Frederikus Gebze Ungkap Petani Orang Asli Papua Mampu Bersaing dengan Pendatang di Merauke
pada tanggal
Monday, 11 May 2020
MERAUKE, LELEMUKU.COM - Semakin hari semakin berkembang dan ada kesetaraan. Itulah yang terjadi dengan petani padi orang asli Papua (OAP) di Kabupaten Merauke. Seiring bertambahnya waktu, OAP mampu bersaing dengan pendatang.
Ungkapan ini disampaikan Bupati Merauke, Frederikus Gebze, saat menghadiri panen raya di Kampung Urumb, Distrik Semangga, Kamis (30/4/2020).
"Sudah ada kesataraan saudara-saudara kita orang Papua dengan masyarakat eks trans. Artinya, sudah bisa bersawah dan menanam padi dengan luas sawah kurang 450 hektare yang sudah ada hasilnya," ucap Bupati yang biasa disapa Freddy dalam arahannya.
Padi dengan varietas pandan wangi dan rojolele yang dipanen itu seluas 1,5 hektare dan masih tersisa delapan hektare lagi yang siap dipanen. Potret ini menjadi kebanggaan bersama, ketika semua orang dari berbagai suku mampu dan terus berusaha untuk maju.
Untuk diketahui, pada musim rendengan ini padi milik petani Merauke belum semuanya panen, masih sementara berjalan berkisar 14.000 hektare yang sudah dipanen.
Kesempatan yang sama, petani setempat meminta untuk penambahan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan). Serta, pembuatan talud pinggir sungai agar air asin tidak masuk ke lahan sawah.
"Mengenai alsintan pertanian nanti didata dan disesuaikan seperti apa yg diusulkan kepala kampung," sahut Freddy.
Sebelumnya, bantuan alsintan sudah banyak dibagikan ke kelompok tani Merauke.
Namun, dipakai oleh banyak orang dan kurangnya perawatan membuat sebagian sudah tidak berfungsi. Belum lagi penambahan lahan baru yang terus dibuka, maka harus ada penambahan alsintan. (DiskominfoMerauke)
Ungkapan ini disampaikan Bupati Merauke, Frederikus Gebze, saat menghadiri panen raya di Kampung Urumb, Distrik Semangga, Kamis (30/4/2020).
"Sudah ada kesataraan saudara-saudara kita orang Papua dengan masyarakat eks trans. Artinya, sudah bisa bersawah dan menanam padi dengan luas sawah kurang 450 hektare yang sudah ada hasilnya," ucap Bupati yang biasa disapa Freddy dalam arahannya.
Padi dengan varietas pandan wangi dan rojolele yang dipanen itu seluas 1,5 hektare dan masih tersisa delapan hektare lagi yang siap dipanen. Potret ini menjadi kebanggaan bersama, ketika semua orang dari berbagai suku mampu dan terus berusaha untuk maju.
Untuk diketahui, pada musim rendengan ini padi milik petani Merauke belum semuanya panen, masih sementara berjalan berkisar 14.000 hektare yang sudah dipanen.
Kesempatan yang sama, petani setempat meminta untuk penambahan bantuan alat mesin pertanian (Alsintan). Serta, pembuatan talud pinggir sungai agar air asin tidak masuk ke lahan sawah.
"Mengenai alsintan pertanian nanti didata dan disesuaikan seperti apa yg diusulkan kepala kampung," sahut Freddy.
Sebelumnya, bantuan alsintan sudah banyak dibagikan ke kelompok tani Merauke.
Namun, dipakai oleh banyak orang dan kurangnya perawatan membuat sebagian sudah tidak berfungsi. Belum lagi penambahan lahan baru yang terus dibuka, maka harus ada penambahan alsintan. (DiskominfoMerauke)