Kabupaten Biak Numfor
Kondisi Geografis
Dari hasil pencatatan Stasiun Meteorologi Kelas I Frans Kaisiepo Biak, suhu udara rata-rata di wilayah Kabupaten Biak Numfor selama tahun 2016 adalah 27,2oC, dengan suhu minimum rata-rata 23,3oC dan suhu maksimum rata-rata adalah 31,9oC. Sementara rata-rata kelembaban udara pada tahun 2016 adalah 87%. Curah hujan tahun 2016 tercatat rata-rata 169,6 mm dengan curah hujan terbesar terjadi pada bulan Desember (259,5 mm) dan terendah pada bulan Agustus (39,2 mm), adapun rata-rata jumlah hari hujan dalam satu bulan adalah 19 hari hujan. Rata-rata penyinaran matahari setiap bulan pada tahun 2016 adalah 59,6%, penyinaran terlama terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar 75,1%. Kecepatan angin tiap bulan di tahun 2016 adalah 4 knot. Sedang untuk tekanan udara rata-rata sebesar 1008,8 mba.
Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Biak Numfor tahun 2016 adalah 139.171 jiwa yang terdiri dari 71.906 jiwa penduduk laki-laki dan 67.265 jiwa penduduk perempuan. Jumlah ini menunjukkan penduduk laki-laki lebih banyak dari penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin Kabupaten Biak Numfor pada tahun 2016 menunjukkan angka di atas 100 (106,90) yang berarti setiap 100 perempuan terdapat 106 laki-laki. Distrik dengan Rasio jenis kelamin tertinggi adalah Distrik Bondifuar, yakni sebesar 130,69. Sedangkan paling rendah terdapat di Distrik Yawosi, yakni 96,81. Dengan luas wilayah 2.602 Km2, kepadatan penduduk di Kabupaten Biak Numfor sebesar 53,49 jiwa per Km2. Kepadatan tertinggi terjadi di Distrik Biak Kota, yakni hampir mencapai 1.064 jiwa per Km2dan Distrik Samofa (131-132 jiwa per Km2). Sedangkan kepadatan terendah terjadi di Distrik Bondifuar, yakni mendekati 2 jiwa per Km2. Penduduk Kabupaten Biak Numfor Tahun 2016 berdasarkan kelompok umur masih didominasi oleh kelompok usia produktif (15-64 tahun). Dari data jumlah penduduk per kelompok umur didapatkan besarnya angka ketergantungan di Kabupaten Biak Numfor pada tahun 2016, yaitu sebesar 53,94, hal ini berarti tiap 100 penduduk usia produktif akan menanggung sekitar 53-54 penduduk usia tidak produktif.
PENDATAAN ORANG ASLI PAPUA (OAP)
Orang Asli Biak (OAB): 71.154
OAP lainnya bukan OAB: 4.119
Non OAP: 13.077
Campuran: 1.799
OAP lainnya dan OAB: 75.273
Total 14 Distrik: 90.149
Jumlah KK OAB, OAP Dan Non OAP di Kabupaten Biak Numfor:
KK OAB: 15.902
KK OAP lainnya: 829
KK Non Papua: 3.260
KK Campuran: 475
KK OAP lainnya & OAB: 16.731
Jumlah KK: 20.466
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Biak Numfor mengalami penurunan produksi pada beberapa lapangan usaha (sektor), seperti pertanian, keuangan, jasa perusahaan, dan jasa lainnya. Padahal hampir 20 persen distribusi PDRB Biak Numfor diperoleh dari sektor pertanian, dan sekitar 8 persen distribusinya didapatkan dari sektor keuangan, jasa perusahaan, dan jasa lainnya, meskipun demikian ada beberapa sektor dirasa memiliki pertumbuhan produksi yang cukup besar, seperti sektor penggalian naik 15.03 persen, listrik produksinya naik 17.44 persen, informasi naik 13.79 persen, namun total kontribusi penyusunan PDRB dari beberapa sektor tadi hanya bernilai kurang dari 5 persen, sehingga dirasa kurang signifikan, sementara sektor pemerintahan memiliki kontribusi yang cukup besar pada PDRB Kabupaten Biak Numfor yaitu sebesar 18.25 persen serta pertumbuhan produksi yang juga bagus yaitu 10.99 persen. Pada tahun 2016, masyarakat Biak Numfor cenderung berhemat pada pengeluaran barang non makanan dan jasa (seperti barang elektronik, kendaraan, pendidikan, dll), yang harganya cenderung lebih mahal dari barang makanan (beras, daging, sayur, dll), hal ini diperkuat dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) 2016 yang mencatat bahwa konsumsi barang non makanan dan jasa penduduk Biak Numfor hanya sebesar 46 persen dari total keseluruhan konsumsi penduduk. Dengan demikian, pola konsumsi masyarakat juga merupakan faktor yang berpengaruh pada perlambatan ekonomi. Walaupun pada tahun 2016 Kabupaten Biak Numfor mengalami perlambatan ekonomi, tetapi ekonominya tetap tumbuh positif walaupun tidak secepat tahun lalu.
Indeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia (IPM):
Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,84 (2013), 67,85 (2014)
Harapan Lama Sekolah (Tahun) 12,89(2013), 13,21 (2014)
Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 8,99(2013), 9,61 (2014)
Pengeluaran per Kapita (000 Rp) 9520,00(2013), 9553,00 (2014)
IPM 69,35 (2013), 70,3 (2014)
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Biak Numfor tiap tahunnya menunjukkan adanya peningkatan, pada tahun 2015 mencapai 70,85 dan tahun 2016 IPM Kabupaten Biak Numfor naik lagi menjadi 71,13.
Pendidikan
Menurut data Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Biak Numfor, pada tahun 2016 terdapat 19 unit Taman Kanak-Kanak (TK), 167 unit Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), 53 unit Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs), 18 Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) dan 7 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jumlah murid TK sebanyak 68 murid, SD/MI sebanyak 23.220 murid, SMP/MT sebanyak 9.428 murid, SMA sebanyak 4.507 murid dan SMK sebanyak 2006 murid. Sementara jumlah Guru SD sebanyak 1.305 guru, SMP sebanyak 555 guru, SMA sebanyak 345 guru dan SMK sebanyak 170 guru. Rasio Murid-Guru di tingkat SD sebesar 17,75 di tingkat SMP sebesar 16,93 SMA sebesar 13,06 dan SMK sebesar 11,08.
Kesehatan
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan di Kabupaten Biak Numfor terdapat 3 Rumah Sakit, yaitu 1 RSUD dan 2 Rumah Sakit Militer milik TNI AU dan TNI AL. Fasilitas kesehatan lain seperti Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan dan BKIA yang menyebar hampir di semua Distrik. Sementara untuk Tenaga Medis yang tersedia di Kabupaten Biak Numfor pada tahun 2016, terbanyak adalah Perawat (200 orang), dan yang paling sedikit adalah Dokter Gigi (2 orang). Jumlah Dokter baik Dokter ahli, Dokter umum, maupun Dokter Gigi sebagian besar terdapat di Distrik Biak Kota dan Samofa.
Pertanian
Sektor Pertanian diupayakan untuk kebutuhan pangan dan pelestarian lingkungan. Luas panen jagung tahun 2016 di Kabupaten Biak Numfor adalah seluas 139 Ha. Kondisi ini menurun jika dibandingkan dengan luas panen jagung tahun sebelumnya yaitu 224 ha, adapun potensi tanaman holtikultura yang lain yaitu: keladi/talas, kacang hijau, kelapa, pisang, durian, matoa dan cabai.
Kehutanan
Luas kawasan hutan Kabupaten Biak Numfor pada tahun 2014 mencapai 226.125,74 Ha. Luas ini terdiri dari hutan lindung seluas 121.113,37 Ha, Hutan suaka alam seluas 10.136,48 Ha, dan sisanya adalah hutan produksi. Sampai akhir tahun 2016 luas kawasan hutan Kabupaten Biak Numfor tidak mengalami perubahan. Hutan menurut fungsinya dibagi atas hutan lindung, hutan produksi terbatas, suaka alam dan hutan wisata. Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Biak Numfor, Luas kawasan hutan Lindung berada di Distrik Andey seluas 22 121,1, Huatan produksi terbatas berada di Distrik Oridek seluas 11 886,6 dan Hutan suaka alam berada di Distrik Bondifuar dengan luas 4674,4.
Peternakan
Perkembangan peternakan diarahkan untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak melalui diversifikasi dan intensifikasi untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Populasi ternak besar sapi di Kabupaten Biak Numfor Tahun 2016 adalah 1.833 ekor, sementara itu populasi kambing mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 2.303 ekor pada tahun 2016. Hal yang sama juga terjadi pada populasi babi, meningkat sebesar 4,52% dari tahun sebelumnya. Jumlah pemotongan ternak yang terjadi pada tahun 2016 tercatat 11.217 ekor terdiri dari 346 ekor sapi, 1.130 ekor kambing dan 9.741 ekor babi. Populasi unggas pada tahun 2016 yaitu: ayam petelur sebanyak 2.265 ekor, ayam pedaging sebanyak 312.433, ayam kampung sebanyak 13.847 ekor dan itik manila sebanyak 3.596 ekor.
Perikanan
Kabupaten Biak Numfor memiliki potensi perikanan yang besar untuk dikembangkan. Potensi perikanan tersebut meliputi potensi perikanan tangkap, budidaya, pengolahan hasil perikanan dan daerah konservasi alam. Lokasi penangkapan ikan di wilayah perairan Biak Numfor antara lain berada di perairan Nusi Babaruk, Wundi, dan Miosbefondi (Kepulauan Padaido), perairan Numfor Timur, perairan Numfor Barat, perairan pantai utara Biak, perairan Urfu, Samber dan Waroi (Distrik Yendidori), serta perairan Tanjung Barari. Adapun potensi perikanan budidaya yang sudah dikembangkan antara lain budi daya rumput laut, teripang, budidaya air tawar (ikan mas dan udang galah). Perairan Kabupaten Biak Numfor juga mempunyai potensi daerah konservasi alam yang terdiri dari kawasan terumbu karang di perairan Padaido dan hutan bakau. Total produksi ikan laut tahun 2014 mencapai 51.366,17 ton yang terdiri dari 13.950 ton ikan pelagis besar, 15.900 ton ikan pelagis kecil, dan 21.500 ton ikan dimersal. Beberapa jenis ikan laut dan produksinya antara lain ikan tuna dengan jumlah produksi sebanyak 2.813,85 ton, ikan lemuru 3.034,07 ton, cakalang 3,50 ton, cumi-cumi 1.021 ton. Adapun produksi dari jenis ikan lainnya yang hidup di dasar laut antara lain kerapu sebanyak 1.021 ton, dan teripang 1.44 ton.
Pada tahun 2016 produksi ikan laut sebesar 44,69 ton. Hasil perikanan di Kabupaten Biak Numfor telah dipasarkan ke pasar lokal, ke pasar antarpulau, dan pasar internasional dengan pemasaran ke Thailand, Australia, dan Singapora. Komoditi utamanya adalah teripang (31.161 kg), lobster (15.154 kg), dan ikan segar (2.187 kg), dan selebihnya berupa kerang-kerangan, kepiting, sirip ikan hiu, dan ikan asin. Jumlah armada yang dimiliki oleh nelayan ikan laut adalah perahu tanpa motor terdapat 4.875 unit, perahu motor tempel 1.505 unit dan 32 unit kapal motor.
Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Kabupaten Biak Numfor, merealiasikan bantuan 120 perahu bermesin (motor jhonson) untuk membantu kelompok nelayan di berbagai Kampung dan Distrik, Program bantuan 120 kapal motor Jhonson terdiri atas 75 kelompok nelayan dan 50 kelompok pengawasan masyarakat. Penyediaan sarana prasarana motor jhonson untuk menunjang program nasional Kabupaten Biak Numfor menjadi Kawasan Sentra Perikanan Terpadu tahun 2017. Kabupaten Biak Numfor ditetapkan sebagai Kawasan Sentra Terpadu karena wilayah kepulauan ini sangat potensi memiliki kekayaan alam laut yang melimpah dengan berbagai jenis ikan. Jumlah rumah tangga nelayan masyarakat lokal di Kabupaten Biak Numfor mencapai 7.000-an, yang tersebar di berbagai distrik, di antaranya Kepulauan Padaido, Aimando, Biak Timur, Biak Kota, Yendidori, Biak Barat, Swandiwe, Warsa, Biak Utara, Yawosi, Bondifuar, Andey, serta Kepulauan Numfor.
Pariwisata
Kabupaten Biak Numfor memiliki potensi pariwisata yang luar biasa, kekayaan alam berupa tempat-tempat wisata: wisata alam, wisata bahari, wisata sejarah dan wisata budaya, Kabupaten ini termasuk memiliki lokasi wisata terbanyak di Papua. Sebagai Kabupaten Kepulauan, Kabupaten Biak Numfor mengandalkan keindahan alam bawah laut dan keindahan gugusan pulau-pulaunya.
Pada Tahun 2016, tempat wisata dengan jumlah pengunjung terbanyak adalah Pantai Segara Indah (1.600 pengunjung), Pantai Water Basis (1.400 pengunjung), dan Goa Jepang (1.220 pengunjung), keberadaan Taman Laut Padaido, Kampung wisata Samberpasi, Pantai Asaibori yang cocok untuk berenang, snorkeling serta berjemur dengan pantai berpasir putih bersih dan memiliki garis pantai memanjang, dan tak ketinggalan sisa peninggalan Perang Dunia ke II, yang masih dapat dilihat Monumen Perang Dunia ke II di Paray serta lapangan terbang Pulau Owi. Atraksi budaya khas Biak Numfor seperti Snapmor (menangkap ikan tradisional), Apen Beyeren (berjalan di atas batu api panas), Tarian Wor serta Yospan, semuanya dapat di lihat pada Festival Munara Wampasi yaitu Festival Budaya Biak yang diselenggarakan setiap tahun pada awal bulan April, dan pada tahun ini 2017 oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dimasukan sebagai salah satu Agenda Budaya Nasional dan tercatat dalam Kalender Pariwisata Nasional, disamping itu adapula Festival Seni Kreasi Papua yang di selenggarakan pada bulan Oktober, tiap tahunnya.
Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Biak Numfor, selama tahun 2016, jumlah wisatawan mancanegara yang dating ke Kabupaten Biak Numfor sebanyak 3.405 orang. Sedangkan jumlah wisatawan nusantara ada sebanyak 42.780 orang. Jumlah ini akan tentu terus bertambah jika lokasi wisata yang ada di Kabupaten Biak Numfor dapat terus dikembangkan dan menarik minat para wisatawan. Salah satu pendukung dalam potensi sektor pariwisata adalah hotel. Hotel mempunyai peranan yang sangat penting terutama untuk mengakomodasi kedatangan wisatawan. Kabupaten Biak Numfor pada tahun 2016 memiliki 17 hotel yang terdiri dari satu hotel bintang tiga (Hotel Asana), satu hotel bintang dua (Hotel Nirmala Beach), satu hotel bintang satu (Hotel Arumbai), dan 14 hotel melati.
Transportasi
Transportasi utama untuk mengakses Biak Numfor adalah transportasi udara melalui Bandar Udara Internasional Frans Kaisiepo, Bandar Udara ini yang memiliki landasan pacu hampir 3,6 km. Pada era 1990-an bandara ini pernah melayani rute penerbangan Internasional ke Los Angles, Amerika Serikat melalui Honolulu. Pembangunan sarana transportasi di Kabupaten Biak Numfor diupayakan untuk dapat memacu pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan. Makin meningkatnya aktivitas pembangunan dituntut pula adanya jaringan jalan yang semakin memadai. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Biak Numfor, pada 2016 panjang jalan di wilayah Kabupaten Biak Numfor sepanjang 981.148 km. Bedasarkan status administrasinya 72,58 persen merupakan jalan kabupaten, 24,28 persen jalan provinsi, dan sisanya jalan nasional. Kabupaten Biak Numfor juga memiliki pelabuhan nasional, pelabuhan penyebrangan, serta pelabuhan lokal Bosnik, Wardo dan Korem. Sebagai Destinasi wisata Internasional di bagian timur Idonesia, sangat mudah di jangkau dengan transportasi udara maupun laut, jadwal penerbangan dari beberapa kota besar di Indonesia sudah tersedia di ke Biak diantaranya dari Bali, Jogjakarta, Surabaya dan Makasar.
Energi dan Air Bersih
Energi listrik yang terjual pada tahun 2016 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selama tahun 2016, energi listrik yang terjual sebesar 66.292.444 Kwh atau naik sebesar 4,28 persen dibandingkan tahun 2015. Sebagian besar pelanggan listrik di Kabupaten Biak Numfor adalah rumah tangga. Jika dilihat rinciannya dari 29.381 pelanggan listrik di daerah, sebanyak 83,71 persen adalah rumah tangga, lalu 9,44 persen adalah Bisnis, dan sisanya adalah kantor pemerintah, industri, dan sarana umum/sosial. Sebagian besar pelanggan listrik kelompok rumah tangga menggunakan daya listrik menengah. Dari keseluruhan rumah tangga pengguna listrik, sebanyak 8.476 rumah tangga (34,46%) menggunakan daya 900 Watt, lalu sebanyak 6.575 rumah tangga (26,73%) menggunakan daya 450 Watt, sebanyak 7.820 (31,79%) menggunakan daya 1.300 Watt, dan sebagian kecil menggunakan daya di atas 2.200 Watt. Untuk memenuhi kebutuhan sarana air bersih, maka PT. WAR Besrendi (Badan Pengelola Air Minum Daerah) menjual air bersih pada tahun 2016 sebanyak 1.146.610 m3 kepada 7.437 pelanggan aktif, Jumlah pelanggan air bersih terus meningkat dari 8.823 pelanggan di tahun 2015 menjadi 9.618 pelanggan di tahun 2016 atau meningkat 9,01 persen dari tahun 2015.
Pendapatan DOMESTIK Regional BRUTO (PDRB)
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Biak Numfor, Nilai perkembangan PDRB Kabupaten Biak Numfor pada tahun 2016 sebesar 4.07 persen, menurun dari tahun sebelumnya (2015) mencapai angka 6.62 persen. Secara agregat PDRB atas dasar harga berlaku dan harga konstan Kabupaten Biak Numfor mengalami peningkatan. PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Biak Numfor tahun 2016 sebesar Rp 4.606.139,24 juta. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan adalah sektor yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDRB Kabupaten Biak Numfor. Pada tahun 2016 yaitu sekitar 21,01%. Kontributor tertinggi kedua adalah sektor Administrasi Pemerintahan yaitu sekitar 18,64% kemudian diikuti oleh sektor Perdagangan sebesar 18,43%.