Tarian Yospan Komunitas Papua Sambut Yohana Yembise di Saumlaki
pada tanggal
Wednesday, 28 August 2019
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Tarian Yosim Pancar (Yospan) yang ditampilkan oleh Komunitas Papua di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku menyambut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (RI), Prof. DR. Yohana Susana Yembise, Dip. Apling, MA di Gedung Kesenian Saumlaki pada Selasa (27/08/2019).
Pada acara tatap muka bersama seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Instansi Vertikal dan Tokoh Agama Tanimbar tersebut, Menteri Yohana terlihat menikmati dan melemparkan senyum pada setiap gerakan yang ditampilkan tim penari.
Sementara itu, Komunitas Papua di Tanimbar juga terlihat sangat semangat dan percaya diri menampilkan tarian Kontemporer yang menggambarkan pergaulan atau persahabatan pada kaum muda-mudi Papua itu. Pada penampilan itu, Komunitas Papua Tanimbar pun membuat variasi gerakan dari nama depan Ibu Menteri Yohana Yembise, yaitu variasi gerakan Y, H dan N.
Perwakilan komunitas itu, Nixon Wandoy menyampaikan terima kasih kepada Bupati Tanimbar, Petrus Fatlolon, SH., MH dan istri, Joice Fatlolon Pentury, SP yang telah mengijinkan komunitasnya untuk menampikan tarian tersebut dihadapan menteri Yohana yang merupakan Menteri dan guru besar perempuan pertama dari Papua itu.
Ia pun mengungkapkan lewat penampilan tersebut komunitasnya ingin menunjukkan bahwa walaupun jauh dari tanah kelahiran tetapi komunitas Papua di Tanimbar masih mempertahankan budaya yang merupakan jati diri dan hidup saling berdampingan satu sama lain demi mewujudkan Visi Misi Bupati Fatlolon bersama Wakil Bupati (Wabup) Agustinus Utuwaly, S.Sos yaitu menjadikan masyarakat Kepulauan Tanimbar yang sehat, cerdas, berwibawa dan mandiri.
“Saya berterima kasih dan bersyukur untuk bapak bupati dan ibu Joice atas dukungannya. Kami memulai komunitas ini dari perkumpulan group whatsApp Tanimbar papua. Saya kembali ucapkan banyak terima kasih,” ungkap dia.
Sebelumnya saat Bupati Fatlolon dan Istri menyaksikan langsung latihan dari komunitas itu, ia meminta agar seluruh penari dapat menampilkan tarian dengan penuh penjiwaan dan kegembiraan sama seperti berada di Tanah Papua.
“Lakukan gerak tangan dan badan seperti sedang ada di papua, benar-benar sedang ada di papua. Buang beban pikiran dan wajah tidak senyum dan jangan seperti ada sesuatu yang terganjal. Orang papua itu membawa berkat bagi banyak orang karena dari Tanah Papualah Indonesia ini diberkati,” harapnya pada Minggu (25/09/2019).
Tari Yospan adalah jenis tarian Kontemporer yang menggambarkan pergaulan atau persahabatan pada kaum muda-mudi Biak Numfor. Tarian ini muncul pada tahun 1960 yang kemudian sempat menjadi bagian dari senam kesehatan jasmani (SKJ) di sejumlah instansi pemerintahan.
Tari Yospan merupakan tarian dari penggabungan dua tarian rakyat papua yaitu Yosim dan Pancar. Tari Yosim berasal dari wilayah teluk Sairei, yaitu Serui dan Waropen. Gerak tarian ini mirip poleneis atau dansa asal Eropa. Namun dalam tarian Yosim lebih mengutamakan kebebasan dalam mengekspresikan gerakan dan mengandalkan kelincahan gerak tari. Sedangkan Tari Pancar berasal dari daerah yang berbeda yaitu daerah Biak, Numfor dan Manokwari. Tarian ini lebih kaku karena dalam gerakannya biasanya mengikuti irama Tifa, Ukulele, Gitar dan sebagainya.
Gerakan tarian ini terinspirasi saat pesawat-pesawat bermesin jet mulai mendaratkan rodanya di Biak sekitar 1960an saat terjadi konflik antara Kerajaan Belanda dengan Pemerintah Indonesia.Pada waktu itu, banyak pesawat-pesawat tempur MiG buatan Rusia yang dipacu oleh pilot-pilot Indonesia terbang di atas langit Biak tepatnya di atas Bandara Frans Kaisiepo sambil melakukan gerakan-gerakan aerobati Gerak tarian ini yaitu gerakan dasar yang penuh semangat, dinamik, dan menarik.
Gerakannya dilakukan dengan cara berjalan sambil menari berkeliling lingkaran di iringi oleh musisi yang menyanyikan lagu asal daerah Papua.Gerakan yang terkenal dalam tarian ini adalah pancar gas yang merupakan representasi dari pesawat-pesawat yang melintas dan meninggalkan awan putih di langit, gale-gale, jef, pacul tiga, seka dan sebagainya. (Laura Sobuber)
Pada acara tatap muka bersama seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Instansi Vertikal dan Tokoh Agama Tanimbar tersebut, Menteri Yohana terlihat menikmati dan melemparkan senyum pada setiap gerakan yang ditampilkan tim penari.
Sementara itu, Komunitas Papua di Tanimbar juga terlihat sangat semangat dan percaya diri menampilkan tarian Kontemporer yang menggambarkan pergaulan atau persahabatan pada kaum muda-mudi Papua itu. Pada penampilan itu, Komunitas Papua Tanimbar pun membuat variasi gerakan dari nama depan Ibu Menteri Yohana Yembise, yaitu variasi gerakan Y, H dan N.
Perwakilan komunitas itu, Nixon Wandoy menyampaikan terima kasih kepada Bupati Tanimbar, Petrus Fatlolon, SH., MH dan istri, Joice Fatlolon Pentury, SP yang telah mengijinkan komunitasnya untuk menampikan tarian tersebut dihadapan menteri Yohana yang merupakan Menteri dan guru besar perempuan pertama dari Papua itu.
Ia pun mengungkapkan lewat penampilan tersebut komunitasnya ingin menunjukkan bahwa walaupun jauh dari tanah kelahiran tetapi komunitas Papua di Tanimbar masih mempertahankan budaya yang merupakan jati diri dan hidup saling berdampingan satu sama lain demi mewujudkan Visi Misi Bupati Fatlolon bersama Wakil Bupati (Wabup) Agustinus Utuwaly, S.Sos yaitu menjadikan masyarakat Kepulauan Tanimbar yang sehat, cerdas, berwibawa dan mandiri.
“Saya berterima kasih dan bersyukur untuk bapak bupati dan ibu Joice atas dukungannya. Kami memulai komunitas ini dari perkumpulan group whatsApp Tanimbar papua. Saya kembali ucapkan banyak terima kasih,” ungkap dia.
Sebelumnya saat Bupati Fatlolon dan Istri menyaksikan langsung latihan dari komunitas itu, ia meminta agar seluruh penari dapat menampilkan tarian dengan penuh penjiwaan dan kegembiraan sama seperti berada di Tanah Papua.
“Lakukan gerak tangan dan badan seperti sedang ada di papua, benar-benar sedang ada di papua. Buang beban pikiran dan wajah tidak senyum dan jangan seperti ada sesuatu yang terganjal. Orang papua itu membawa berkat bagi banyak orang karena dari Tanah Papualah Indonesia ini diberkati,” harapnya pada Minggu (25/09/2019).
Tari Yospan adalah jenis tarian Kontemporer yang menggambarkan pergaulan atau persahabatan pada kaum muda-mudi Biak Numfor. Tarian ini muncul pada tahun 1960 yang kemudian sempat menjadi bagian dari senam kesehatan jasmani (SKJ) di sejumlah instansi pemerintahan.
Tari Yospan merupakan tarian dari penggabungan dua tarian rakyat papua yaitu Yosim dan Pancar. Tari Yosim berasal dari wilayah teluk Sairei, yaitu Serui dan Waropen. Gerak tarian ini mirip poleneis atau dansa asal Eropa. Namun dalam tarian Yosim lebih mengutamakan kebebasan dalam mengekspresikan gerakan dan mengandalkan kelincahan gerak tari. Sedangkan Tari Pancar berasal dari daerah yang berbeda yaitu daerah Biak, Numfor dan Manokwari. Tarian ini lebih kaku karena dalam gerakannya biasanya mengikuti irama Tifa, Ukulele, Gitar dan sebagainya.
Gerakan tarian ini terinspirasi saat pesawat-pesawat bermesin jet mulai mendaratkan rodanya di Biak sekitar 1960an saat terjadi konflik antara Kerajaan Belanda dengan Pemerintah Indonesia.Pada waktu itu, banyak pesawat-pesawat tempur MiG buatan Rusia yang dipacu oleh pilot-pilot Indonesia terbang di atas langit Biak tepatnya di atas Bandara Frans Kaisiepo sambil melakukan gerakan-gerakan aerobati Gerak tarian ini yaitu gerakan dasar yang penuh semangat, dinamik, dan menarik.
Gerakannya dilakukan dengan cara berjalan sambil menari berkeliling lingkaran di iringi oleh musisi yang menyanyikan lagu asal daerah Papua.Gerakan yang terkenal dalam tarian ini adalah pancar gas yang merupakan representasi dari pesawat-pesawat yang melintas dan meninggalkan awan putih di langit, gale-gale, jef, pacul tiga, seka dan sebagainya. (Laura Sobuber)