SMKN1 Aimas Kekurangan Komputer untuk UNBK
pada tanggal
Thursday, 6 April 2017
AIMAS (SORONG) - Sekolah Menengah Kejuruaan Negeri 1 Aimas Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat kekurangan komputer sehingga siswa peserta Ujian Nasional Berbasis Komputer (UMBK) Rabu, membawa laptop dari rumah.
Kepala SMK Negeri 1 Aimas Maria Agustina Nurhening Setyawati di Sorong, mengatakan, total siswa yang mengikuti UNBK sebanyak 176 orang sedangkan komputer dan laptop milik sekolah yang tersedia hanya 40 unit.
Karena itu, kata dia, pelaksanaan UNBK dibagi dalam dua sesi yakni, sesi pertama 90 orang siswa dan sesi kedua sebanyak 86 orang siswa.
"Ada pula sebagian siswa yang menggunakan laptop milik mereka sendiri yang telah di instal aplikasi UNBK oleh panitia pelaksan," ujarnya.
Dia mengatakan, sebelum pelaksanaan UNBK pihak sekolah telah mengajukan pengadaan atau bantuan laptop kepada dinas pendidikan Provinsi Papua Barat maupun dinas pendidikan Kabupaten Sorong, namun tidak juga terealisasi sampai pelaksanaan ujian.
"Akhirnya kami menggunakan komputer dan laptop seadanya serta meminta pula kepada siswa yang punya laptop pribadi untuk digunakan," ujarnya.
Penggunaan laptop tersebut sekaligus mengantisipasi pemadaman listrik secara tiba-tiba pada saat proses ujian berlangsung karena sekolah tidak punya generator listrik cadangan.
"Meski pun keterbatasan komputer dan laptop, namun proses UNBK sejak hari pertama berjalan aman dan lancar dan diharapkan seluruh siswa lulus 100 persen," tambah dia. (antara)
Kepala SMK Negeri 1 Aimas Maria Agustina Nurhening Setyawati di Sorong, mengatakan, total siswa yang mengikuti UNBK sebanyak 176 orang sedangkan komputer dan laptop milik sekolah yang tersedia hanya 40 unit.
Karena itu, kata dia, pelaksanaan UNBK dibagi dalam dua sesi yakni, sesi pertama 90 orang siswa dan sesi kedua sebanyak 86 orang siswa.
"Ada pula sebagian siswa yang menggunakan laptop milik mereka sendiri yang telah di instal aplikasi UNBK oleh panitia pelaksan," ujarnya.
Dia mengatakan, sebelum pelaksanaan UNBK pihak sekolah telah mengajukan pengadaan atau bantuan laptop kepada dinas pendidikan Provinsi Papua Barat maupun dinas pendidikan Kabupaten Sorong, namun tidak juga terealisasi sampai pelaksanaan ujian.
"Akhirnya kami menggunakan komputer dan laptop seadanya serta meminta pula kepada siswa yang punya laptop pribadi untuk digunakan," ujarnya.
Penggunaan laptop tersebut sekaligus mengantisipasi pemadaman listrik secara tiba-tiba pada saat proses ujian berlangsung karena sekolah tidak punya generator listrik cadangan.
"Meski pun keterbatasan komputer dan laptop, namun proses UNBK sejak hari pertama berjalan aman dan lancar dan diharapkan seluruh siswa lulus 100 persen," tambah dia. (antara)