Gara-gara Hoax Guru Hina Pelajar, Demonstran Lakukan Aksi Bakar dan Rusuh di Wamena
pada tanggal
Tuesday, 24 September 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Kantor berita Associated Press melaporkan, ratusan demonstran di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua yang rusuh membakar ratusan rumah dan bangunan lain, Senin, sebagai protes atas munculnya kabar bahwa seorang guru telah menghina murid-muridnya.
Kapolda Papua Brigjen Pol Rudolf Albert Rodja mengatakan, massa yang mengamuk membakar gedung-gedung pemerintah, toko-toko, rumah-rumah, serta sejumlah mobil dan sepeda motor di beberapa jalan menuju kantor Bupati Wamena.
Rekaman-rekaman video yang ditayangkan televisi menunjukkan, api yang mengamuk dan asap tampak mengepul dari bangunan-bangunan yang dibakar.
Rodja mengatakan, protes dipicu oleh tuduhan bahwa seorang guru SMA di Wamena yang bukan berasal dari Papua menyebut para pelajar yang penduduk asli Papua sebagai monyet pekan lalu.
Ia mengatakan, penyelidikan polisi menunjukkan tidak adanya pernyataan bernada rasis terhadap pelajar dan bahwa berita bohong itu menyebar di kalangan pelajar di sekolah-sekolah lain dan komunitas-komunitas penduduk asli.
“Kami yakinini informasi keliru yang dirancang untuk menciptakan kerusuhan, “kata Rodja kepada wartawan di Jayapura, ibukota Provinsi Papua. “Ini berita bohong dan saya menyerukan agar masyrakat Papua tidak terprovokasi berita tidak benar ini.”
Aksi protes di Wamena ini mendorong pihak berwenang untuk menutup sementara bandara kota itu hingga situasi kembali normal. (VOA)
Kapolda Papua Brigjen Pol Rudolf Albert Rodja mengatakan, massa yang mengamuk membakar gedung-gedung pemerintah, toko-toko, rumah-rumah, serta sejumlah mobil dan sepeda motor di beberapa jalan menuju kantor Bupati Wamena.
Rekaman-rekaman video yang ditayangkan televisi menunjukkan, api yang mengamuk dan asap tampak mengepul dari bangunan-bangunan yang dibakar.
Rodja mengatakan, protes dipicu oleh tuduhan bahwa seorang guru SMA di Wamena yang bukan berasal dari Papua menyebut para pelajar yang penduduk asli Papua sebagai monyet pekan lalu.
Ia mengatakan, penyelidikan polisi menunjukkan tidak adanya pernyataan bernada rasis terhadap pelajar dan bahwa berita bohong itu menyebar di kalangan pelajar di sekolah-sekolah lain dan komunitas-komunitas penduduk asli.
“Kami yakinini informasi keliru yang dirancang untuk menciptakan kerusuhan, “kata Rodja kepada wartawan di Jayapura, ibukota Provinsi Papua. “Ini berita bohong dan saya menyerukan agar masyrakat Papua tidak terprovokasi berita tidak benar ini.”
Aksi protes di Wamena ini mendorong pihak berwenang untuk menutup sementara bandara kota itu hingga situasi kembali normal. (VOA)