Rudolf Alberth Rodja Apresiasi Pendemo Jayapura Sampaikan Aspirasi Secara Tertib
pada tanggal
Tuesday, 20 August 2019
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Pol. Rudolf Alberth Rodja mengapresiasi ribuan pendemo di Kota Jayapura, yang menyampaikan aspirasi dengan tertib dan tak berbuat anarkis.
Hal demikian disampaikan, Kapolda Senin (19/08/2019) sore, usai mengawal ribuan warga Papua yang turun ke jalan memprotes persekusi dan penangkapan mahasiswa asal Papua yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur.
“Kami dari Polda ikut mengawal para pendemo mulai dari titik keberankatan dan sampai di kantor gubernur untuk menyampaikan aspirasi. Sehingga terkait para pendemo yang dengan tertib turun ke jalan dan datang ke kantor gubernur, kita dari polda apresiasi yang tinggi,” terang dia.
Kapolda mengaku akan mengawal para pendemo hingga pulang kembali ke rumahnya. Dimana pihak Polda Papua pun telah menyiapkan angkutan kendaraan untuk memulangkan pendemo hingga ke titik yang ditentukan.
Sementara dengan diterimanya aspirasi pendemo oleh Gubernur Papua, dia mengimbau agar para pendemo dapat menunggu hasil penyampaian aspirasi kepada Presiden.
“Jangan lakukan tindakan yang inkonstitusional dan merugikan banyak orang,” imbaunya.
Diketahui, ribuan warga Papua yang tergabung dalam koalisi mahasiswa, akktivis dan masyarakat, Senin (19/08/2019) pagi, turun ke jalan memprotes persekusi dan penangkapan mahasiswa asal Papua yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur.
Massa bergerak dari wilayah Abepura dan Waena, menuju kawasan kota hingga menyebabkan sebagian pertokoan dan perkantoran tutup.
Sebagian besar massa bergerak tepat pukul 13.48 WIT dengan berjalan kaki hingga menyebabkan aktivitas pada ruas jalan utama lumpuh total. Aksi demonstrasi ini pun mendapat pengawalan dari aparat TNI dan Polri.
Massa yang tiba sekitar pukul 15.30 WIT tiba di Kantor Gubernur Dok II Jayapura, diterima langsung oleh Gubernur Papua Lukas Enembe, didampingi Ketua DPR Papua Yunus Wonda dan Ketua MRP Timotius Murib, Sekda Papua Hery Dosinaen serta pejabat terkait.
Sejumlah tuntutan pun disampaikan oleh mahasiswa, tokoh dan aktivis yang hadir, dengan satu keinginan, diantaranya menuntut Pemerintah Provinsi Papua, meminta Presiden, Panglima, Kapolri, serta Gubernur Jawa Timur menindak tegas dan memproses hukum ormas serta oknum TNI/Polri yang melakukan sikap rasis kepada mahasiswa asal bumi cenderawasih.
Pendemo juga meminta dengan tegas agar bupati dan walikota setempat meminta maaf kepada masyarakat Papua atas penyataannya. Selanjutnya, meminta Presiden memberikan perlindungan bagi pelajar yang ada di seluruh Indonesia.
Sementara apabila rasiseme, intimidasi, persekusi dan ketidakadilan terus dilakukan kepada masyarakat Papua dan mahasiswa Papua dan kedaulatan dikembalikan kepada rakyat atau referendum. (DiskominfoPapua)
Hal demikian disampaikan, Kapolda Senin (19/08/2019) sore, usai mengawal ribuan warga Papua yang turun ke jalan memprotes persekusi dan penangkapan mahasiswa asal Papua yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur.
“Kami dari Polda ikut mengawal para pendemo mulai dari titik keberankatan dan sampai di kantor gubernur untuk menyampaikan aspirasi. Sehingga terkait para pendemo yang dengan tertib turun ke jalan dan datang ke kantor gubernur, kita dari polda apresiasi yang tinggi,” terang dia.
Kapolda mengaku akan mengawal para pendemo hingga pulang kembali ke rumahnya. Dimana pihak Polda Papua pun telah menyiapkan angkutan kendaraan untuk memulangkan pendemo hingga ke titik yang ditentukan.
Sementara dengan diterimanya aspirasi pendemo oleh Gubernur Papua, dia mengimbau agar para pendemo dapat menunggu hasil penyampaian aspirasi kepada Presiden.
“Jangan lakukan tindakan yang inkonstitusional dan merugikan banyak orang,” imbaunya.
Diketahui, ribuan warga Papua yang tergabung dalam koalisi mahasiswa, akktivis dan masyarakat, Senin (19/08/2019) pagi, turun ke jalan memprotes persekusi dan penangkapan mahasiswa asal Papua yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur.
Massa bergerak dari wilayah Abepura dan Waena, menuju kawasan kota hingga menyebabkan sebagian pertokoan dan perkantoran tutup.
Sebagian besar massa bergerak tepat pukul 13.48 WIT dengan berjalan kaki hingga menyebabkan aktivitas pada ruas jalan utama lumpuh total. Aksi demonstrasi ini pun mendapat pengawalan dari aparat TNI dan Polri.
Massa yang tiba sekitar pukul 15.30 WIT tiba di Kantor Gubernur Dok II Jayapura, diterima langsung oleh Gubernur Papua Lukas Enembe, didampingi Ketua DPR Papua Yunus Wonda dan Ketua MRP Timotius Murib, Sekda Papua Hery Dosinaen serta pejabat terkait.
Sejumlah tuntutan pun disampaikan oleh mahasiswa, tokoh dan aktivis yang hadir, dengan satu keinginan, diantaranya menuntut Pemerintah Provinsi Papua, meminta Presiden, Panglima, Kapolri, serta Gubernur Jawa Timur menindak tegas dan memproses hukum ormas serta oknum TNI/Polri yang melakukan sikap rasis kepada mahasiswa asal bumi cenderawasih.
Pendemo juga meminta dengan tegas agar bupati dan walikota setempat meminta maaf kepada masyarakat Papua atas penyataannya. Selanjutnya, meminta Presiden memberikan perlindungan bagi pelajar yang ada di seluruh Indonesia.
Sementara apabila rasiseme, intimidasi, persekusi dan ketidakadilan terus dilakukan kepada masyarakat Papua dan mahasiswa Papua dan kedaulatan dikembalikan kepada rakyat atau referendum. (DiskominfoPapua)