Pendidikan Multi Bahasa Berbasis Bahasa Ibu (PMB-BBI) akan Dikembangkan
pada tanggal
Friday, 21 April 2017
KOTA JAYAPURA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua siap menindaklanjuti program Pendidikan Multi Bahasa Berbasis Bahasa Ibu (PMB-BBI) yang dikembangkan bersama Lembaga Kemitraan Pengembangan Kapasitas dan Analisis Sektor Pendidikan atau Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP).
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Elias Wonda di Jayapura, Kamis, mengatakan program percontohan implementasi penggunaan bahasa ibu sebagai pengantar dalam kelas kepada siswa PAUD dan kelas awal Sekolah Dasar dinilai sebagai langkah strategis.
"Penggunaan PMB-BBI ini dinilai sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Provinsi papua dan telah memasuki tahap transisi untuk direplikasi secara lebih luas," katanya.
Elias menjelaskan inovasi itu dimulai dengan perubahan Rencana Strategis (Renstra) Pendidikan Papua pada November 2015 yang memusatkan proyek percontohannya di Kuyawage Kabupaten Lanny Jaya sejak Juni 2016 berbasis pada survei dasar dan penilaian sampel perbandingan.
Senada dengan Elias Wonda, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Papua Muhammad Musaad mengatakan kebijakan PMB-BBI di Bumi Cenderawasih juga didukung oleh Peraturan Daerah Khusus Nomor 3 Tahun 2013 tentang pelayanan pendidikan bagi komunitas adat terpencil.
"Undang-undang di tingkat regional mencerminkan dukungan politik dan legislatif bagi PMB-BBI di level nasional," ujar Musaad.
Menurut Musaad, Renstra Kemendikbud secara eksplisit menyebutkan bahasa ibu dapat digunakan sebagai bahasa pengantar di kelas-kelas awal untuk memperkaya bentuk implementasi diversifikasi kurikulum.
"Kami mengapresiasi terobosan ini sehingga program ini perlu dijalankan secara berkelanjutan, tidak hanya di tataran sekolah tetapi juga berbagai persoalan yang mendesak," katanya lagi. (antara)
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Elias Wonda di Jayapura, Kamis, mengatakan program percontohan implementasi penggunaan bahasa ibu sebagai pengantar dalam kelas kepada siswa PAUD dan kelas awal Sekolah Dasar dinilai sebagai langkah strategis.
"Penggunaan PMB-BBI ini dinilai sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Provinsi papua dan telah memasuki tahap transisi untuk direplikasi secara lebih luas," katanya.
Elias menjelaskan inovasi itu dimulai dengan perubahan Rencana Strategis (Renstra) Pendidikan Papua pada November 2015 yang memusatkan proyek percontohannya di Kuyawage Kabupaten Lanny Jaya sejak Juni 2016 berbasis pada survei dasar dan penilaian sampel perbandingan.
Senada dengan Elias Wonda, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Papua Muhammad Musaad mengatakan kebijakan PMB-BBI di Bumi Cenderawasih juga didukung oleh Peraturan Daerah Khusus Nomor 3 Tahun 2013 tentang pelayanan pendidikan bagi komunitas adat terpencil.
"Undang-undang di tingkat regional mencerminkan dukungan politik dan legislatif bagi PMB-BBI di level nasional," ujar Musaad.
Menurut Musaad, Renstra Kemendikbud secara eksplisit menyebutkan bahasa ibu dapat digunakan sebagai bahasa pengantar di kelas-kelas awal untuk memperkaya bentuk implementasi diversifikasi kurikulum.
"Kami mengapresiasi terobosan ini sehingga program ini perlu dijalankan secara berkelanjutan, tidak hanya di tataran sekolah tetapi juga berbagai persoalan yang mendesak," katanya lagi. (antara)