Cabor Tinju PON XX Papua Pakai Lonceng Terbesar di Indonesia
pada tanggal
Monday, 4 October 2021
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Cabang Olahraga (Cabor) Tinju PON XX Papua 2021 akan menggunakan lonceng terbesar di Indonesia, peraih penghargaan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Wasit juga Hakim Nasional Cabang Olahraga (Cabor) Tinju, Mohammad Mulyadi asal Provinsi Jawa Tengah menyerahkan lonceng tinju kepada Koordinator Pertandingan, Perwasitan dan Penanggung jawab Disiplin Cabor Tinju PON XX 2021 Papua, Alfred Kayoi di GOR Cenderawasih, Jayapura, Senin (4/10/2021).
Lonceng itu merupakan karya Waluyo, ASN Ajendam IV/Diponegoro, yang juga berprofesi sebagai wasit dan hakim nasional asal Jawa Tengah.
Alfred Kayoi berterima kasih kepada rekannya Waluyo, yang telah menyerahkan lonceng, untuk dipakai pada pertandingan Cabor tinju PON Papua.
“Lonceng ini merupakan oleh-oleh langsung dari pembuatnya, untuk Sub PB PON Kota Jayapura, untuk dipakai pada PON XX/2021Papua,” tutur Alfred Kayoi.
Turut hadir Technical Delegate Tinju PON XX/2021 Papua, Hermanto Ginting dan Pengawas/ Inspektur Tinju PON XX Papua 2021, Danang Adi Kusuma.
Waluyo membuat lonceng tinju pertama pada tahun 2006, dan disusul yang kedua tahun 2015 yang akhirnya membawanya meraih penghargaan dari MURI.
Lonceng tinju kedua berbahan baku besi mempunyai berat 50 kg, tinggi 50 cm dan diameter 1.5 inchi iitu merupakan penyempurnaan pembuatan pertama dengan berat 20 kg, lengkap beserta pemukulnya. Lonceng tersebut berwarna merah dan biru, sesuai sudut dalam pertandingan tinju, yakni sudut merah dan sudut biru.
Lonceng tinju kedua ini dipakai pada saat kejuaraan tinju provinsi yang berlangsung pada Februari 2015 di Pekalongan. Pada momen tersebut di serahkanlah penghargaan dari MURI.
Kehebatan lonceng tersebut adalah suaranya yang bunyinya saat dalam arena indoor maupun outdoor sangat nyaring. Walaupun suara riuh penonton sangat bergemuruh, suara lonceng ini pasti kedengaran.
Cabang olahraga atau Cabor tinju PON XX Papua 2021 dimulai 5 - 13 Oktober 2021 di GOR Cenderawasih, Jayapura.
Cabor tinju mempertandingkan 17 kelas (7 kelas putri dan 10 kelas putra) dan diikuti 28 provinsi dari 34 provinsi di Tanah Air. (HumasPONXX|Makawaru daCunha/Maria)
Wasit juga Hakim Nasional Cabang Olahraga (Cabor) Tinju, Mohammad Mulyadi asal Provinsi Jawa Tengah menyerahkan lonceng tinju kepada Koordinator Pertandingan, Perwasitan dan Penanggung jawab Disiplin Cabor Tinju PON XX 2021 Papua, Alfred Kayoi di GOR Cenderawasih, Jayapura, Senin (4/10/2021).
Lonceng itu merupakan karya Waluyo, ASN Ajendam IV/Diponegoro, yang juga berprofesi sebagai wasit dan hakim nasional asal Jawa Tengah.
Alfred Kayoi berterima kasih kepada rekannya Waluyo, yang telah menyerahkan lonceng, untuk dipakai pada pertandingan Cabor tinju PON Papua.
“Lonceng ini merupakan oleh-oleh langsung dari pembuatnya, untuk Sub PB PON Kota Jayapura, untuk dipakai pada PON XX/2021Papua,” tutur Alfred Kayoi.
Turut hadir Technical Delegate Tinju PON XX/2021 Papua, Hermanto Ginting dan Pengawas/ Inspektur Tinju PON XX Papua 2021, Danang Adi Kusuma.
Waluyo membuat lonceng tinju pertama pada tahun 2006, dan disusul yang kedua tahun 2015 yang akhirnya membawanya meraih penghargaan dari MURI.
Lonceng tinju kedua berbahan baku besi mempunyai berat 50 kg, tinggi 50 cm dan diameter 1.5 inchi iitu merupakan penyempurnaan pembuatan pertama dengan berat 20 kg, lengkap beserta pemukulnya. Lonceng tersebut berwarna merah dan biru, sesuai sudut dalam pertandingan tinju, yakni sudut merah dan sudut biru.
Lonceng tinju kedua ini dipakai pada saat kejuaraan tinju provinsi yang berlangsung pada Februari 2015 di Pekalongan. Pada momen tersebut di serahkanlah penghargaan dari MURI.
Kehebatan lonceng tersebut adalah suaranya yang bunyinya saat dalam arena indoor maupun outdoor sangat nyaring. Walaupun suara riuh penonton sangat bergemuruh, suara lonceng ini pasti kedengaran.
Cabang olahraga atau Cabor tinju PON XX Papua 2021 dimulai 5 - 13 Oktober 2021 di GOR Cenderawasih, Jayapura.
Cabor tinju mempertandingkan 17 kelas (7 kelas putri dan 10 kelas putra) dan diikuti 28 provinsi dari 34 provinsi di Tanah Air. (HumasPONXX|Makawaru daCunha/Maria)