per rumah tangga 4 jiwa. Pada tahun 2015, rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Pegunungan Bintang 113, berarti bahwa di Kabupaten ini diantara 113 penduduk laki-laki ada 100 jumlah penduduk perempuan.
Jumlah Orang Asli Papua pada Kabupaten Pegunungan Bintang adalah 119.300 Jiwa.
Kemiskinan
Di Kabupaten Pegunungan Bintang, angka garis kemiskinan (Rp) mengalami peningkatan dari 308.929 pada tahun 2010 menjadi 405.665 pada tahun 2015. Sesuai data terbaru dalam Kabupaten Pegunungan Bintang dalam Angka 2016, garis kemiskinan (Rp) di Kabupaten Pegunungan Bintang yang lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya berbanding terbalik dengan bertambahnya jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pegunungan Bintang¸ yang mengalami penurunan menjadi 22.510 jiwa atau 22,51 persen. Jumlah tersebut mengalami penurunan 10,27 persen jika dibandingkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2014 sebesar 23.270 jiwa. Jika dibandingkan dengan tahun 2010, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pegunungan Bintang pada tahun 2015 mengalami penurunan sekitar 17,57 persen.
Kesuksesan pembangunan pada Kabupaten Pegunungan Bintang di tunjukan dengan walaupun naik nya angka garis kemiskinan (Rp) namun dengan pembangunan dan program yang baik, jumlah penduduk miskin dapat turun dengan signifikan.
Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Kabupaten Pegunungan Bintang pada tahun 2015 mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB tahun 2015 mencapai 6,11 peren, sedangkan tahun 2014 sebesar 6,35 persen. Pertumbuhan ekonomi Pegunungan Bintang sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan tiga lapangan usaha yang mempunyai kontribusi besar yaitu konstruksi lapangan usaha, administrasi pemerintahan, serta pertanian, kehutanan dan perikanan.
Indeks Pembangunan Manusia
Pembangunan manusia Kabupaten Pegunungan Bintang tercermin pada angka IPM tahun 2015 yang mencapai angka 40,91. Pencapaian tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2014 yaitu sebesar 39,68.
Pendidikan
Pada tahun 2016 Kabupaten Pegunungan Bintang memiliki 105 sekolah dengan perincian 6 sekolah taman kanak-kanak/Paud, 84 sekolah dasar, 13 sekolah menengah pertama, 3 sekolah menengah atas (SMA) dan 2 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penyelenggaraan pendidikan dasar tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi juga oleh pihak swasta. Peran pihak swasta (YPPGI dan YPPK) dengan yayasannya telah membantu pendidikan dan pengajaran anak-anak di kampung-kampung pedalaman yang belum tersentuh oleh sekolah dasar inpres milik pemerintah.
Kesehatan
Di Kabupaten Pegunungan Bintang terdapat 1 buah rumah sakit umum daerah dan 31 puskesmas. Puskesmas terdapat hampir di semua distrik, kecuali di Distrik Kolomdol, Distrik Oksebang, Distrik Ok Bape dan Distrik Murkim. Berdasarkan data-data yang bersumber dari Dinas Kesehatan dan Sosial Kabupaten Pegunungan Bintang, terdapat 4 dokter spesialis, 21 tenaga dokter umum, 1 dokter gigi, 135 tenaga perawat, 21 bidan, 5 tenaga kefarmasian dan 194 orang non paramedis.
Pertanian
Kabupaten Pegunungan Bintang masih didominasi oleh pertanian bahan pokok serta beberapa jenis varietas pertanian lainnya, seperti padi, jagung, ubi jalar, ubi kayu dan keladi. Di tahun 2015, hampir keseluruhan pertanian tersebut terdapat di setiap distrik. Data yang berbeda terdapat pada distrik Okbemta, yang tidak menghasilkan pertanian jenis tersebut. Hal itu juga ditunjang oleh luas lahan yang belum tersedia untuk jenis tanaman tersebut. Luas panen padi pada tahun 2015 seluas 59 Ha. Luas Panen tanaman Jagung 200 Ha, yang merata di 21 Distrik induk. Ubi-ubian (ubi jalar, Ubi Kayu, keladi) dengan luas panen Ubi Kayu 209 Ha dan ubi Jalar 6.085 Ha. Luas panen Keladi 211 Ha.
Peternakan
Babi merupakan jenis ternak yang paling banyak dipelihara di Kabupaten Pegunungan Bintang. Tahun 2014 terdapat 88.176 ternak babi yang tersebar di berbagai distrik terdapat kenaikan yang cukup tinggi pada total Produksi Ikan pada tahun 2014 sejumlah 748 ton di banding total produksi ikan tahun 2013 yang hanya sejumlah 119,20 ton.
Transportasi
Kabupaten Pegunungan Bintang dapat ditempuh melalui jalur udara dari Kota Jayapura, lalu menuju beberapa landasan udara yang berjumlah 74 buah. Yang terbesar adalah Bandara Oksibil, di ibukota Pegunungan Bintang. Bandar udara ini sudah ada sejak tahun 1958 atas usaha Gereja Katholik dan Gereja Protestan (GIDI). Bandara Oksibil memiliki panjang landasan 885 meter, dan dapat didarati oleh jenis pesawat Cessna, Pilatus, Twin Otter serta ATR.
Sementara untuk jalur darat, dikarenakan topografi Kabupaten Pegunungan Bintang yang beru[a [egunungan, maka sulit dibangun jalan darat. Tak heran bila akses jalan di Kabupaten Pegunungan Bintang hanya ada di 4 dari 34 distrik yang ada.
Energi
Daya listrik yang terpasang di Kabupaten Pegunungan Bintang sejak tahun 2013 sampai 2015 tidak mengalami perubahan yaitu sebesar 300 KW. Dengan Jumlah Pelanggan Listrik Menurut Distrik di Kabupaten Pegunungan Bintang(KK) 2015 sejumlah 157 KK
Air Bersih
Kondisi geografis kabupaten pegunungan bintang, menyebabkan sulitnya pengolahan air bersih, Terdapat 6 unit Jaringan air bersih dan 14 mck yang di bangun untuk beberapa wilayah di ibu kota kabupaten Oksibil sedangkan daerah lain sampai saat ini air bersih di peroleh dari tadahan air hujan yang hampir tiap malam menyirami kabupaten ini.
Pendapatan DOMESTIK Regional BRUTO (PDRB)
Pada tahun 2015, pergerakan ekonomi Kabupaten Pegunungan Bintang menunjukkan kemajuan yang cukup signifikan terlihat dari peningkatan salah satu indikator makro ekonominya yakni Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merupakan total nilai tambah yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan perekonomian yang ada di kabupaten ini. Semakin maraknya kegiatan ekonomi yang terjadi di kabupaten ini tidak terlepas dari proses pembangunan daerah yang sedang berjalan.
PDRB Kabupaten Pegunungan Bintang tahun 2015 atas dasar harga berlaku mencapai 1.319.514.45 rupiah atau meningkat 9,65 persen dari tahun 2014 dan PDRB harga konstan mencapai 1.134.765.27 rupiah atau meningkat 6,11 persen dari tahun 2014. Kontributor tertinggi PDRB Kabupaten Pegunungan Bintang adalah sektor Konstruksi sebesar 29,66 persen, diikuti sector administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial 27,7 persen lalu sektor pertanian 23,63 persen, suatu gambaran pembangunan yang baik yaitu menurunnya sektor pertanian karena sektor lain terdorong naik terutama bangunan dan jasa-jasa. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pegunungan tahun 2015 mencapai 6,11 persen, dimana sektor penyediaan akomodasi dan makan, minum merupakan sektor yang dominan dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi.