-->

Tahun 2023, BPOM Jayapura Tingkatkan Pendampingan Pelaku UMKM Sagu Papua

Tahun 2023, BBPOM Jayapura Tingkatkan Pendampingan Pelaku UMKM Sagu Papua

JAYAPURA, LELEMUKU.COM – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Jayapura, Provinsi Papua menjadikan program ‘Sagu Papua’ melalui pendampingan terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai salah satu prioritas di Tahun 2023.

Sagu Papua merupakan inovasi BBPOM Jayapura dalam pelayanan publik guna mendukung Misi Badan POM dengan memfasilitasi percepatan pengembangan dunia usaha Obat dan Makanan dan  keberpihakan terhadap UMKM dalam rangka membangun struktur ekonomi yang produktif dan berdaya saing untuk kemandirian bangsa khususnya di wilayah Papua.

“Salah satu yang menjadi prioritas di tahun ini adalah pendampingan pelaku usaha, terutama UMKM yang bergerak di sektor produksi obat dan makanan akan diintensifkan,” ujar Kepala BBPOM Jayapura, Mojaza Sirait, S.Si., Apt kepada Lelemuku.com pada Jumat, 6 Januari 2023.

Ia mengatakan saat ini pihaknya sedang merekapitulasi hasil pendampingan program tersebut kepada para pelaku UMKM sepanjang tahun 2022 dan akan menyurati pemerintah daerah guna secara langsung menyampaikan hasil serta meminta dukungan sinergi peningkatan ekonomi masyarakat.

Menurut Sirait, pihaknya mampu memberikan bantuan berupa pendampingan teknis dan sertifikat, namun terkendala dengan anggaran dan dasar pemberian bantuan yang bukan kewenangan BBPOM.

“Terutama UMKM kita ini kan terbatas dalam hal permodalan dan pembangunan fasilitas yang memenuhi standar Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik atau CPPOB,” katanya.

Sirait menambahkan sektor produksi obat dan makanan sangat penting, apalagi dengan bahan baku yang ada di Papua, misalnya sagu dan buah merah yang bisa diproduksi secara terus-menerus dan skala lebih besar serta keuntungan efek ganda bagi pelaku usaha, petani dan pemilik kebun.

“Multiplier effect kan jelas, sagu misalnya berarti petani sagunya eksis, pemilik sagunya, pembuat kue. Bahan baku sagu pun bisa diperoleh dengan cepat dan mudah. Harapanya dengan harga yang lebih kompetitif,” sebut dia.

Lanjut Sirait, BBPOM mendukung adanya minyak tradisional dari buah merah dimana petani buah merah bisa menanam, menjaga dan memelihara tanaman tersebut dengan konsisten guna menjadi bahan baku untuk industri. Kemudian industri itu sendiri hidup dan kebutuhan obat tradisonal di Papua terpenuhi.

“Masih banyak UMKM belum sesuai standar dalam ijin edar, sehingga produksinya masih terbatas. Kalau tanpa ijin edar kan pelanggaran peraturan perundang-undangan, tentu penjualannya pun jadi sembunyi-sembunyi,” beber dia. (Laura Sobuber)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari  Papua Untuk Semua di Grup Telegram Papua Untuk Semua. Klik link https://t.me/PapuaCom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Papua Untuk Semua - Jendela Anak Tanah