Gol Indah Armanita Bawa Papua Raih Emas Sepak Bola Wanita PON XX
pada tanggal
Tuesday, 12 October 2021
MERAUKE,LELEMUKU.COM – Gol indah yang diciptakan, Liza Armanita Madjar pada menit 75 lewat tendangan keras kaki kanannya dari luar daerah 19 memupuskan mimpi pasukan Pasundan, Jabar membawa pulang medali emas PON XX Papua 2021 di Stadion Katalpal Merauke, Senin (11/10/2021).
Gol itu membuka asa Papua mengawinkan medali emas untuk cabang olahraga sepak bola, bersama tim putra yang masih memasuki babak semifinal.
Juru racik tim Papua, Priagung mengaku permainan Uza Armanita sudah sesuai dengan inisiasi dan instruksi dirinya sebelum pertandingan berlangsung, yaitu pemain harus bisa bersahabat dengan alam, terutama membaca arah angin.
“Saya sudah sampaikan kepada semua pemain, ketika menghadapi angin, bermain dengan pola menyerang total. Pada saat angin bersahabat dengan kita, tendang bola sekerasnya. Jadi, betul!”
“Ketika, Armanita menendang keras bola dibantu angin kencang, bola semakin laju membelokan arah bola, susah diantisipasi kiper dan gol. Gol tadi itu buktinya,” katanya yang sepakat menjawab salah satu awak media bahwa peran angin ikut membantu terjadinya gol, usai pengalungan medali emas, di ruangan Press conference Stadion Katalpal Merauke.
Kedua tim sudah bermain terbuka dan silih berganti dengan pola menyerang, sejak wasit, David Sasube dari Sulawesi Utara, dan hakim garis, M.Kurniadi Effendi asal Bali beserta Suwanto asal Jatim meniup suling kick off babak pertama.
Tim Jabar yang dihuni setengah lusin pemain Timnas mengancam gawang tim putri Papua yang dikawal ketat, Agustina Kwano pada menit 3. Berawal dari eksekusi tendangan pojok. Peluang itu digagalkan kiper, Agustina Kwano. Tim Papua yang ditunjang dukungan pemain kedua belas (10,000 lebih penonton), giliran mengancam gawang Jabar melalui tendangan bebas, Emmy Clarce Falentina Awes. Beruntung masih bisa diantisipasi kiper Jabar, Diyana Herliana.
Berselang dua menit kemudian, Jabar kembali menggempur barisan pertahanan Papua melalui Siti latifah Nurul Inayah. Sayang, tendangannya masih melambung tinggi di atas mistar gawang Agustina Kwano.
Pertandingan yang disajikan kedua tim dalam irama cepat dan silih berganti menggempur barisan pertahanan, pada menit 18 Jabar kembali memiliki peluang mencetak gol melalui tendangan bebas pemain bernomor punggung 15, Helsya Maeisyaroh tidak menemui sasaran.
Jabar nyaris mencetak gol pada menit 45, andai saja sepakan Helsya Maeisyaroh dari luar kotak penalti gagal ditangkap kiper tim putri Papua, Agustina Kwano yang tampil gemilang pada babak pertama. Skor imbang kacamata menutup babak pertama.
Memasuki babak kedua, juru racik tim Papua, Priagung memasukan dua pemain kunci, Liza Armanita Madjar yang menghempaskan impian Jabar dan Yuliana Ongge menambah daya gedor.
Hasil pergantian itu membuahkan gol indah, Liza Armanita menit 75 dari luar daerah 19 tidak mampu dijangkau DiyanaHerliana, walau sudah berjuang menangkap bola sambil terbang, bola yang ditendang keras Armanita tetap menggetarkan jala gawangnya di sisi kiri tiang gawang mengubah kedudukan menjadi 1-0 untuk tim Papua.
Pada 15 menit sisa, plus satu menit tambahan waktu dari jadwal resmi 2 x 45 menit, Jabar berusaha mengejar ketertinggalan, sekurang-kurangnya dua kali peluang emas bisa dipetik melalui lemparan bola mati di jantung pertahanan putri Papua. Namun, upaya Jabar tidak mampu menembus tembok pertahanan belakang yang dikawal ketat Remini Chere Elisabeth Rumbewas, Ruth Marisa Wamblolo, Anggie Selviana Yigibalom dan Debora Pagawak hingga menutup babak kedua kedudukantidak berubah 1-0.
Pada partai bergengsi perburuan medali emas itu, dua pemain Jabar bernomor punggung 17, Rosdilah Siti Nurrohmah dihadiahi kartu kuning wasit David Sasube pada menit 37, akibat menekel keras nomor punggung 12, Marsella Yuliana Awi dan nomor punggung 20, Agnes Sintauli Hutapea, pada menit 51. Sementara, pemain Papua yang mendapat hukuman sama nomor punggung 12. Marsela Yuliana Awi. (HumasPONXX|DEL/WT/SJ/Maria)
Gol itu membuka asa Papua mengawinkan medali emas untuk cabang olahraga sepak bola, bersama tim putra yang masih memasuki babak semifinal.
Juru racik tim Papua, Priagung mengaku permainan Uza Armanita sudah sesuai dengan inisiasi dan instruksi dirinya sebelum pertandingan berlangsung, yaitu pemain harus bisa bersahabat dengan alam, terutama membaca arah angin.
“Saya sudah sampaikan kepada semua pemain, ketika menghadapi angin, bermain dengan pola menyerang total. Pada saat angin bersahabat dengan kita, tendang bola sekerasnya. Jadi, betul!”
“Ketika, Armanita menendang keras bola dibantu angin kencang, bola semakin laju membelokan arah bola, susah diantisipasi kiper dan gol. Gol tadi itu buktinya,” katanya yang sepakat menjawab salah satu awak media bahwa peran angin ikut membantu terjadinya gol, usai pengalungan medali emas, di ruangan Press conference Stadion Katalpal Merauke.
Kedua tim sudah bermain terbuka dan silih berganti dengan pola menyerang, sejak wasit, David Sasube dari Sulawesi Utara, dan hakim garis, M.Kurniadi Effendi asal Bali beserta Suwanto asal Jatim meniup suling kick off babak pertama.
Tim Jabar yang dihuni setengah lusin pemain Timnas mengancam gawang tim putri Papua yang dikawal ketat, Agustina Kwano pada menit 3. Berawal dari eksekusi tendangan pojok. Peluang itu digagalkan kiper, Agustina Kwano. Tim Papua yang ditunjang dukungan pemain kedua belas (10,000 lebih penonton), giliran mengancam gawang Jabar melalui tendangan bebas, Emmy Clarce Falentina Awes. Beruntung masih bisa diantisipasi kiper Jabar, Diyana Herliana.
Berselang dua menit kemudian, Jabar kembali menggempur barisan pertahanan Papua melalui Siti latifah Nurul Inayah. Sayang, tendangannya masih melambung tinggi di atas mistar gawang Agustina Kwano.
Pertandingan yang disajikan kedua tim dalam irama cepat dan silih berganti menggempur barisan pertahanan, pada menit 18 Jabar kembali memiliki peluang mencetak gol melalui tendangan bebas pemain bernomor punggung 15, Helsya Maeisyaroh tidak menemui sasaran.
Jabar nyaris mencetak gol pada menit 45, andai saja sepakan Helsya Maeisyaroh dari luar kotak penalti gagal ditangkap kiper tim putri Papua, Agustina Kwano yang tampil gemilang pada babak pertama. Skor imbang kacamata menutup babak pertama.
Memasuki babak kedua, juru racik tim Papua, Priagung memasukan dua pemain kunci, Liza Armanita Madjar yang menghempaskan impian Jabar dan Yuliana Ongge menambah daya gedor.
Hasil pergantian itu membuahkan gol indah, Liza Armanita menit 75 dari luar daerah 19 tidak mampu dijangkau DiyanaHerliana, walau sudah berjuang menangkap bola sambil terbang, bola yang ditendang keras Armanita tetap menggetarkan jala gawangnya di sisi kiri tiang gawang mengubah kedudukan menjadi 1-0 untuk tim Papua.
Pada 15 menit sisa, plus satu menit tambahan waktu dari jadwal resmi 2 x 45 menit, Jabar berusaha mengejar ketertinggalan, sekurang-kurangnya dua kali peluang emas bisa dipetik melalui lemparan bola mati di jantung pertahanan putri Papua. Namun, upaya Jabar tidak mampu menembus tembok pertahanan belakang yang dikawal ketat Remini Chere Elisabeth Rumbewas, Ruth Marisa Wamblolo, Anggie Selviana Yigibalom dan Debora Pagawak hingga menutup babak kedua kedudukantidak berubah 1-0.
Pada partai bergengsi perburuan medali emas itu, dua pemain Jabar bernomor punggung 17, Rosdilah Siti Nurrohmah dihadiahi kartu kuning wasit David Sasube pada menit 37, akibat menekel keras nomor punggung 12, Marsella Yuliana Awi dan nomor punggung 20, Agnes Sintauli Hutapea, pada menit 51. Sementara, pemain Papua yang mendapat hukuman sama nomor punggung 12. Marsela Yuliana Awi. (HumasPONXX|DEL/WT/SJ/Maria)