Yohana Yembise Ingin Putuskan Rantai Kekerasan Anak di Tanah Papua
pada tanggal
Saturday, 8 April 2017
KOTA JAYAPURA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI Yohana Yembise, menegaskan rantai kekerasan di Papua harus diputuskan.
Penegasan tersebut disampaikannya saat berkunjung ke SD Negeri Inpres, Vim II, Jalan Jeruk Nipis, Kotaraja, Kota Jayapura, Kamis (6/3).
Turut mendampingi, Staf Khusus Menteri PPPA, Asisten II, Kepala DPPPA-KB Provinsi Papua, serta Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura.
"Kita harus putuskan mata rantai kekerasan terhadap anak - anak, kekerasan fisik, psikis dan lainya," tegasnya.
Kepada satuan pendidikan, Yohana juga berpesan, agar tidak mengerasi peserta didiknya saat proses belajar mengajar.
"Kepada bapak dan ibu guru, jangan ada kekerasan fisik, guru memukul anak sudah tidak boleh terjadi di sekolah. Kalau ada guru yang memukul muridnya akan berhadapan dengan hukum, karena itu sudah ada di undang - undang," tegasnya lagi.
Dikatakan, anak-anak tidak boleh menderita batin, tekanan itu melanggar UU anak apa lagi kekerasan seksual.
"Jangan sampai mengalami kekerasan seksual, sudah ada Undang - undang baru 2016 bagi siapa yang
melakukan kekerasan terhadap anak perempuan, sampai mengalami cacat atau meninggal terancam pidana seumur hidup, dipenjara, hukum kebiri dan lainnya. Negara sudah melindungi benar- benar jadi jangan main-main dengan anak-anak ini," tegas Mentri.
Yohana pun mendorong soal proses hukumnya dengan melapor kepada Dinas PPPA atau kepada dirinya langsung melalui Kementrian di Jakarta.
"Kami akan tindaklanjuti itu, anak - anak ini adalah aset masyarakat Papua, kami ini hanya sementara saja, dan mereka-mereka ini lima sampai sepuluh tahun ke depan akan memimpin Papua khususnya Kota Jayapura," cetusnya.
Namun ia juga mengaku angka kekerasan bagi anak dan perempuan di Kota Jayapura sudah berkurang karena masyarakat mulai menyadari hal itu.
Dalam kesempatan itu juga, Menteri Perempuan Papua pertama itu, menyerahkan sejumlah bantuan komputer dan alat olah raga.
Sementara itu, dalam sambutan Penjabat Wali Kota, di wakili, Asisten II Nurjainudin Konu, mengaku bersyukur karena perhatian Menteri kepada sekolah di Kota Jayapura.
"Ini perhatian yang penting dalam upaya meningkatkan SDM," ucapnya.
Dikatakan, mengenai pendidikan di Kota Jayapura, Pemkot terus berupaya meningkatkan fasilitas dan mutu guru, sehingga terus perkembang dan telah mencapai tingkat prestasi lulusan yang baik.
"Kalau kita mau maju, maka perhatikan sektor pendidikan," tukasnya. (dharapos.com)
Penegasan tersebut disampaikannya saat berkunjung ke SD Negeri Inpres, Vim II, Jalan Jeruk Nipis, Kotaraja, Kota Jayapura, Kamis (6/3).
Turut mendampingi, Staf Khusus Menteri PPPA, Asisten II, Kepala DPPPA-KB Provinsi Papua, serta Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura.
"Kita harus putuskan mata rantai kekerasan terhadap anak - anak, kekerasan fisik, psikis dan lainya," tegasnya.
Kepada satuan pendidikan, Yohana juga berpesan, agar tidak mengerasi peserta didiknya saat proses belajar mengajar.
"Kepada bapak dan ibu guru, jangan ada kekerasan fisik, guru memukul anak sudah tidak boleh terjadi di sekolah. Kalau ada guru yang memukul muridnya akan berhadapan dengan hukum, karena itu sudah ada di undang - undang," tegasnya lagi.
Dikatakan, anak-anak tidak boleh menderita batin, tekanan itu melanggar UU anak apa lagi kekerasan seksual.
"Jangan sampai mengalami kekerasan seksual, sudah ada Undang - undang baru 2016 bagi siapa yang
melakukan kekerasan terhadap anak perempuan, sampai mengalami cacat atau meninggal terancam pidana seumur hidup, dipenjara, hukum kebiri dan lainnya. Negara sudah melindungi benar- benar jadi jangan main-main dengan anak-anak ini," tegas Mentri.
Yohana pun mendorong soal proses hukumnya dengan melapor kepada Dinas PPPA atau kepada dirinya langsung melalui Kementrian di Jakarta.
"Kami akan tindaklanjuti itu, anak - anak ini adalah aset masyarakat Papua, kami ini hanya sementara saja, dan mereka-mereka ini lima sampai sepuluh tahun ke depan akan memimpin Papua khususnya Kota Jayapura," cetusnya.
Namun ia juga mengaku angka kekerasan bagi anak dan perempuan di Kota Jayapura sudah berkurang karena masyarakat mulai menyadari hal itu.
Dalam kesempatan itu juga, Menteri Perempuan Papua pertama itu, menyerahkan sejumlah bantuan komputer dan alat olah raga.
Sementara itu, dalam sambutan Penjabat Wali Kota, di wakili, Asisten II Nurjainudin Konu, mengaku bersyukur karena perhatian Menteri kepada sekolah di Kota Jayapura.
"Ini perhatian yang penting dalam upaya meningkatkan SDM," ucapnya.
Dikatakan, mengenai pendidikan di Kota Jayapura, Pemkot terus berupaya meningkatkan fasilitas dan mutu guru, sehingga terus perkembang dan telah mencapai tingkat prestasi lulusan yang baik.
"Kalau kita mau maju, maka perhatikan sektor pendidikan," tukasnya. (dharapos.com)