Inilah Motif Pembunuhan Thomas Talubun, Guru SD Ilaga di Irigasi Ujung
pada tanggal
Thursday, 6 April 2017
TIMIKA (MIMIKA) - Kasus pembunuhan terhadap Thomas Talubun, seorang guru Sekolah Dasar di Ilaga, Kabupaten Puncak pada Rabu (5/4) sekitar pukul 08.00 WIT diduga kuat dipicu oleh kematian salah seorang warga, Luther Magal pada Sabtu (1/4). Luther Magal, mantan karyawan Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (LEMASA) dibunuh oleh LW bersama ketiga rekannya di belakang Lapangan Jayanti, Sempan.
Dilansir dari Radar Timika (Jawa Pos Group), LW dan ketiga rekannya sudah diamankan oleh polisi dan kini mendekam di sel tahanan Polsek Mimika Baru. Keluarga almarhum Luther Magal sempat memicu keributan di Jalan Hasanuddin, Irigasi, pada Senin (3/4) lalu, hingga mengakibatkan dua warga terkena luka panah dan merusak sejumlah rumah dan warung di sepanjang Jalan Hasanuddin, Irigasi menuju Pasar Sentral Timika.
Kelanjutan dari kejadian tersebut, keluarga korban mengamuk dan hendak melakukan penyerangan balasan kepada kelompok pelaku di Jalan Hasanuddin, Kompleks irigasi, yang diduga sebagai pelaku penyerangan yang menewaskan almarhum Thomas Talubun
Upaya mencegah meluasnya konflik, aparat Polri dibantu TNI bersiaga di Jalan Busiri dan Jalan Budi Utomo Timika. Sekitar puluhan warga dari Jalan Busiri tampak keluar dari rumah-rumah mereka berjalan kaki menuju Jalan Busiri Dalam.
Sementara itu hingga kini situasi di Jalan Budi Utomo, Jalan Busiri, Sempan Timika pada Rabu pagi sempat tegang. Pertokoan dan kantor perbankan serta sekolah yang berada di lokasi itu memilih tutup dan pihak sekolah memulangkan anak anak sekolah lantaran takut terjadi bentrok massa.
Kepanikan justru melanda sekolah-sekolah. Seperti di Sekola Kristen Kalam Kudus. Pihak sekolah memutuskan memulangkan para murid baik PAUD maupun SD lebih awal. PAUD kelas siang bahkan sama sekali tidak sempat menerima pembelajaran. Sedangkan ratusan murid SD langsung dipulangkan ke rumah masing-masing sekitar pukul 10.20 WIT. Baik dengan menggunakan bis, maupun dijemput para orang tua.
Hal yang sama juga tampak di SMA Negeri 1 Mimika di Jalan Yos Sudarso serta di SMP Negeri 2 Mimika di Jalan Budi Utomo. Juga sekolah-sekolah yang ada di seputaran Kota Timika.
Demikian juga aktifitas di kantor-kantor BUMN dan swasta dan pertokoan tampak lengang. Warga memilih menutup toko dan kantor serta menyimpan barang dagangan, sembari berjaga-jaga di depan kantor mereka.
Aparat keamanan dari Polres Mimika tampak juga berjaga-jaga di sekitar Jalan Pattimura dan Jalan Hasanuddin serta beberapa titik yang lain. Hingga sore menjelang malam hari, aktifitas warga tampak sepi. Bahkan kendaraan yang melintaspun sangat jarang.
Diketahui, Thomas Talubun ditemukan tewas bersimbah darah dengan sejumlah luka bacokan d sekujur tubuhnya. Saat itu, pria yang berprofesi guru SD itu hendak menjemput istri dan anaknya. Namun saat melewati ruas jalan Hasanuddin, Kompleks Irigasi Ujung, korban dihadang orang tak dikenal dan kemudian membacoknya berulang kali. Thomas pun tewas di tempat. (jawapos)
Dilansir dari Radar Timika (Jawa Pos Group), LW dan ketiga rekannya sudah diamankan oleh polisi dan kini mendekam di sel tahanan Polsek Mimika Baru. Keluarga almarhum Luther Magal sempat memicu keributan di Jalan Hasanuddin, Irigasi, pada Senin (3/4) lalu, hingga mengakibatkan dua warga terkena luka panah dan merusak sejumlah rumah dan warung di sepanjang Jalan Hasanuddin, Irigasi menuju Pasar Sentral Timika.
Kelanjutan dari kejadian tersebut, keluarga korban mengamuk dan hendak melakukan penyerangan balasan kepada kelompok pelaku di Jalan Hasanuddin, Kompleks irigasi, yang diduga sebagai pelaku penyerangan yang menewaskan almarhum Thomas Talubun
Upaya mencegah meluasnya konflik, aparat Polri dibantu TNI bersiaga di Jalan Busiri dan Jalan Budi Utomo Timika. Sekitar puluhan warga dari Jalan Busiri tampak keluar dari rumah-rumah mereka berjalan kaki menuju Jalan Busiri Dalam.
Sementara itu hingga kini situasi di Jalan Budi Utomo, Jalan Busiri, Sempan Timika pada Rabu pagi sempat tegang. Pertokoan dan kantor perbankan serta sekolah yang berada di lokasi itu memilih tutup dan pihak sekolah memulangkan anak anak sekolah lantaran takut terjadi bentrok massa.
Kepanikan justru melanda sekolah-sekolah. Seperti di Sekola Kristen Kalam Kudus. Pihak sekolah memutuskan memulangkan para murid baik PAUD maupun SD lebih awal. PAUD kelas siang bahkan sama sekali tidak sempat menerima pembelajaran. Sedangkan ratusan murid SD langsung dipulangkan ke rumah masing-masing sekitar pukul 10.20 WIT. Baik dengan menggunakan bis, maupun dijemput para orang tua.
Hal yang sama juga tampak di SMA Negeri 1 Mimika di Jalan Yos Sudarso serta di SMP Negeri 2 Mimika di Jalan Budi Utomo. Juga sekolah-sekolah yang ada di seputaran Kota Timika.
Demikian juga aktifitas di kantor-kantor BUMN dan swasta dan pertokoan tampak lengang. Warga memilih menutup toko dan kantor serta menyimpan barang dagangan, sembari berjaga-jaga di depan kantor mereka.
Aparat keamanan dari Polres Mimika tampak juga berjaga-jaga di sekitar Jalan Pattimura dan Jalan Hasanuddin serta beberapa titik yang lain. Hingga sore menjelang malam hari, aktifitas warga tampak sepi. Bahkan kendaraan yang melintaspun sangat jarang.
Diketahui, Thomas Talubun ditemukan tewas bersimbah darah dengan sejumlah luka bacokan d sekujur tubuhnya. Saat itu, pria yang berprofesi guru SD itu hendak menjemput istri dan anaknya. Namun saat melewati ruas jalan Hasanuddin, Kompleks Irigasi Ujung, korban dihadang orang tak dikenal dan kemudian membacoknya berulang kali. Thomas pun tewas di tempat. (jawapos)