Adli Food, KWT Aru dan Menoken Merauke Lakukan Pelatihan Peningkatan Nilai Pangan Lokal
pada tanggal
Thursday, 23 September 2021
MERAUKE, LELEMUKU.COM - Adli Food, Kelompok Wanita Tani (KWT) Aru Berdaya Sejahtera dan Komunitas Menoken Merauke berkolaborasi melakukan pelatihan peningkatan nilai pangan lokal untuk Kelompok Tani Kaonak.
Melalui pelatihan ini, diharapkan ada ilmu baru bagi peserta untuk pembuatan tepung lokal yang nantinya bisa dibuatkan aneka olahan, sehingga dapat berdaya saing dan nilai jualnya lebih tinggi daripada pangan segar.
"Hari ini kami melatih adik-adik yang kesehariannya berkebun singkong dan petatas, tetapi hanya dijual yang masih umbi segar belum dalam bentuk tepung atau olahan," ujar Pelatih Yulita di Jalan Buti Merauke, Sabtu (18/09/2021).
Pelatihan perdana dan swadaya ini adalah pembuatan tepung mocaf mulai dari pengupasan, pemilihan umbi terbaik kemudian proses pemotongan tipis dengan menggunakan alat potong manual dan yang terpenting menjaga umbi tidak berubah warna jadi kuning atau hitam.
Selanjutnya, dijemur hingga kering dan akhirnya digiling menjadi tepung mocaf dan tepung ubi jalar/petatas dan dikemas dengan kemasan moderen. Setelah itu akan langsung pada praktek olahan jadi pangan lokal yakni kue kering atau kue sempit mocaf.
Namun sebelum masuk pada praktiknya, 25 peserta diberikan materi cara pembuatan sebagai motivasi untuk terus berkreatif, berinovasi menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda dari apa yang ada di lingkungan sekitar.
Pihaknya juga mengundang dinas terkait salah satu yang mewakili adalah Dinas Ketahanan Pangan Merauke. Keterlibatan dinas terkait sangat penting guna terus memberikan dukungan pendampingan, peralatan pendukung maupun modal untuk pengembangan kelompok tersebut. Lebih khusus lagi pendampingan bagi kelompok orang asli Papua (OAP).
"Dengan ketebatasan kami, kami harapkan bisa didukung (support) dari pihak terkait," pinta Lita.
Kabid Ketahanan Pangan Andre Rimbayana mengatakan, pengolahan hasil adalah ada upaya pengawetan bahan mentah sehingga bisa disimpan lama dalam batas waktu tertentu. Selain pengawetan, ada peningkatan nilai produk tersebut.
"Ini perlu kita dorong bersama karena ada peningkatan nilai dari satu produk. Kita sebagai generasi muda saya ajak harus kreatif dan semangat untuk maju," ajak Andre.
Mewakili Dinas Ketahanan Pangan Andre menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas pelatihan hasil kolaborasi bersama ketiga pihak tersebut, terutama telah berbagi ilmu yang dimiliki. Apresiasi juga diberikan kepada peserta yang mau belajar sesuatu yang baru.
"Harapan kami kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan dengan melibatkan lebih banyak lagi peserta supaya makin banyak orang termotivasi dan berkembang dengan pengetahuan yang ada," tutup Andre.(infopublik)
Melalui pelatihan ini, diharapkan ada ilmu baru bagi peserta untuk pembuatan tepung lokal yang nantinya bisa dibuatkan aneka olahan, sehingga dapat berdaya saing dan nilai jualnya lebih tinggi daripada pangan segar.
"Hari ini kami melatih adik-adik yang kesehariannya berkebun singkong dan petatas, tetapi hanya dijual yang masih umbi segar belum dalam bentuk tepung atau olahan," ujar Pelatih Yulita di Jalan Buti Merauke, Sabtu (18/09/2021).
Pelatihan perdana dan swadaya ini adalah pembuatan tepung mocaf mulai dari pengupasan, pemilihan umbi terbaik kemudian proses pemotongan tipis dengan menggunakan alat potong manual dan yang terpenting menjaga umbi tidak berubah warna jadi kuning atau hitam.
Selanjutnya, dijemur hingga kering dan akhirnya digiling menjadi tepung mocaf dan tepung ubi jalar/petatas dan dikemas dengan kemasan moderen. Setelah itu akan langsung pada praktek olahan jadi pangan lokal yakni kue kering atau kue sempit mocaf.
Namun sebelum masuk pada praktiknya, 25 peserta diberikan materi cara pembuatan sebagai motivasi untuk terus berkreatif, berinovasi menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda dari apa yang ada di lingkungan sekitar.
Pihaknya juga mengundang dinas terkait salah satu yang mewakili adalah Dinas Ketahanan Pangan Merauke. Keterlibatan dinas terkait sangat penting guna terus memberikan dukungan pendampingan, peralatan pendukung maupun modal untuk pengembangan kelompok tersebut. Lebih khusus lagi pendampingan bagi kelompok orang asli Papua (OAP).
"Dengan ketebatasan kami, kami harapkan bisa didukung (support) dari pihak terkait," pinta Lita.
Kabid Ketahanan Pangan Andre Rimbayana mengatakan, pengolahan hasil adalah ada upaya pengawetan bahan mentah sehingga bisa disimpan lama dalam batas waktu tertentu. Selain pengawetan, ada peningkatan nilai produk tersebut.
"Ini perlu kita dorong bersama karena ada peningkatan nilai dari satu produk. Kita sebagai generasi muda saya ajak harus kreatif dan semangat untuk maju," ajak Andre.
Mewakili Dinas Ketahanan Pangan Andre menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas pelatihan hasil kolaborasi bersama ketiga pihak tersebut, terutama telah berbagi ilmu yang dimiliki. Apresiasi juga diberikan kepada peserta yang mau belajar sesuatu yang baru.
"Harapan kami kegiatan seperti ini bisa dilaksanakan dengan melibatkan lebih banyak lagi peserta supaya makin banyak orang termotivasi dan berkembang dengan pengetahuan yang ada," tutup Andre.(infopublik)