Keluarga Luis Hendrik Sumagal Tuntut Kapolda Tuntaskan Penanganan Hukum Pelaku Pembakaran
pada tanggal
Friday, 7 April 2017
MERAUKE - Belasan keluarga korban penyiraman bensin dan pembakaran Luis Hendrik Sumagal (19) tahun, siswa SMA Terintegrasi Wasur oleh pelaku JN menerobos masuk ke halaman Polres setempat, saat Kapolda Papua, Irjen (Pol) Paulus Waterpauw sedang melakukan kunjungan kerja, Rabu (5/4).
Saat itu Kapolda didampingi Kapolres, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Taufiq Irpan Awaluddin serta Bupati Merauke, Frederikus Gebze serta Muspida lain, menikmati makan bersama.
Secara tiba-tiba, belasan orang yang didominasi mama-mama Papua itu, merangsek masuk di halaman Polres dan meminta bertemu Kapolda Papua.
Melihat itu, Kapolres bersama Bupati Freddy turun tangan dan berusaha menenangkan para keluarga korban. Namun, mereka tetap menolak dan ingin bertemu Kapolda Papua.
“Kami sebagai keluarga korban merasa sangat menyesal dan kecewa lantaran penanganan hukum terhadap korban yang dibakar hidup-hidup oleh pelaku, sangat lambat,” teriak beberapa mama Papua.
Selama beberapa menit, sempat terjadi aksi dorong mendorong antara aparat kepolisian bersama keluarga korban. Akhirnya mereka dibawa keluar dan tak sempat melakukan dialog bersama Kapolda Papua.
Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan telah mendapatkan laporan dari Kapolres Merauke, terkait siswa yang dibakar. Kini pelakunya sudah ditahan dan secepatnya diproses secara hukum.
“Sebenarnya saya siap menerima keluarga korban, hanya saat bersamaan ada acara ke SMA YPK serta melakukan peresmian rumah susun (rusun) polisi,” tuturnya.
Dikatakan, pihaknya menghargai masyarakat yang datang di Polres menyuarakan permasalahan anak mereka, setelah dibakar. “Kalau di daerah lain, orang angkat busur-anak panah meminta perhatian. Tetapi yang dilakukan sejumlah mama tadi, masih normatif dan akan ditangani dengan serius,” tuturnya. (tabloidjubi.com)
Saat itu Kapolda didampingi Kapolres, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Taufiq Irpan Awaluddin serta Bupati Merauke, Frederikus Gebze serta Muspida lain, menikmati makan bersama.
Secara tiba-tiba, belasan orang yang didominasi mama-mama Papua itu, merangsek masuk di halaman Polres dan meminta bertemu Kapolda Papua.
Melihat itu, Kapolres bersama Bupati Freddy turun tangan dan berusaha menenangkan para keluarga korban. Namun, mereka tetap menolak dan ingin bertemu Kapolda Papua.
“Kami sebagai keluarga korban merasa sangat menyesal dan kecewa lantaran penanganan hukum terhadap korban yang dibakar hidup-hidup oleh pelaku, sangat lambat,” teriak beberapa mama Papua.
Selama beberapa menit, sempat terjadi aksi dorong mendorong antara aparat kepolisian bersama keluarga korban. Akhirnya mereka dibawa keluar dan tak sempat melakukan dialog bersama Kapolda Papua.
Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw mengatakan telah mendapatkan laporan dari Kapolres Merauke, terkait siswa yang dibakar. Kini pelakunya sudah ditahan dan secepatnya diproses secara hukum.
“Sebenarnya saya siap menerima keluarga korban, hanya saat bersamaan ada acara ke SMA YPK serta melakukan peresmian rumah susun (rusun) polisi,” tuturnya.
Dikatakan, pihaknya menghargai masyarakat yang datang di Polres menyuarakan permasalahan anak mereka, setelah dibakar. “Kalau di daerah lain, orang angkat busur-anak panah meminta perhatian. Tetapi yang dilakukan sejumlah mama tadi, masih normatif dan akan ditangani dengan serius,” tuturnya. (tabloidjubi.com)