-->

Martina Kasu Lestarikan Tradisi dan Budaya Papua Melalui Kerajinan Tangan dan Aksesoris

Martina Kasu Lestarikan Tradisi dan Budaya Papua Melalui Kerajinan Tangan dan Aksesoris

JAYAPURA, LELEMUKU.COM – Pengrajin aksesoris khas Papua di Kota Jayapura, Provinsi Papua, Martina Kasu mengatakan bersama keluarga merintis usaha rumahan berupa kerajinan tangan aksesoris mahkota kepala, kalung, anting, gelang khas Papua yang biasanya digunakan pada kegiatan budaya, hari-hari besar dan menyambut tamu dari luar daerah. 

“Ini usaha sendiri di rumah yang dikerjakan setiap hari, selesai kerja pekerjaan dalam rumah, baru kami duduk buat kerajian ini,” kata dia kepada Lelemuku.com pada Jumat, 25 Agustus 2023. 

Bahan-bahan yang digunakan berasal dari kulit kayu, bulu kasuari, dan bulu ayam yang dibeli dari pedagang aksesoris tradisional Wamena di Pasar Hamadi. Biasanya, bahan-bahan tersebut telah dikemas dalam kantong, untuk 1 karung bulu kasuari seharga Rp300.000 hingga Rp500.000, kulit kayu 1 gulung Rp80.000 hingga Rp100.000.

Martina Kasu Lestarikan Tradisi dan Budaya Papua Melalui Kerajinan Tangan dan Aksesoris

“Untuk pasokan bulu kasuari kadang kami mengalami kesulitan karena mendapatkannya sulit,” ujarnya. 

Martina mengungkapkan harga aksesoris yang dipamerkan Mahkota Bulu Ukuran Dewasa Rp300.000, Mahkota Bulu Ukuran Anak Rp200.000, Sisir Bambu Rp30.000, Gelang Besi Rp50.000, Kalung Rp50.000, Anting-Anting Rp30.000,- dan Gelang Tali Rp15.000. 

Selain aksesoris, bersama pengrajin lainnya menawarkan obat-obat Tradisional, seperti Sarang Semut Super Rp100.000, Sarang Semut Biasa Rp50.000, Sarang Semut Bubuk 1 Kg Rp100.000, Sarang Semut Bubuk 1/2 Kg Rp50.000, Kayu Bajakah Rp50.000 per ikat, Daun Bungkus Rp250.000 per botol dan Minyak lintah Rp150.000 per botol.

Kemudian pihaknya melayani juga penyewaan pakean dan atribut adat Papua seharga Rp100.000 per hari. 

Martina Kasu Lestarikan Tradisi dan Budaya Papua Melalui Kerajinan Tangan dan Aksesoris

“Kalau mau beli bisa langsung datang ke sini di Depan Bank Mandiri Jayapura buka jam 3 sore sampai jam 9 malam, atau ke pondok di bawah pohon Matoa Jalan Walikota Jayapura itu kami dari pagi sampai sore,” ungkap dia. 

Martina menyebutkan stok mahkota buatannya laku saat perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia (RI) pada 17 Agustus 2023. Selain mahkota dari bulu kasuari dan ayam, dirinya juga menjual mahkota kepala dari Burung Cenderawasih untuk kegiatan adat seharga Rp2 Juta hingga Rp3 Juta. 

Sementara itu, ia menyatakan sebagian besar pembelian bahan dan operasional dilakukan dengan dana pribadi. Terkadang, hasil penjualan digunakan untuk menghasilkan lebih banyak aksesoris atau membayar biaya pendidikan anak. Pihaknya juga menghadapi kesulitan saat tidak ada perayaan besar karena permintaan berkurang.

“Meskipun ada tantangan seperti pasokan bahan dan harga, kami tetap bersemangat dan terus berusaha untuk menjaga tradisi pembuatan aksesoris khas Papua hidup,” sebut Martina. (Laura Sobuber) 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah