Papuan Bridge Program (PBP) Luluskan Empat Sarjana dari Institut Teknologi Bandung (ITB)
pada tanggal
Saturday, 8 April 2017
JAKARTA - Papuan Bridge Program (PBP), yang diselenggarakan PT Freeport Indonesia, meluluskan empat putra asli Papua menyandang gelar sarjana pertambangan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1 April 2017.
Koordinator PBP ITB Udjiana Sekteria Pasaribu saat dihubungi di Jakarta, Jumat mengatakan dirinya memuji semangat para putra asli Papua, yang kompak, mau belajar, sehingga lulus tepat waktu.
"Mereka berhasil melewati masa sulit di ITB, karena mereka rajin bertanya dan selalu mendengarkan bimbingan dari kami. Mudah-mudahan ini menular ke mahasiswa lain dari Papua, dan pendidikan menjadi 'way of life'," katanya yang juga pengajar statistika program Matematika ITB.
Keempat mahasiswa Papua yang lulus tersebut adalah Baldus Ambrauw, Orlando Fonataba, Oktovianus Irimi, dan Andrew Karubaba.
Mereka sebelumnya adalah lulusan program Diploma 3 Universitas Cendrawasih dan Universitas Papua yang berkesempatan meneruskan program sarjana di ITB melalui PBP, yang diselenggarakan Freeport Indonesia sejak 2012.
Menurut Baldus, Freeport tidak hanya memberikan mereka beasiswa, namun juga membekali, membina, memantau, serta mengajak berkomunikasi apabila ada kendala dalam perkuliahan.
"Kerja sama Freeport dan ITB ini juga sangat baik, apalagi ada mentor yang selalu siap membantu kami untuk mengejar ketertinggalan," katanya.
PBP adalah program pengembangan untuk mahasiswa Papua yang telah lulus dari universitas dan akan terjun ke dunia usaha atau kerja.
Tujuan utama program adalah mengembangkan sumber daya manusia Papua semaksimal mungkin, sehingga dapat bersaing di dunia kerja.
PBP terdiri atas dua jalur yakni reguler berupa program magang selama tiga bulan yang diselenggarakan Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) di bawah naungan PT Freeport Indonesia, dengan tujuan mengembangkan putra-putri Papua yang baru lulus S1 atau S2.
Jalur kedua adalah D3 Pertambangan yang menjembatani putra-putri Papua lulusan D3 pertambangan dari universitas di Papua, untuk melanjutkan studi ke strata sarjana di Fakultas Teknik Tambang dan Mineral (FTTM) ITB dengan beasiswa penuh Freeport.
Saat ini, PBP memasuki tahun ketujuh dan menghasilkan 16 angkatan dengan total lulusan lebih dari 160 orang.
Kini, mereka berkarya di berbagai sektor termasuk di Freeport Indonesia, pegawai negeri sipil, karyawan swasta, dan menjadi pengusaha di Papua maupun luar Papua.
"Kami percaya apa yang sudah Freeport Indonesia buat untuk kami pasti besar manfaatnya untuk kami ke depan. Walaupun kami awalnya tidak berani bermimpi, namun sekarang kami mampu dan bisa," kata Baldus.
Sekarang, dengan gelar sarjana pertambangan yang disandangnya, ia percaya diri dan berani bersaing dengan insinyur pertambangan lainnya.
Ia pun menyampaikan kepada anak-anak muda Papua, apabila sudah mendapat kesempatan maka jangan disia-siakan, karena kesempatan itu tidak datang dua kali.
Sedangkan Oktavianus, menceritakan mereka tidak pernah patah semangat belajar. (antara/foto:freeport)
Koordinator PBP ITB Udjiana Sekteria Pasaribu saat dihubungi di Jakarta, Jumat mengatakan dirinya memuji semangat para putra asli Papua, yang kompak, mau belajar, sehingga lulus tepat waktu.
"Mereka berhasil melewati masa sulit di ITB, karena mereka rajin bertanya dan selalu mendengarkan bimbingan dari kami. Mudah-mudahan ini menular ke mahasiswa lain dari Papua, dan pendidikan menjadi 'way of life'," katanya yang juga pengajar statistika program Matematika ITB.
Keempat mahasiswa Papua yang lulus tersebut adalah Baldus Ambrauw, Orlando Fonataba, Oktovianus Irimi, dan Andrew Karubaba.
Mereka sebelumnya adalah lulusan program Diploma 3 Universitas Cendrawasih dan Universitas Papua yang berkesempatan meneruskan program sarjana di ITB melalui PBP, yang diselenggarakan Freeport Indonesia sejak 2012.
Menurut Baldus, Freeport tidak hanya memberikan mereka beasiswa, namun juga membekali, membina, memantau, serta mengajak berkomunikasi apabila ada kendala dalam perkuliahan.
"Kerja sama Freeport dan ITB ini juga sangat baik, apalagi ada mentor yang selalu siap membantu kami untuk mengejar ketertinggalan," katanya.
PBP adalah program pengembangan untuk mahasiswa Papua yang telah lulus dari universitas dan akan terjun ke dunia usaha atau kerja.
Tujuan utama program adalah mengembangkan sumber daya manusia Papua semaksimal mungkin, sehingga dapat bersaing di dunia kerja.
PBP terdiri atas dua jalur yakni reguler berupa program magang selama tiga bulan yang diselenggarakan Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) di bawah naungan PT Freeport Indonesia, dengan tujuan mengembangkan putra-putri Papua yang baru lulus S1 atau S2.
Jalur kedua adalah D3 Pertambangan yang menjembatani putra-putri Papua lulusan D3 pertambangan dari universitas di Papua, untuk melanjutkan studi ke strata sarjana di Fakultas Teknik Tambang dan Mineral (FTTM) ITB dengan beasiswa penuh Freeport.
Saat ini, PBP memasuki tahun ketujuh dan menghasilkan 16 angkatan dengan total lulusan lebih dari 160 orang.
Kini, mereka berkarya di berbagai sektor termasuk di Freeport Indonesia, pegawai negeri sipil, karyawan swasta, dan menjadi pengusaha di Papua maupun luar Papua.
"Kami percaya apa yang sudah Freeport Indonesia buat untuk kami pasti besar manfaatnya untuk kami ke depan. Walaupun kami awalnya tidak berani bermimpi, namun sekarang kami mampu dan bisa," kata Baldus.
Sekarang, dengan gelar sarjana pertambangan yang disandangnya, ia percaya diri dan berani bersaing dengan insinyur pertambangan lainnya.
Ia pun menyampaikan kepada anak-anak muda Papua, apabila sudah mendapat kesempatan maka jangan disia-siakan, karena kesempatan itu tidak datang dua kali.
Sedangkan Oktavianus, menceritakan mereka tidak pernah patah semangat belajar. (antara/foto:freeport)