Narapidana Lapas Wamena Buka Usaha Laundry
pada tanggal
Monday, 1 May 2017
WAMENA (JAYAWIJAYA) - Pengelola Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, segera membuka usaha penatu atau yang sering disebut 'laundry' yakni usaha pencucian dan penyetrikaan pakaian, yang mempekerjakan narapidana penghuni lapas tersebut.
Kepala Lapas Wamena Yusak Bin Sabetu di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Senin, mengatakan sudah ada instruksi pimpinan bagi semua lapas untuk menggeluti usaha penatu.
"Saya mau gandeng pengusaha 'laundry' untuk jasa itu, sementara tenaga kerjanya adalah narapidana dan sudah saya bicara dengan pemilik 'laundry', hanya belum buat pendekatan secara resmi karena kami juga butuh pegawai yang menangani 'laundry', minimal satu orang," katanya.
Ia menambahkan, selain tenaga dan tempat tersedia, jasa penatu di Lapas Wamena akan lebih murah dibandingkan jasa penatu dari luar.
"Ada empat ruangan kosong yang dapat dimanfaatkan, tinggal kita dengan pemilik 'laundry' bagi hasil dan dengan begitu narapindana yang kerja bisa dapat uang untuk belanja kebutuhan mereka," katanya.
Selain jasa pencucian pakaian, lanjut dia, akan dibuka tempat pencucian motor, tambal ban dan pembuatan peti mati, namun perlu dilakukan pembenahan terlebih dahulu bagi narapidana agar tidak dijerat pikiran untuk kabur dari lapas.
"Hanya kesulitannya kalau kacau-kacau (narapidana selalu berusaha kabur) begini terus, pembinaan susah," katanya.
Menurut dia, akan selalu dibangun koordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk memberikan pembinaan bagi warga binaan di sana.
"Kami sudah sampaikan kepada pemkab, hanya kendalanya tahun ini katanya tidak ada anggaran," ujarnya. (antara)
Kepala Lapas Wamena Yusak Bin Sabetu di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Senin, mengatakan sudah ada instruksi pimpinan bagi semua lapas untuk menggeluti usaha penatu.
"Saya mau gandeng pengusaha 'laundry' untuk jasa itu, sementara tenaga kerjanya adalah narapidana dan sudah saya bicara dengan pemilik 'laundry', hanya belum buat pendekatan secara resmi karena kami juga butuh pegawai yang menangani 'laundry', minimal satu orang," katanya.
Ia menambahkan, selain tenaga dan tempat tersedia, jasa penatu di Lapas Wamena akan lebih murah dibandingkan jasa penatu dari luar.
"Ada empat ruangan kosong yang dapat dimanfaatkan, tinggal kita dengan pemilik 'laundry' bagi hasil dan dengan begitu narapindana yang kerja bisa dapat uang untuk belanja kebutuhan mereka," katanya.
Selain jasa pencucian pakaian, lanjut dia, akan dibuka tempat pencucian motor, tambal ban dan pembuatan peti mati, namun perlu dilakukan pembenahan terlebih dahulu bagi narapidana agar tidak dijerat pikiran untuk kabur dari lapas.
"Hanya kesulitannya kalau kacau-kacau (narapidana selalu berusaha kabur) begini terus, pembinaan susah," katanya.
Menurut dia, akan selalu dibangun koordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk memberikan pembinaan bagi warga binaan di sana.
"Kami sudah sampaikan kepada pemkab, hanya kendalanya tahun ini katanya tidak ada anggaran," ujarnya. (antara)