Keluarga Thomas Talubun Minta Aparat Tangkap Pelaku Pembunuhan
pada tanggal
Wednesday, 5 April 2017
TIMIKA (MIMIKA) - Kapolres Mimika AKBP Victor Dean Mackbon bersama Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf Windarto melayat ke rumah duka korban pembunuhan almarhum Thomas Talubun di Jalan Busiri Jalur II Sempan, Timika, Rabu petang.
Thomas Talubun, guru yang bertugas di salah satu sekolah dasar di Ilaga, Kabupaten Puncak, tewas dibunuh oleh sejumlah orang yang belum diketahui identitasnya di Jalan Hasanuddin, Irigasi, Timika, pada Rabu pagi.
Mewakili keluarga korban, Bruno Fatubun mengatakan sesuai hasil musyawarah para tokoh masyarakat Suku Kei di Timika maka kasus tersebut diserahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum untuk menyelesaikannya.
"Kami tidak bermasalah dengan siapapun. Kami memberikan waktu kepada pihak Kepolisian untuk segera menangkap para pelaku," ujar Bruno.
Keluarga Kei memberikan tenggat waktu 1x24 jam kepada polisi untuk segera menangkap pelaku pembunuhan almarhum Thomas Talubun.
Pihak keluarga juga meminta kepala suku dari kelompok pelaku agar bertanggung jawab menyerahkan para pelaku ke polisi guna menjalani proses hukum.
Dengan ditangkan dan diprosesnya para pelaku pembunuhan terhadap Thomas Talubun maka akan menjamin tuntasnya proses penyelesaian masalah tersebut.
"Kami tidak mau seperti kejadian-kejadian sebelumnya dimana para pelaku kejahatan tidak pernah diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Tolong jaga kepercayaan kami masyarakat," pinta Bruno yang juga merupakan seorang guru sekolah dasar di Timika itu.
Bruno mengaku tidak bisa menjamin warganya tidak akan melakukan aksi balasan jika para pelaku kejahatan yang membantai Thomas Talubun tidak juga ditangkap dan diproses.
Jenazah Thomas Talubun rencananya akan dimakamkan di pekuburan umum Kelurahan Kamoro Jaya Satuan Pemukiman 1 Timika pada Kamis (6/4).
Kapolres Mimika Victor Mackbon mengatakan jajarannya akan berupaya maksimal menangkap para pelaku pembunuhan almarhum Thomas Talubun.
"Secara pribadi maupun organisasi, kami ikut berduka atas kematian korban yang tidak wajar ini. Kami akan berupaya keras mengungkap para pelakunya," janji Victor.
Menurut Kapolres, masyarakat Mimika hidup dalam keberagaman suku, budaya dan adat-istiadat. Namun keberagaman warga Mimika itu kerap dirusak oleh oknum-oknum yang ingin menciptakan situasi di wilayah itu menjadi tidak aman dan nyaman.
Victor menjamin tidak ada pihak yang diistimewahkan dalam proses penegakkan hukum. Siapapun yang bersalah, akan ditindak tegas.
Selain itu, Polres Mimika meminta warga agar tidak bertindak main hakim sendiri.
"Kami akan bertindak tegas, tidak ada istilah anak emas. Kita tidak membeda-bedakan masyarakat. Semua warga saya. Yang melakukan tindakan macam-macam akan berhadapan dengan kami aparat TNI dan Polri," kata Victor.
Ikut melayat ke rumah duka, Kepala Biro Operasi Polda Papua Komisaris Besar Polisi KH Simanjuntak dan Direktur Pengamanan Obyek Vital Polda Papua Komisaris Besar Polisi M Nazli. (antara/foto:okezone)
Thomas Talubun, guru yang bertugas di salah satu sekolah dasar di Ilaga, Kabupaten Puncak, tewas dibunuh oleh sejumlah orang yang belum diketahui identitasnya di Jalan Hasanuddin, Irigasi, Timika, pada Rabu pagi.
Mewakili keluarga korban, Bruno Fatubun mengatakan sesuai hasil musyawarah para tokoh masyarakat Suku Kei di Timika maka kasus tersebut diserahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum untuk menyelesaikannya.
"Kami tidak bermasalah dengan siapapun. Kami memberikan waktu kepada pihak Kepolisian untuk segera menangkap para pelaku," ujar Bruno.
Keluarga Kei memberikan tenggat waktu 1x24 jam kepada polisi untuk segera menangkap pelaku pembunuhan almarhum Thomas Talubun.
Pihak keluarga juga meminta kepala suku dari kelompok pelaku agar bertanggung jawab menyerahkan para pelaku ke polisi guna menjalani proses hukum.
Dengan ditangkan dan diprosesnya para pelaku pembunuhan terhadap Thomas Talubun maka akan menjamin tuntasnya proses penyelesaian masalah tersebut.
"Kami tidak mau seperti kejadian-kejadian sebelumnya dimana para pelaku kejahatan tidak pernah diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Tolong jaga kepercayaan kami masyarakat," pinta Bruno yang juga merupakan seorang guru sekolah dasar di Timika itu.
Bruno mengaku tidak bisa menjamin warganya tidak akan melakukan aksi balasan jika para pelaku kejahatan yang membantai Thomas Talubun tidak juga ditangkap dan diproses.
Jenazah Thomas Talubun rencananya akan dimakamkan di pekuburan umum Kelurahan Kamoro Jaya Satuan Pemukiman 1 Timika pada Kamis (6/4).
Kapolres Mimika Victor Mackbon mengatakan jajarannya akan berupaya maksimal menangkap para pelaku pembunuhan almarhum Thomas Talubun.
"Secara pribadi maupun organisasi, kami ikut berduka atas kematian korban yang tidak wajar ini. Kami akan berupaya keras mengungkap para pelakunya," janji Victor.
Menurut Kapolres, masyarakat Mimika hidup dalam keberagaman suku, budaya dan adat-istiadat. Namun keberagaman warga Mimika itu kerap dirusak oleh oknum-oknum yang ingin menciptakan situasi di wilayah itu menjadi tidak aman dan nyaman.
Victor menjamin tidak ada pihak yang diistimewahkan dalam proses penegakkan hukum. Siapapun yang bersalah, akan ditindak tegas.
Selain itu, Polres Mimika meminta warga agar tidak bertindak main hakim sendiri.
"Kami akan bertindak tegas, tidak ada istilah anak emas. Kita tidak membeda-bedakan masyarakat. Semua warga saya. Yang melakukan tindakan macam-macam akan berhadapan dengan kami aparat TNI dan Polri," kata Victor.
Ikut melayat ke rumah duka, Kepala Biro Operasi Polda Papua Komisaris Besar Polisi KH Simanjuntak dan Direktur Pengamanan Obyek Vital Polda Papua Komisaris Besar Polisi M Nazli. (antara/foto:okezone)