Musim Panen Cabai di Tanah Papua Diprediksi Tekan Inflasi Jelang Pilkada dan Natal
JAYAPURA, LELEMUKU.COM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Papua memproyeksikan bahwa musim panen cabai yang mulai berlangsung di beberapa daerah di Papua dapat menekan laju inflasi jelang Pilkada serentak dan persiapan Natal serta tahun baru. Panen cabai yang diperkirakan berlangsung dari September hingga Desember di sejumlah daerah seperti Provinsi Papua, Papua Selatan, dan Papua Tengah diharapkan mencukupi kebutuhan pangan masyarakat.
Pantauan dari KPw BI Papua di beberapa kelompok tani, khususnya di Kabupaten Keerom (Provinsi Papua), Kabupaten Merauke (Provinsi Papua Selatan), dan Nabire (Provinsi Papua Tengah), menunjukkan bahwa produksi cabai di daerah tersebut diperkirakan mencapai 175 hingga 225 ton. Selain itu, di Distrik Pyramid, Papua Pegunungan, musim panen bawang merah diprediksi dimulai pada bulan November.
Masuknya musim panen ini diharapkan bisa memberikan dampak positif pada pengendalian inflasi di Tanah Papua. Bank Indonesia menargetkan inflasi nasional berada pada kisaran 2,5% ± 1%. Komoditas cabai, yang secara historis menjadi salah satu penyumbang inflasi, kerap memengaruhi harga pangan di seluruh Indonesia, termasuk Papua, yang memiliki ketergantungan pada pasokan dari luar wilayah.
Untuk menghadapi tantangan ini, KPw BI Papua secara aktif terlibat dalam upaya pengendalian inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Program ini mencakup berbagai inisiatif seperti bantuan alat pertanian (alsintan), pendampingan dalam praktik pertanian yang baik (good agriculture practices), hilirisasi pertanian, dan penguatan koperasi tani. Selain itu, KPw BI juga mendorong digitalisasi pertanian dengan memanfaatkan teknologi sensor untuk pengelolaan pupuk yang efektif, serta operasi pasar yang bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk menstabilkan harga pangan di tingkat konsumen.
Pantauan terkini menunjukkan bahwa harga cabai di Papua telah menurun signifikan. Dalam periode Juli hingga September 2024, harga cabai turun sebesar 32%, dari Rp 98.400 per kilogram menjadi Rp 67.400 per kilogram. Penurunan ini turut berkontribusi pada rendahnya inflasi di Papua dan Papua Selatan, yang masing-masing tercatat pada angka 1,03% dan 1,80% (yoy) pada Agustus 2024. Di sisi lain, Papua Tengah juga mengalami penurunan inflasi dari 4,39% menjadi 3,74% dalam tiga bulan terakhir, meskipun inflasi di Papua Pegunungan masih berada pada level 5% (yoy).
Dengan potensi panen cabai yang melimpah, diharapkan stabilitas harga pangan dapat terjaga, sehingga meringankan tekanan inflasi selama periode penting seperti Pilkada dan perayaan akhir tahun. (BI Papua)