Sikapi Meningkatnya Kepadatan Penduduk, Pemkot Jayapura Diskusi dengan Ondoafi
pada tanggal
Sunday, 17 February 2019
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Kepadatan penduduk Kota Jayapura, Provinsi Papua yang terus meningkat, menjadi perhatian serius Pemerintah Kota (Pemkot) dalam mengatasi dampak yang ditimbulkan dari pembukaan lahan dan pembangunan rumah tanpa ijin. Sehingga Wali Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano MM., menggelar pertemuan dengan para Ondoafi se-Port Numbay, Senin (11/2).
“Kami di undang bapak Wali Kota untuk membahas berbagai masalah yang terjadi saat ini di kota Jayapura, banyak terjadi longsor, banjir yang di akibatkan dari kepadatan penduduk di kota Jayapura,”jelas Ondofolo Besar Muara Tami, Abisai Rollo SH.
Ondofolo Besar Muara Tami, mencontohkan dahulu di jaman belanda kota Jayapura hanya bisa ditinggali 1000 jiwa, setapi kenyataan saat ini 100.000 jiwa, sehingga dengan kepadatan penduduk di kota Jayapura, ada yang menebang hutan secara liar, mendirikan pemukiman diatas badan jalan dan aliran sungai, sehingga terjadinya banjir.
“Dengan dasar ini kami di undang Wali Kota untuk menyelamatkan Kota ini,” jelas Abisai.
Wali Kota Jayapura memaparkan hasil pertemuan bersama 10 Ondofolo di wilayah adat Port Numbay, yakni mendukung seluruh program Pembangunan Pemerintah Kota Jayapura, Penanganan Arus masuk ganja dari negera tetangga PNG, menggerakan Satpol PP Kota Jayapura dan Polhut, untuk memasang papan bicara. Serta melarang orang yang menebang pohon dan lahan secara liar.
“Mereka semua sejalan dengan apa yang pemerintah programkan, ini sudah terwujud dan saya akan tindak lanjuti kepada jajaran pemerintah Kota Jayapura,”ungkap BTM sapaan akrabnya.
Hadir dalam rapat tersebut ondofolo Kampung Yoka, kampung Waena, Kampung Tobati, kampung Enggros, Ondofolo besar Muara tami, ondofolo kampung Skouw Sae, Skouw Mabo, Skouw Yambe, ondofolo kampung Nafri dan Ketua LMA Port Numbay. (HumasKotaJayapura)
“Kami di undang bapak Wali Kota untuk membahas berbagai masalah yang terjadi saat ini di kota Jayapura, banyak terjadi longsor, banjir yang di akibatkan dari kepadatan penduduk di kota Jayapura,”jelas Ondofolo Besar Muara Tami, Abisai Rollo SH.
Ondofolo Besar Muara Tami, mencontohkan dahulu di jaman belanda kota Jayapura hanya bisa ditinggali 1000 jiwa, setapi kenyataan saat ini 100.000 jiwa, sehingga dengan kepadatan penduduk di kota Jayapura, ada yang menebang hutan secara liar, mendirikan pemukiman diatas badan jalan dan aliran sungai, sehingga terjadinya banjir.
“Dengan dasar ini kami di undang Wali Kota untuk menyelamatkan Kota ini,” jelas Abisai.
Wali Kota Jayapura memaparkan hasil pertemuan bersama 10 Ondofolo di wilayah adat Port Numbay, yakni mendukung seluruh program Pembangunan Pemerintah Kota Jayapura, Penanganan Arus masuk ganja dari negera tetangga PNG, menggerakan Satpol PP Kota Jayapura dan Polhut, untuk memasang papan bicara. Serta melarang orang yang menebang pohon dan lahan secara liar.
“Mereka semua sejalan dengan apa yang pemerintah programkan, ini sudah terwujud dan saya akan tindak lanjuti kepada jajaran pemerintah Kota Jayapura,”ungkap BTM sapaan akrabnya.
Hadir dalam rapat tersebut ondofolo Kampung Yoka, kampung Waena, Kampung Tobati, kampung Enggros, Ondofolo besar Muara tami, ondofolo kampung Skouw Sae, Skouw Mabo, Skouw Yambe, ondofolo kampung Nafri dan Ketua LMA Port Numbay. (HumasKotaJayapura)