Pelatihan HHBK Teknik Ecoprint di Papua Hadirkan Produk Unik dengan Nilai Ekonomis Tinggi
Kegiatan yang pelaksanaan hingga pada Minggu, 8 Oktober 2023 merupakan program dari Penjabat (Pj) Gubernur Papua, Dr. Muhammad Ridwan Rumasukun, SE., MM dengan tujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan dalam pemanfaatan HHBK menjadi produk-produk yang bernilai ekonomis tinggi dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat.
“Beberapa jenis HHBK memiliki nilai cukup tinggi baik di pasar domestic maupun di pasar global, seperti rotan, bamboo, gaharu, atsiri, kulit masoi, gambir dan masih banyak lagi,” ujar Kepala Dinas (Kadis) Jan Jap Ormuseray, SH., M.Si saat membuka kegiatan di Suni Garden Lake & Resort Sentani, Kabupaten Jayapura.
Ia mengungkapkan dalam konteks ekonomi pemanfaatan hutan selama ini masih memandang hutan sebagai Sumber Daya Alam (SDA) penghasil kayu yang berkontribusi mendorong eksploitasi kayu secara intensif guna memenuhi pasar dunia, maupun industri domestic tanpa memperhatikan nilai manfaat lain yang dapat diperoleh dari hutan dan kelestarian ekosistem hutan.
Hasil riset menunjukkan bahwa hasil hutan kayu dari ekosistem hutan hanya 10% sedangkan sebagian besar 90% hasil lain berupa HHBK yang selama ini belum dikelola dan dimanaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Melihat potensi nilai ekonomi serta permasalahan yang ada, pemerintah mempunyai kewajiban mengembangkan tanaman HHBK secara lebih serius dan berkelanjutan,” harap Ormuseray.
“Bahan-bahan yang di Papua luar biasa banyak, sebenarnya saya iri karena kami di Bali hanya ilmunya saja yang banyak dan terpaksa harus memutar otak untuk mengola bahan dasar menjadi produk-produk yang bisa diminati para wisatawan,” sebut dia.
Yeni meyakini jika para peserta pelatihan serius dan menjemput peluang usaha di bidang ecoprint akan memperoleh permintaan yang tinggi dengan pendapatan yang maksimal, asal dengan semangat dan berinovasi.
Pihaknya pun membuka diri bagi para peserta yang ingin menitipkan karya ecoprit khas Papua di beberapa konter yang telah dimiliki Griya Anyar Dewata, seperti di Matahari, Sogo, dan pusat oleh-oleh di seluruh Pulau Dewata Bali.
Menyambut antusias, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Jayapura, Theopilus Hendrik Tegai mengucapkan terima kasih Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua, secara khusus dinas terkait yang telah mengumpulkan peserta mayoritas ibu-ibu dari Distrik Sentani Barat, Sentani Timur, Depapre, Yokari, Namblong, Kemtuk, Ebungfauw dan Nimboran terlibat aktif dalam kegiatan menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan diri dalam usaha yang tangguh dan mandiri.
Ia juga berencana akan menyiapkan anggaran khusus tahun 2024 guna melakukan pelatihan lanjutan dengan melibatkan ke-28 distrik di Kabupaten Jayapura dengan tujuan mengembangkan potensi yang telah dimiliki oleh pengrajin local.
“Mama-mama ini butuh pemahaman dan keterampilan, bersyukur Dinas Kehutanan Papua bisa mengambil peran penting mengatasi salah satu kendala yang dihadapi,” kata Tegai.
Materi yang akan disampaikan diantaranya Pengenalan HHBK oleh Dinas kehutanan dqan Lingkungan Hidup Papua, praktek teknik ecoprint dan praktek menjahit tas, dompet, topi, baju dengan menggunakan kombinasi antara batik ecoprint dengan kulit kayu oleh Griya Anyar Dewata. (Laura Sobuber)