Pelapor PBB Minta Pemprov Papua Tingkatkan Layanan Kesehatan
pada tanggal
Saturday, 1 April 2017
KOTA JAYAPURA - Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Bidang Kesehatan, Dainius Puras meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua meningkatkan pelayanan kesehatan (yankes) melalui upaya perbaikan di sejumlah lini.
"Seperti kesehatan ibu dan kesehatan anak-anak, seksual dan reproduksi, kesehatan mental, HIV-AIDS dan narkoba," katanya di Jayapura, Jumat.
Menurut Dainius, pihaknya telah menerima penyampaian dari berbagai kalangan terkait pelayanan kesehatan di Papua, dan pada intinya diperlukan perbaikan oleh pemerintah daerah.
"Penting untuk bagaimana mencari solusi terkait pelayanan kesehatan di Papua, bagaimana layanan yang bisa diterima dan digunakan oleh masyarakat," ujarnya.
Dia menjelaskan selaku ahli independen pihaknya akan menyampaikan kepada PBB apa isu kesehatan yang berkembang di Papua, setelah mendapat masukan tentang pelayanan kesehatan pada wilayah tersebut.
"Tugas yang diobservasi berbeda, misalnya informasi dari pihak Rumah Sakit Jiwa terkait upaya yang sudah diberikan terhadap pasien gangguan mental, apa yang sudah dilakukan bisa digali kembali," katanya lagi.
Selain itu, peningkatan kasus seperti angka kematian ibu dan anak bisa dicegah dengan melihat hal-hal apa yang bisa menjadi perhatian, dengan melibatkan "stakeholder" termasuk adanya hubungan kesehatan dengan kondisi sosial ekonomi.
"Kami juga memberi perhatian terkait penyakit HIV/AIDS yang tingkat prevalensinya semakin tinggi, pihaknya juga memberi perhatian terhadap masalah narkoba dan kesehatan anak-anak," ujar Dainius. (antara)
"Seperti kesehatan ibu dan kesehatan anak-anak, seksual dan reproduksi, kesehatan mental, HIV-AIDS dan narkoba," katanya di Jayapura, Jumat.
Menurut Dainius, pihaknya telah menerima penyampaian dari berbagai kalangan terkait pelayanan kesehatan di Papua, dan pada intinya diperlukan perbaikan oleh pemerintah daerah.
"Penting untuk bagaimana mencari solusi terkait pelayanan kesehatan di Papua, bagaimana layanan yang bisa diterima dan digunakan oleh masyarakat," ujarnya.
Dia menjelaskan selaku ahli independen pihaknya akan menyampaikan kepada PBB apa isu kesehatan yang berkembang di Papua, setelah mendapat masukan tentang pelayanan kesehatan pada wilayah tersebut.
"Tugas yang diobservasi berbeda, misalnya informasi dari pihak Rumah Sakit Jiwa terkait upaya yang sudah diberikan terhadap pasien gangguan mental, apa yang sudah dilakukan bisa digali kembali," katanya lagi.
Selain itu, peningkatan kasus seperti angka kematian ibu dan anak bisa dicegah dengan melihat hal-hal apa yang bisa menjadi perhatian, dengan melibatkan "stakeholder" termasuk adanya hubungan kesehatan dengan kondisi sosial ekonomi.
"Kami juga memberi perhatian terkait penyakit HIV/AIDS yang tingkat prevalensinya semakin tinggi, pihaknya juga memberi perhatian terhadap masalah narkoba dan kesehatan anak-anak," ujar Dainius. (antara)