Kenaikan Indeks Bahan Makanan Sebabkan Inflasi di Kota Jayapura
pada tanggal
Wednesday, 5 April 2017
KOTA JAYAPURA - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengungkapkan kenaikan indeks kelompok bahan makanan menjadi penyebab utama terjadinya inflasi sebesar 1,24 persen di Kabupaten Merauke pada Maret 2017.
"Kelompok komoditas yang memberikan andil inflasi Merauke pada Maret 2017 adalah kelompok bahan makanan 1,20 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,24 persen, kelompok sandang 0,01 persen" ujar Kepala BPS Papua Simon Sapari di Jayapura, Senin.
Ia menjelaskan, kelompok komoditas yang membantu menekan angka inflasi Merauke pada periode tersebut adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang turun 0,02 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,19 persen.
"Perubahan angka indeks harga konsumen (IHK) di Merauke pada Maret 2017 adalah dari sebelumnya 134,01 menjadi 135,67 persen," kata dia.
Simon menyebutkan, beberapa komoditi yang mendorong terjadinya inflasi di Merauke adalah, kacang panjang, cabai rawit, bayam, ketimun, tarif listrik, batu bata, dan lain-lain.
"Sementara komoditi yang mengalami penurunan harga antara lain, angkutan udara, kangkung, daging babi, ikan paha, buncis, minuman, kentang, tomat buah dan lain-lain," ujarnya.
Dari 82 kota IHK di Indonesia, tercatat 33 kota mengalami inflasi dan 49 kota deflasi.
"Inflasi tertinggi di Indonesia terjadi di Merauke, sementara deflasi tertinggi di Tanjung Pandan sebesar 1,49 persen," ujar Simon. (antara)
"Kelompok komoditas yang memberikan andil inflasi Merauke pada Maret 2017 adalah kelompok bahan makanan 1,20 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,24 persen, kelompok sandang 0,01 persen" ujar Kepala BPS Papua Simon Sapari di Jayapura, Senin.
Ia menjelaskan, kelompok komoditas yang membantu menekan angka inflasi Merauke pada periode tersebut adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang turun 0,02 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,19 persen.
"Perubahan angka indeks harga konsumen (IHK) di Merauke pada Maret 2017 adalah dari sebelumnya 134,01 menjadi 135,67 persen," kata dia.
Simon menyebutkan, beberapa komoditi yang mendorong terjadinya inflasi di Merauke adalah, kacang panjang, cabai rawit, bayam, ketimun, tarif listrik, batu bata, dan lain-lain.
"Sementara komoditi yang mengalami penurunan harga antara lain, angkutan udara, kangkung, daging babi, ikan paha, buncis, minuman, kentang, tomat buah dan lain-lain," ujarnya.
Dari 82 kota IHK di Indonesia, tercatat 33 kota mengalami inflasi dan 49 kota deflasi.
"Inflasi tertinggi di Indonesia terjadi di Merauke, sementara deflasi tertinggi di Tanjung Pandan sebesar 1,49 persen," ujar Simon. (antara)