Kabupaten Pegunungan Arfak Rawan Bencana Longsor
pada tanggal
Saturday, 1 April 2017
MANOKWARI - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Papua Barat, Derek Apner menyatakan Kabupaten Pegunungan Arfak, merupakan daerah yang rawan terhadap bencana longsor.
Hindarinya, warga yang bermukim di wilayah perbukitan, lembah dan tepi jurang disarankan untuk selalu waspada. “Saat ini curah hujan cukup tinggi sehingga warga saya harapkan selalu waspada,” kata Derek mengingatkan.
Kepada Cahaya Papua, Kamis (30/3) kemarin, Derek pun menghimbau warga untuk senantiasa peduli dengan lingkungan, terutama tidak menebang pohon yang dapat menahan arus tanah dan air.“Jika membuka lahan perkebunan jangan asal menebang pohon. Perhatikan serius dampak lingukungannya,” saran Derek.
Kampung Coisi, Distrik Minyambow – Kabupaten Pegunungan Arfak, Senin (27/2) lalu, sekitar pukul 15.00 WIT, tertimbun tanah longsor lantaran curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut.
Longsoran batu bercampur tanah dan pasir membuat enam rumah warga rusak berat. Akibat musibah itu, sekitar 30 kepala keluarga mengungsi menyelamatkan diri. Tidak hanya itu, Minggu, 17 April 2016, banjir bandang juga melanda Kampung Homibri – Distrik Hink. Tiga orang tewas dan sejumlah warga mengalami luka – luka.
Adanya kejadian banjir dan tanah longsor selama dua tahun belakangan ini, diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan warga di saat musim penghujan. Tak hanya itu, pemerintah daerah, provinsi dan pusat, perlu segera bersikap agar warga setempat tak selalu dalam kondisi resah dan was- was. (cahayapapua.com)
Hindarinya, warga yang bermukim di wilayah perbukitan, lembah dan tepi jurang disarankan untuk selalu waspada. “Saat ini curah hujan cukup tinggi sehingga warga saya harapkan selalu waspada,” kata Derek mengingatkan.
Kepada Cahaya Papua, Kamis (30/3) kemarin, Derek pun menghimbau warga untuk senantiasa peduli dengan lingkungan, terutama tidak menebang pohon yang dapat menahan arus tanah dan air.“Jika membuka lahan perkebunan jangan asal menebang pohon. Perhatikan serius dampak lingukungannya,” saran Derek.
Kampung Coisi, Distrik Minyambow – Kabupaten Pegunungan Arfak, Senin (27/2) lalu, sekitar pukul 15.00 WIT, tertimbun tanah longsor lantaran curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut.
Longsoran batu bercampur tanah dan pasir membuat enam rumah warga rusak berat. Akibat musibah itu, sekitar 30 kepala keluarga mengungsi menyelamatkan diri. Tidak hanya itu, Minggu, 17 April 2016, banjir bandang juga melanda Kampung Homibri – Distrik Hink. Tiga orang tewas dan sejumlah warga mengalami luka – luka.
Adanya kejadian banjir dan tanah longsor selama dua tahun belakangan ini, diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan warga di saat musim penghujan. Tak hanya itu, pemerintah daerah, provinsi dan pusat, perlu segera bersikap agar warga setempat tak selalu dalam kondisi resah dan was- was. (cahayapapua.com)