Ingin Deklarasi Perang di Puncak, TPNPB-OPM Undang Wartawan ke Papua
pada tanggal
Saturday, 20 July 2019
ILAGA, LELEMUKU.COM - Pemimpin Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) Goliath Tabuni dan Lekagak Telenggen mengundang semua jurnalis nasional dan internasional untuk meliput aktivitas TPNPB-OPM yang saat ini mendeklarasikan diri sedang berperang melawan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
Melalui informasi yang diterima Lelemuku.com, Goliat pada 16 Juli 2019 menyatakan bahwa mereka telah berkumpul di Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua guna mendeklarasikan perang melawan TNI-Polri.
"Semua pemimpin militer TPNPB di Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Puncak Papua, Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Tembagapura, Papua telah berkumpul di Ilaga untuk melakukan pertemuan untuk melanjutkan perang gerilya melawan pendudukan Militer Kolonial Indonesia di tanah leluhur orang Papua," tulis rilis dari juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom pada Jumat (19/07/2019).
Dikatakan, para pengundang wartawan itu diantaranya Komandan Tinggi TPNPB Jenderal Goliath Naaman Tabuni, TPNPB Komandan Operasi Umum Mayor Jenderal Lekagak Telenggen, Komandan Wilayah pertahanan Sinak Bridgen Militer Murib, Komandan Kawasan Pertahanan Ilaga, Penny Murib, Komandan wilayah pertahanan Intan Jaya Bridgen Ayub Waker, Staf Personil Komando Daerah Pertahanan Kali Kopi Timika Hengky Wamang, Komandan Wilayah pertahanan Jambi, Kabupaten Puncak Jaya, Komandan Kawasan Pertahanan Kwijawage itu mengharapkan agar para wartawan yang datang berasal dari luar negeri.
"Kami berharap bahwa para diplomat TPNPB-OPM yang berada di luar negeri dan juru bicara KOMNAS TPNPB-OPM, Tuan Sebby Sambom akan segera berkomunikasi dengan para wartawan tingkat dunia. seperti Aljazeera, BBC, CNN, ABC Australia, Radio Selandia Baru, Associate Press (AP) NBC, SBS, The Saturday Papper dan Jurnalis lain dari berbagai media di seluruh dunia yang belum kami sebutkan dalam undangan ini," ujar dia.
Mereka juga mengajak jurnalis di Indonesia agar menyampaikan informasi ini, sebab mereka mengklaim media nasional dibatasi dan diteror oleh negara.
"Undangan ini juga disampaikan kepada jurnalis dari berbagai media di Indonesia, yang kredibel dan berwibawa sebagai independensi media dan yang memahami sistem jurnalistik. Kita perlu menyampaikan kata-kata ini kepada media Indonesia, karena sebagian besar media Indonesia dibatasi dan diteror oleh Militer dan Polisi Indonesia dan juga oleh Pemerintah Indonesia," aku Sambom. (Albert Batlayeri)
Melalui informasi yang diterima Lelemuku.com, Goliat pada 16 Juli 2019 menyatakan bahwa mereka telah berkumpul di Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua guna mendeklarasikan perang melawan TNI-Polri.
"Semua pemimpin militer TPNPB di Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Puncak Papua, Kabupaten Intan Jaya dan Kabupaten Tembagapura, Papua telah berkumpul di Ilaga untuk melakukan pertemuan untuk melanjutkan perang gerilya melawan pendudukan Militer Kolonial Indonesia di tanah leluhur orang Papua," tulis rilis dari juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom pada Jumat (19/07/2019).
Dikatakan, para pengundang wartawan itu diantaranya Komandan Tinggi TPNPB Jenderal Goliath Naaman Tabuni, TPNPB Komandan Operasi Umum Mayor Jenderal Lekagak Telenggen, Komandan Wilayah pertahanan Sinak Bridgen Militer Murib, Komandan Kawasan Pertahanan Ilaga, Penny Murib, Komandan wilayah pertahanan Intan Jaya Bridgen Ayub Waker, Staf Personil Komando Daerah Pertahanan Kali Kopi Timika Hengky Wamang, Komandan Wilayah pertahanan Jambi, Kabupaten Puncak Jaya, Komandan Kawasan Pertahanan Kwijawage itu mengharapkan agar para wartawan yang datang berasal dari luar negeri.
"Kami berharap bahwa para diplomat TPNPB-OPM yang berada di luar negeri dan juru bicara KOMNAS TPNPB-OPM, Tuan Sebby Sambom akan segera berkomunikasi dengan para wartawan tingkat dunia. seperti Aljazeera, BBC, CNN, ABC Australia, Radio Selandia Baru, Associate Press (AP) NBC, SBS, The Saturday Papper dan Jurnalis lain dari berbagai media di seluruh dunia yang belum kami sebutkan dalam undangan ini," ujar dia.
Mereka juga mengajak jurnalis di Indonesia agar menyampaikan informasi ini, sebab mereka mengklaim media nasional dibatasi dan diteror oleh negara.
"Undangan ini juga disampaikan kepada jurnalis dari berbagai media di Indonesia, yang kredibel dan berwibawa sebagai independensi media dan yang memahami sistem jurnalistik. Kita perlu menyampaikan kata-kata ini kepada media Indonesia, karena sebagian besar media Indonesia dibatasi dan diteror oleh Militer dan Polisi Indonesia dan juga oleh Pemerintah Indonesia," aku Sambom. (Albert Batlayeri)