Polres Jayawijaya Ungkap 14 Kasus Pembuatan Miras Oplosan
pada tanggal
Friday, 21 April 2017
WAMENA (JAYAWIJAYA) - Kepolisian Resor Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua telah mengungkap 14 kasus pembuatan dan peredaran minuman oplosan sepanjang Januari-April 2017.
Kapolres Jayawijaya melalui Kasat Narkoba Iptu Anwar Kayal, Kamis mengatakan penangan minuman beralkohol sudah menjadi instruksi Kapolda untuk diberantas dan pihaknya tidak akan memberikan toleransi bagi pelaku yang mengedarkan atau membuat minuman beralkohol.
"Kita konsisten untuk penanganan minuman beralkohol dan dari 14 kasus yang kami amankan, barang buktinya mencapai 2000 liter lebih, termasuk alat pembuatan minuman juga kami amankan," kata Anwar di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya.
Sanksi yang dikenakan kepada pelaku, kata dia, merupakan efek jerah sebagaimana perintah kapolda saat kunjungan ke Wamena.
"2 kasus dijerat pasal 204 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara, 7 kasus dikenakan tipiring dengan denda 15 juta dan hukuman 1 - 2 bulan, dan 5 kasus lainnya atau pembuat minuman oplosan berhasil melarikan diri saat dilakukan penangkapan," katanya.
Walau akan terus melakukan koordinasi dan melibatkan TNI,tokoh adat, agama dan tokoh masyarakat dalam pemberantasan peredaran minuman beralkohol, ia mengharapkan dukungan semua masyarakat.
"Kami mengharapkan peran serta masyarakat untuk memberantas minuman keras, karena informasi sekecil apapun dari masyarakat itu sangat kami perluhkan," katanya.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw, memerintahkankan polisi di Jayawijaya agar selama satu pekan melakukan pemberantasan peredaran minuman beralkohol, sebab minuman beralkohol diduga sebagai satu penyebab munculnya kasus kriminal.
"Kasat Narkoba, satu minggu ini harus dapat membersihkan peredaran minuman beralkohol, termasuk yang buatan lokal, dan kapolres memimpin langsung kegiatan turun lapangan. Anggota juga harus bantu," kata Paulus. (antara)
Kapolres Jayawijaya melalui Kasat Narkoba Iptu Anwar Kayal, Kamis mengatakan penangan minuman beralkohol sudah menjadi instruksi Kapolda untuk diberantas dan pihaknya tidak akan memberikan toleransi bagi pelaku yang mengedarkan atau membuat minuman beralkohol.
"Kita konsisten untuk penanganan minuman beralkohol dan dari 14 kasus yang kami amankan, barang buktinya mencapai 2000 liter lebih, termasuk alat pembuatan minuman juga kami amankan," kata Anwar di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya.
Sanksi yang dikenakan kepada pelaku, kata dia, merupakan efek jerah sebagaimana perintah kapolda saat kunjungan ke Wamena.
"2 kasus dijerat pasal 204 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara, 7 kasus dikenakan tipiring dengan denda 15 juta dan hukuman 1 - 2 bulan, dan 5 kasus lainnya atau pembuat minuman oplosan berhasil melarikan diri saat dilakukan penangkapan," katanya.
Walau akan terus melakukan koordinasi dan melibatkan TNI,tokoh adat, agama dan tokoh masyarakat dalam pemberantasan peredaran minuman beralkohol, ia mengharapkan dukungan semua masyarakat.
"Kami mengharapkan peran serta masyarakat untuk memberantas minuman keras, karena informasi sekecil apapun dari masyarakat itu sangat kami perluhkan," katanya.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw, memerintahkankan polisi di Jayawijaya agar selama satu pekan melakukan pemberantasan peredaran minuman beralkohol, sebab minuman beralkohol diduga sebagai satu penyebab munculnya kasus kriminal.
"Kasat Narkoba, satu minggu ini harus dapat membersihkan peredaran minuman beralkohol, termasuk yang buatan lokal, dan kapolres memimpin langsung kegiatan turun lapangan. Anggota juga harus bantu," kata Paulus. (antara)