Lukas Enembe Nilai Otsus di Papua Harus Diperbaiki
pada tanggal
Sunday, 25 November 2018
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Gubernur Papua, Lukas Enembe, SIP, MH mengakui, jika sejak adanya Otonomi Khusus (Otsus) di Provinsi Papua, banyak keberhasilan yang dicapai, namun banyak juga yang harus diperbaiki.
"Oleh karena itu, generasi akan datang harus siap, karena pada tahun 2021 dana Otsus sudah tidak ada, tersisa hanya undang-undangnya saja," kata Enembe saat perayaan Hari Otonomi Khusus di Gedung Olahraga (GOR) Cenderawasih, Kota Jayapura, Papua, Rabu (21/11).
Oleh sebab itu, kata Gubernur Lukas Enembe, generasi berikut harus lebih kuat dalam menghadapi tantangan perubahan di Papua. Sebab, tantangan ke depan akan lebih kompleks dan krusial, yang mana akhir-akhir ini negara-negara besar sedang memperebutkan wilayah Pasifik termasuk Papua.
Gubernur Lukas Enembe mengajak generasi milenium harus lebih profesional dan memiliki daya saing lebih tinggi untuk membangun Provinsi Papua. Artinya, apa yang sudah gagal jangan diulang lagi, tetapi perbaiki secara baik sehingga bisa membawa masyarakat Papua ke masa depan lebih baik.
"Jangan kalian ulangi kesalahan yang dilakukan gubernur-gubernur era Otsus. Generasi berikut harus berfikir lebih maju dan pintar. Kalian harus tunjukkan bisa membangun provinsi ini," tegasnya.
Lukas Enembe menilai, 17 tahun perjalanan Otsus di Papua belum sempurna seperti yang diharapkan semua orang, karena masih banyak kelemahan dan kekurangan. Salah satunya, Papua belum memiliki grand desain secara baik sejak awal.
Di era kepemimpinan Almarhum Jacobus Perviddya Solossa (Gubernur Papua tahun 2000), perjuangan keras untuk membangun Papua sudah dilakukan, dengan demikian masyarakat bisa merasakan pembangunan seperti jalan dan sebagainya.
"Lahirnya Otsus pada tahun 2001 membawa harapan baru bagi orang Papua untuk merubah dan menata dirinya menjadi lebih baik. Dengan dana awal sebesar Rp 1 triliun pada 2002, beliau sudah mulai membangun Papua, diantaranya membuka 11 ruas jalan sampai ke pedalaman," ujarnya.
"Dengan merasakan pembangunan ini, baru masyarakat Papua bisa merasakan, Papua adalah bagian dari Indonesia. Jadi, pembangunan di Papua baru dirasakan pada tahun 2002 yakni pada zamannya pak JP Solosa," sambungnya.
Meskipun masih ada berbagai pihak yang menilai perjalanan Otsus belum sempurna karena dengan sekian dana yang diberikan, tapi Papua masih tertinggal jauh, namun Gubernur Enembe mengatakan, masih ada kelemahan dari Papua yang mana tidak menyiapkan grand desain secara baik.
"Memang masih ada kelemahan dan kekurangan, tapi semua tergantung dari kebijakan gubernur di era Otsus periode I, II dan III tentu banyak pengamat menilai dana besar tapi belum maju-maju. Padahal, sejak 2002 sampai saat ini dana Otsus untuk Papua sebesar Rp 68 triliun," kata Enembe.
Bahkan, kata Gubernur Enembe, setiap pemimpin memang miliki kebijakan yang berbeda-beda, yang mana di zaman kepemimpinan dirinya dana Otsus dibagi 20:80, pada zaman JP Solosa 2 tahun pertama dana Otsus 60:40, tahun ketiga 40:60 hingga zamannya Barnabas Suebu. Tetapi, keberhasilan pembangunan tidak ditentukan oleh pemerintah, tapi oleh masyarakat Papua sendiri.
"Kebijakan dan keberpihakan anggaran kita jelas. Sekarang rakyat tinggal memilih, apakah mau maju atau tidak?, atau mau berkelahi terus?, atau masih mau ribut-ribut terus? semua tergantung rakyat Papua," imbuhnya. (DiskominfoPapua)