ISWA Ekspor 100 Kontainer Kayu Merbau Kuning ke Shanghai
pada tanggal
Tuesday, 11 April 2017
KOTA JAYAPURA - Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia atau Indonesian Sawmill and Wood Working Association (ISWA) Provinsi Papua mengekspor 100 kontainer kayu olahan jenis Merbau Kuning ke Sanghai, Tiongkok.
"Hari ini kita melakukan ekspor langsung dari Papua yang ketiga kalinya. Saya harap berikutnya kita bisa lakukan secara terus menerus tiap bulan. Soal komoditi ada tiga jenis, yaitu flooring, dorjam dan decking," ujar Ketua Iswa Papua Daniel Gerden, di Jayapura, Senin.
Ia mengklaim dengan adanya aktifitas ekspor tersebut, perekonomian di Papua bisa bergerak karena banyak tenaga kerja yang terlibat.
"industri itu padat dengan tenaga kerja, untuk ekspor kali ini ada 11 perusahaan yang terlibat dan dapat menyerap sekitar 4.000 tenaga kerja," kata dia.
Sementara Kepala Dinas kehutanan Provinsi Papua Yan Yap Omaseray mengungkapkan nilai transaksi ekspor kali ini bila dikurskan dalam rupiah mencapai Rp22 miliar.
"Kemudian nilai investasi ini mencapai Rp33 miliar untuk tiga kali ekspor," ujar dia.
Menurutnya kayu olahan yang diekspor berdasarkan izin pemanfaatan hasil hutan kayu (HPH) di Papua khususnya yang ada di Kabupaten Keerom, Jayapura dan Sarmi, yaitu dari PT Batasan, PT Hanurata, PT Mojalindo dan Papua Hutan Sari Makmur.
"Kayu ini kemudian diolah oleh industri kayu, primer dan lanjutan yang ada di Kota Jayapura yang dikoordinir oleh ISWA (Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Olahan Indonesia) Papua dan Komda Papua," ujar Omaseray. (antara)
"Hari ini kita melakukan ekspor langsung dari Papua yang ketiga kalinya. Saya harap berikutnya kita bisa lakukan secara terus menerus tiap bulan. Soal komoditi ada tiga jenis, yaitu flooring, dorjam dan decking," ujar Ketua Iswa Papua Daniel Gerden, di Jayapura, Senin.
Ia mengklaim dengan adanya aktifitas ekspor tersebut, perekonomian di Papua bisa bergerak karena banyak tenaga kerja yang terlibat.
"industri itu padat dengan tenaga kerja, untuk ekspor kali ini ada 11 perusahaan yang terlibat dan dapat menyerap sekitar 4.000 tenaga kerja," kata dia.
Sementara Kepala Dinas kehutanan Provinsi Papua Yan Yap Omaseray mengungkapkan nilai transaksi ekspor kali ini bila dikurskan dalam rupiah mencapai Rp22 miliar.
"Kemudian nilai investasi ini mencapai Rp33 miliar untuk tiga kali ekspor," ujar dia.
Menurutnya kayu olahan yang diekspor berdasarkan izin pemanfaatan hasil hutan kayu (HPH) di Papua khususnya yang ada di Kabupaten Keerom, Jayapura dan Sarmi, yaitu dari PT Batasan, PT Hanurata, PT Mojalindo dan Papua Hutan Sari Makmur.
"Kayu ini kemudian diolah oleh industri kayu, primer dan lanjutan yang ada di Kota Jayapura yang dikoordinir oleh ISWA (Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Olahan Indonesia) Papua dan Komda Papua," ujar Omaseray. (antara)