Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) 2023 Untungkan Pariwisata dan UMKM Jayawijaya
pada tanggal
Tuesday, 15 August 2023
WAMENA, LELEMUKU.COM – Kepala Bidang (Kabid) Destinasi dan Pemasaran, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, Naftali Rumbiak dengan penuh semangat mengucap syukur atas suksesnya pelaksanaan Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) ke-31 Tahun 2023.
Acara akbar yang sempat terhalang karena pandemik Covid-19 sejak tahun 2020 itu pun berlangsung megah pada Senin, 7 hingga Rabu, 9 Agustus 2023 di Distrik Usilimo dan berlanjut pada Kamis, 10 Agustus 2023 di Tugu Salib, Kota Wamena dengan Tema ‘Noken Street Fashion’.
“Hasil kegiatan kami dapat sampaikan semua berjalan dengan baik, tidak ada hambatan dan cuaca juga mendukung. Karnaval tahun ini semua menggunakan noken,” ungkap dia kepada Lelemuku.com pada Senin, 14 Agustus 2023.
Tema yang diangkat pada karnaval kali ini merupakan sebuah inovasi yang memukau. Noken yang merupakan tas tradisional masyarakat Papua Pegunungan dan terbuat dari kulit kayu menjadi pusat perhatian dalam konsep busana yang digunakan oleh semua peserta karnaval. Hal ini menciptakan harmoni antara tradisi dan gaya modern dalam sebuah perayaan budaya yang mengesankan.
Menurut Rumbiak, salah satu dampak positif yang muncul dari iven tersebut adalah peningkatan manfaat ekonomi bagi para pengrajin Noken, khususnya para mama-mama pengrajin.
Popularitas Noken semakin meningkat, dan ini tercermin dari tingginya minat terhadap produk-produk Noken selama festival berlangsung. Partisipasi yang melampaui harapan dari berbagai peserta juga menunjukkan tingkat antusiasme yang luar biasa.
Ia menyatakan keyakinannya bahwa dampak positif dari festival budaya itu akan terus berkelanjutan dalam jangka panjang. FBLB tidak hanya menghadirkan hiburan dan kegembiraan, tetapi juga memperkaya warisan budaya Papua dan mendorong pertumbuhan pariwisata di wilayah terus.
“Dampak yang luar biasa dari kegiatan selama 4 hari ini,” ujar Rumbiak.
Pemandangan menarik juga terlihat dari semangat wisatawan mancanegara (wisman) yang menikmati festival tersebut. Peningkatan kunjungan yang signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya ini sangat menonjol, khususnya ratusan turis mancanegara dari negara Rusia dan China.
“Mereka cukup banyak dan terlihat antusias selama FBLB berlangsung,” kata Rumbiak.
Dalam catatannya, ada sekitar 45.000 pengunjung yang hadir dalam festival 3 hari dan 1 karnaval tersebut. Kunjungan wisman sekitar 620 orang pada hari pertama, jumlah ini terus meningkat hingga menjadi 640 orang pada saat karnaval berlangsung.
Dengan catatan ini, dinasnya meyakini FBLB Tahun 2023 telah membawa harapan positif untuk pertumbuhan pariwisata di wilayah Papua Pegunungan, menandai potensi daya tarik budaya yang semakin memikat perhatian wisatawan dari berbagai belahan dunia.
UMKM Raup Untung
Acara tahunan tersebut tidak hanya menjadi panggung bagi pentas dan pertunjukan warisan budaya orang asli Papua, tetapi juga memberikan peluang luar biasa bagi pengusaha lokal dan peran signifikan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Partisipasi UMKM dalam festival hari pertama diketahui sebanyak 120 UMKM berpartisipasi, diikuti 95 UMKM pada hari kedua, dan 56 UMKM pada hari ketiga. Jumlah ini belum termasuk UMKM lokal yang beroperasi di luar area resmi festival.
Dampak ekonomi dari partisipasi UMKM dalam festival ini, kata Rumbiak, cukup mengesankan. Sejumlah UMKM mengalami lonjakan pendapatan yang signifikan selama periode acara. Salah satu UMKM mengaku kepada mereja jika penjualan beras murah dan minyak goreng murah mampu menghasilkan pendapatan rata-rata sekitar Rp50 juta per hari.
Selain itu, ada pula cerita menarik tentang UMKM lokal yang berhasil meraih keuntungan dengan modal yang terbilang minim, yakni Rp700 ribu untuk membeli gelang-gelang dan permainan lempar gelang ke rokok atau minuman. Namun berhasil meraih keuntungan sebesar Rp6 juta.
Ia menambahkan FBLB tidak hanya menjadi peristiwa budaya yang meriah, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan UMKM dan perkembangan pariwisata di Kabupaten Jayawijaya. Dengan kisah-kisah sukses ini, pihaknya berharap akan masa depan yang cerah semakin menguat di tengah keragaman budaya Papua.
“Festival Budaya Lembah Baliem bukan hanya menginspirasi warisan budaya, tetapi juga mendorong perkembangan ekonomi local,” tuturnya. (Laura Sobuber)