Kamar Adat Pengusaha (KAP) Papua Minta Pempus Bangun Pusat Pelatihan
pada tanggal
Friday, 21 April 2017
KOTA JAYAPURA - Kamar Adat Pengusaha (KAP) Papua meminta pemerintah pusat bisa mendirikan sebuah tempat pelatihan untuk pengusaha asli Papua agar mereka bisa terjun di sektor riil dan membantu menggerakkan roda perekonomian daerah.
"Yang dibutuhkan oleh orang Papua adalah tempat pelatihan yang baik dan bisa melatih orang Papua memproduksi sesuatu dalam sektor riil. Sayangnya itu sampai sekarang belum ada," ujar Ketua KAP Papua Merry Yoweni, di Jayapura, Selasa.
Ia mengakui ekonomi Papua terus berkembang, hanya saja tidak bagi pengusaha asli Papua karena mereka masih sulit mengembangkan usahanya dan jauh dari akses perbankan (bankable).
"Ekonomi Papua bukan tidak stabil, tapi tidak tumbuh khusus untuk orang asli Papua. Kalau pun sekarang ada yang punya usaha kecil itu karena untuk bertahan hidup," kata dia.
Menurut Merry, untuk mengembangkan suatu usaha sangat diperlukan dukungan dari perbankan, terutama dari sisi permodalan. Karenanya ia meminta agar hal tersebut bisa menjadi perhatian semua pihak.
"Kita berharap semua mendukung pengusaha asli Papua untuk bisa 'bankable' agar mereka dapat bekerjasama dengan perbankan melalui pelatihan sehingga nantinya pengusaha Papua bisa dipercaya mengelola kredit," ujarnya lagi.
Dia menyebut kini sudah ada pengusaha asli Papua yang bisa dipercaya untuk menerima bantuan permodalan dari perbankan dan menurutnya itu adalah bukti mereka memiliki potensi untuk berkembang dalam berwirausaha.
"KAP Papua di 2016 diberi bantuan modal usaha oleh Gubernur Papua sebesar Rp20 miliar yang didistribusi ke 2.870 rekening, kami mampu bersama-sama membuat LPJ dengan baik. Kami mau menunjukan dan mematahkan stigma bahwa orang Papua tidak mampu mengelola kredit," ujar Merry. (antara)
"Yang dibutuhkan oleh orang Papua adalah tempat pelatihan yang baik dan bisa melatih orang Papua memproduksi sesuatu dalam sektor riil. Sayangnya itu sampai sekarang belum ada," ujar Ketua KAP Papua Merry Yoweni, di Jayapura, Selasa.
Ia mengakui ekonomi Papua terus berkembang, hanya saja tidak bagi pengusaha asli Papua karena mereka masih sulit mengembangkan usahanya dan jauh dari akses perbankan (bankable).
"Ekonomi Papua bukan tidak stabil, tapi tidak tumbuh khusus untuk orang asli Papua. Kalau pun sekarang ada yang punya usaha kecil itu karena untuk bertahan hidup," kata dia.
Menurut Merry, untuk mengembangkan suatu usaha sangat diperlukan dukungan dari perbankan, terutama dari sisi permodalan. Karenanya ia meminta agar hal tersebut bisa menjadi perhatian semua pihak.
"Kita berharap semua mendukung pengusaha asli Papua untuk bisa 'bankable' agar mereka dapat bekerjasama dengan perbankan melalui pelatihan sehingga nantinya pengusaha Papua bisa dipercaya mengelola kredit," ujarnya lagi.
Dia menyebut kini sudah ada pengusaha asli Papua yang bisa dipercaya untuk menerima bantuan permodalan dari perbankan dan menurutnya itu adalah bukti mereka memiliki potensi untuk berkembang dalam berwirausaha.
"KAP Papua di 2016 diberi bantuan modal usaha oleh Gubernur Papua sebesar Rp20 miliar yang didistribusi ke 2.870 rekening, kami mampu bersama-sama membuat LPJ dengan baik. Kami mau menunjukan dan mematahkan stigma bahwa orang Papua tidak mampu mengelola kredit," ujar Merry. (antara)