Sikap Toleransi Umat Beragama Ciptakan Kedamaian
pada tanggal
Friday, 14 April 2017
MERAUKE - Memasuki masa pekan suci atau kisah sengsara Yesus yang dirayakan oleh umat Nasrani songsong perayaan Paskah, diperlukan sikap saling menghormati antara sesama umat beragama. Segenap umat nasrani maupun masyarakat pada umumnya dihimbau tetap menjaga nilai persaudaraan, nilai kesatuan dan menerapkan sikap tolerasni kepada agama sahabat yang merayakannya.
“Dengan demikian kita menciptakan rasa aman dan damai. Allah mengajarkan kita untuk saling mengasihi satu dengan yang lain. Saling melayani dan kerjasama membangun persaudaraan yang baik. Karena perbuatan dosa membuat kita terpuruk dalam banyak penyimpangan hidup,” jelas Pastor Antonius Fanumbi, MSC , Senin (10/4).
Tema aksi puasa pembangun gereja Katolik tahun 2017 “Keluarga Berwawasan Lingkungan” mengajarkan kepada umat untuk menjaga dan memelihara lingkungan di sekitrnya. Selain relasi yang baik dengan Tuhan, sesama, keluarga tetpi dituntut pula relasi manusia dengan alam. Manusia diwajibkan menghargai dan mencintai ciptaan Tuahan, tidak melakuka kerusakan dengan tindakan-tindakan yang mengancam kerusakan alam atau lingkungan sekitarnya.
“Selain pertobatan dari perbuatan yang melanggar ketetapan Tuhan, umat Allah diajak untuk bertobat secra ekologi yakni membuang sampah pada tempatnya. Tidak menebang hutan sembarangan, tidak menggali pasir di sepanjang pantai atau aktifitas yang mengakibatkan pencemaran air,” tandasnya.(suaramerauke.go.id)
“Dengan demikian kita menciptakan rasa aman dan damai. Allah mengajarkan kita untuk saling mengasihi satu dengan yang lain. Saling melayani dan kerjasama membangun persaudaraan yang baik. Karena perbuatan dosa membuat kita terpuruk dalam banyak penyimpangan hidup,” jelas Pastor Antonius Fanumbi, MSC , Senin (10/4).
Tema aksi puasa pembangun gereja Katolik tahun 2017 “Keluarga Berwawasan Lingkungan” mengajarkan kepada umat untuk menjaga dan memelihara lingkungan di sekitrnya. Selain relasi yang baik dengan Tuhan, sesama, keluarga tetpi dituntut pula relasi manusia dengan alam. Manusia diwajibkan menghargai dan mencintai ciptaan Tuahan, tidak melakuka kerusakan dengan tindakan-tindakan yang mengancam kerusakan alam atau lingkungan sekitarnya.
“Selain pertobatan dari perbuatan yang melanggar ketetapan Tuhan, umat Allah diajak untuk bertobat secra ekologi yakni membuang sampah pada tempatnya. Tidak menebang hutan sembarangan, tidak menggali pasir di sepanjang pantai atau aktifitas yang mengakibatkan pencemaran air,” tandasnya.(suaramerauke.go.id)