Hery Dosinaen Pastikan Pemprov Papua Tak Dukung Aksi Demo Ricuh di Malang
pada tanggal
Tuesday, 20 August 2019
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Sekretaris Daerah Hery Dosinaen memastikan aksi demo mahasiswa asal Bumi Cenderawasih yang ricuh di Kota Malang, Provinsi Jawa Timur (Jatim) Kamis (15/08/2019), dilakukan atas inisiatif sendiri tanpa keterlibatan pejabat di Provinsi Papua.
Aksi demo yang berujung anarkis itu, bahkan baru diketahui pejabat Pemprov Papua dari media massa yang kemudian viral di media sosial.
“Demo di Malang itu aspirasi murni dari mahasiswa. Sekali lagi demo itu jelas aspirasi yang keluar sendiri secara otonom dari para mahasiswa asal Papua di Malang,” terang Hery di Jayapura, Jumat (16/08/2019).
Menurut ia, peristiwa tersebut sangat disayangkan Pemprov Papua apalagi sempat terjadi gesekan yang menyebabkan kericuhan. Pun begitu, ia mengimbau semua pihak agar tak mengartikannya secara sempit. Namun memandangnya secara arif dan bijaksana.
“Sebab kejadian ini juga bagian dari masalah kontemporer yang terjadi di Papua. Dan masalah ini telah terakumulasi dari apa yang terpendam dalam hati nurani (mahasiswa),” terang dia.
Ditambahkan, dalam waktu dekat pihaknya bakal membangun komunikasi dengan Pemerintah Kota Malang. Apalagi sudah ada pernyataan dari pemda setempat yang mewacanakan pemulangan para mahasiswa asal Papua.
“Tapi kami lihat pernyataan pemulangan ini baru wacana yang disampaikan pemerintah setempat . (Sebab kalau dilakukan) tentunya berdampak pada aspek lain. Tapi pernyataan itu mungkin dilakukan secara emosional oleh pemda setempat”.
“Sebab kita ini adalah warga Indonesia, sehingga kalau ada hal yang terjadi disana (Malang) lalu dipulangkan, pasti mempunyai efek yang luar biasa pada tanah (Papua) ini,” tegas dia.
Diketahui, Mahasiswa asal Papua di Malang bentrok dengan warga dan pengguna jalan simpang empat Jalan Kehidupan dan Basuki Rahmat, Kamis. Para mahasiswa yang hendak menggelar demo dianggap mengganggu lalu lintas.
Ricuh terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Peristiwa itu berlangsung selama kurang lebih satu jam. Lokasi kejadian tidak jauh dari Alun-Alun Kota Malang. (DiskominfoPapua)
Aksi demo yang berujung anarkis itu, bahkan baru diketahui pejabat Pemprov Papua dari media massa yang kemudian viral di media sosial.
“Demo di Malang itu aspirasi murni dari mahasiswa. Sekali lagi demo itu jelas aspirasi yang keluar sendiri secara otonom dari para mahasiswa asal Papua di Malang,” terang Hery di Jayapura, Jumat (16/08/2019).
Menurut ia, peristiwa tersebut sangat disayangkan Pemprov Papua apalagi sempat terjadi gesekan yang menyebabkan kericuhan. Pun begitu, ia mengimbau semua pihak agar tak mengartikannya secara sempit. Namun memandangnya secara arif dan bijaksana.
“Sebab kejadian ini juga bagian dari masalah kontemporer yang terjadi di Papua. Dan masalah ini telah terakumulasi dari apa yang terpendam dalam hati nurani (mahasiswa),” terang dia.
Ditambahkan, dalam waktu dekat pihaknya bakal membangun komunikasi dengan Pemerintah Kota Malang. Apalagi sudah ada pernyataan dari pemda setempat yang mewacanakan pemulangan para mahasiswa asal Papua.
“Tapi kami lihat pernyataan pemulangan ini baru wacana yang disampaikan pemerintah setempat . (Sebab kalau dilakukan) tentunya berdampak pada aspek lain. Tapi pernyataan itu mungkin dilakukan secara emosional oleh pemda setempat”.
“Sebab kita ini adalah warga Indonesia, sehingga kalau ada hal yang terjadi disana (Malang) lalu dipulangkan, pasti mempunyai efek yang luar biasa pada tanah (Papua) ini,” tegas dia.
Diketahui, Mahasiswa asal Papua di Malang bentrok dengan warga dan pengguna jalan simpang empat Jalan Kehidupan dan Basuki Rahmat, Kamis. Para mahasiswa yang hendak menggelar demo dianggap mengganggu lalu lintas.
Ricuh terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Peristiwa itu berlangsung selama kurang lebih satu jam. Lokasi kejadian tidak jauh dari Alun-Alun Kota Malang. (DiskominfoPapua)