KNPI Ajak Pemuda Mimika Jadi Agen Perdamaian
pada tanggal
Friday, 7 April 2017
TIMIKA (MIMIKA) - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Mimika, Papua, mengajak seluruh pemuda setempat menjadi agen perdamaian mengingat konflik horisontal kerap terjadi di wilayah itu.
Ketua KNPI Mimika Robby K. Omaleng di Timika, Kamis, mengatakan pemuda harus menjadi garda terdepan agen perdamaian di tengah masyarakat.
"Mari kita berpegang tangan tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama dan golongan. Kita semua adalah saudara untuk memajukan daerah ini. Berikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat untuk menciptakan kedamaian di Mimika," katanya.
Ia mengatakan bahwa kini saatnya pemuda bersatu untuk membangun daerah. Konflik hanya akan merusak persatuan dan kesatuan serta mencederai persaudaraan yang adalah motto kabupaten Mimika yaitu 'Eme Neme Yauware' (Amungme: Bersatu, Bersaudara, Membangun).
Menurut dia, semua persoalan yang terjadi dapat diselesaikan dengan cara-cara damai dan bermartabat. Tidak harus dengan sistem adat mata ganti mata dan kepala ganti kepala.
"Adat dapat digunakan untuk hal positif dan berguna bagi kepentingan bersama," ucapnya.
Ia mengatakan persoalan orang per orang katanya tidak boleh dibawa masuk ke dalam kelompok atau suku. Biarkan pihak kepolisian menyelesaikan persoalan yang ada dengan menerapkan hukum positif.
"Apa yang sudah terjadi biarlah berlalu. Mari kita tatap masa depan bersama untuk hidup di negeri bersejarah ini," tuturnya.
Robby menilai akar dari segala persoalan yang meluas menjadi konflik horisontal di Mimika selama ini adalah dampak minuman alkohol.
"Untuk itu semua pihak perlu duduk bersama membicarakan soal minuman keras sesuai dengan peraturan yang ada, terlebih khusus pengawasan peredaran minuman alkohol lokal," ujarnya. (antara)
Ketua KNPI Mimika Robby K. Omaleng di Timika, Kamis, mengatakan pemuda harus menjadi garda terdepan agen perdamaian di tengah masyarakat.
"Mari kita berpegang tangan tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama dan golongan. Kita semua adalah saudara untuk memajukan daerah ini. Berikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat untuk menciptakan kedamaian di Mimika," katanya.
Ia mengatakan bahwa kini saatnya pemuda bersatu untuk membangun daerah. Konflik hanya akan merusak persatuan dan kesatuan serta mencederai persaudaraan yang adalah motto kabupaten Mimika yaitu 'Eme Neme Yauware' (Amungme: Bersatu, Bersaudara, Membangun).
Menurut dia, semua persoalan yang terjadi dapat diselesaikan dengan cara-cara damai dan bermartabat. Tidak harus dengan sistem adat mata ganti mata dan kepala ganti kepala.
"Adat dapat digunakan untuk hal positif dan berguna bagi kepentingan bersama," ucapnya.
Ia mengatakan persoalan orang per orang katanya tidak boleh dibawa masuk ke dalam kelompok atau suku. Biarkan pihak kepolisian menyelesaikan persoalan yang ada dengan menerapkan hukum positif.
"Apa yang sudah terjadi biarlah berlalu. Mari kita tatap masa depan bersama untuk hidup di negeri bersejarah ini," tuturnya.
Robby menilai akar dari segala persoalan yang meluas menjadi konflik horisontal di Mimika selama ini adalah dampak minuman alkohol.
"Untuk itu semua pihak perlu duduk bersama membicarakan soal minuman keras sesuai dengan peraturan yang ada, terlebih khusus pengawasan peredaran minuman alkohol lokal," ujarnya. (antara)