Didimus Werares Minta Celcius Watae dan Muhammad Markum Sentuh Masyarakat Keerom
pada tanggal
Thursday, 13 April 2017
ARSO (KEEROM) - Tokoh adat Skanto, Kabupaten Keerom, Papua, Didimus Werares mengharapkan empat prioritas pembangunan yang digalakkan oleh Bupati Celcius Watae dan Wakil Bupati Muhammad Markum bisa menyentuh hingga masyarakat di kampung-kampung.
"Kami harapkan dan inginkan adanya pembangunan hingga ke kampung-kampung," kata Ketua Dewan Adat Skanto, Didimus Werares di Arso Swakarsa, Kabupaten Keerom, Papua, Rabu.
Harapan dan keinginan ini sengaja disampaikan Didimus sebagai salah satu tokoh adat untuk mengingatkan pemerintah setempat pada momentum perayaan 14 tahun Pemerintah Kabupaten Keerom yang digelar di Lapangan Arso Swakarsa.
"14 tahun Keerom dimekarkan tapi pembangunan belum menyentuh ke tengah masyarakat, 14 tahun itu sudah seukuran remaja, tapi pembangunan di kampung-kampung dan distrik terpencil belum terlihat," katanya.
Menurut dia, percepatan pembangunan di kampung-kampung perlu digalakkan dengan melibatkan masyarakat sebagai subyek dari pembangunan tersebut.
"Anak asli Keerom juga harus diberikan kesempatan untuk mengelola suatu proyek sehingga ada pembentukan dan pengkaderan warga asli menjadi pengusaha selain menjadi ASN," katanya.
Selain itu, kata dia, Bupati dan Wakil Bupati Keerom harus menyediakan lahan untuk membangun perumahan bagi aparatur sipil negara (ASN) yang kebanyakan masih menetap di Kota Jayapura.
"Para ASN harus disediakan perumahan agar bisa menetap di Keerom. Karena dampak dari keterlambatan ASN berkantor juga berpengaruh pada jalannya roda pemerintahan dan perekonomian," katanya.
Terkait perekonomian, kata Didimus, ASN merupakan salah satu pelaku ekonomi di Kabupaten Keerom yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Nah, kalau ASN-nya menetap di Kota Jayapura, saat mereka terima gaji pasti belanjanya di sana. Tapi kalau mereka di Keerom, pasti akan berbelanja di pasar induk Keerom, hasil bumi para petani bisa terbeli dan menghasilkan rupiah untuk mereka," kata Didimus mencontohkan.
Sementara itu, Bupati Keerom Celcius mengakui bahwa umur 14 tahun merupakan usia yang masih belia jika diibaratkan manusia sehingga membutuhkan pendamping dalam tiap pembangunan.
"Kaitannya dengan 14 tahun HUT Kabupaten Keerom, ini tahun ke-14 jalannya pemerintahan, ibarat perjalanan manusia, dia sudah menuju suatu kedewasaan tetapi juga memerlukan suatu tuntunan," katanya.
"Pembangunan tidak semudah seperti yang dibayangkan, butuh kerja keras dan sinergitas pemangku kepentingan dan pada momentum ini saya bersama Pak Wakil Bupati Markum mengajak semua komponen nusa dan bangsa di Keerom baik itu dari nusantara dan pribumi, untuk bersama-sama memajukan daerah," katanya. (antara)
"Kami harapkan dan inginkan adanya pembangunan hingga ke kampung-kampung," kata Ketua Dewan Adat Skanto, Didimus Werares di Arso Swakarsa, Kabupaten Keerom, Papua, Rabu.
Harapan dan keinginan ini sengaja disampaikan Didimus sebagai salah satu tokoh adat untuk mengingatkan pemerintah setempat pada momentum perayaan 14 tahun Pemerintah Kabupaten Keerom yang digelar di Lapangan Arso Swakarsa.
"14 tahun Keerom dimekarkan tapi pembangunan belum menyentuh ke tengah masyarakat, 14 tahun itu sudah seukuran remaja, tapi pembangunan di kampung-kampung dan distrik terpencil belum terlihat," katanya.
Menurut dia, percepatan pembangunan di kampung-kampung perlu digalakkan dengan melibatkan masyarakat sebagai subyek dari pembangunan tersebut.
"Anak asli Keerom juga harus diberikan kesempatan untuk mengelola suatu proyek sehingga ada pembentukan dan pengkaderan warga asli menjadi pengusaha selain menjadi ASN," katanya.
Selain itu, kata dia, Bupati dan Wakil Bupati Keerom harus menyediakan lahan untuk membangun perumahan bagi aparatur sipil negara (ASN) yang kebanyakan masih menetap di Kota Jayapura.
"Para ASN harus disediakan perumahan agar bisa menetap di Keerom. Karena dampak dari keterlambatan ASN berkantor juga berpengaruh pada jalannya roda pemerintahan dan perekonomian," katanya.
Terkait perekonomian, kata Didimus, ASN merupakan salah satu pelaku ekonomi di Kabupaten Keerom yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Nah, kalau ASN-nya menetap di Kota Jayapura, saat mereka terima gaji pasti belanjanya di sana. Tapi kalau mereka di Keerom, pasti akan berbelanja di pasar induk Keerom, hasil bumi para petani bisa terbeli dan menghasilkan rupiah untuk mereka," kata Didimus mencontohkan.
Sementara itu, Bupati Keerom Celcius mengakui bahwa umur 14 tahun merupakan usia yang masih belia jika diibaratkan manusia sehingga membutuhkan pendamping dalam tiap pembangunan.
"Kaitannya dengan 14 tahun HUT Kabupaten Keerom, ini tahun ke-14 jalannya pemerintahan, ibarat perjalanan manusia, dia sudah menuju suatu kedewasaan tetapi juga memerlukan suatu tuntunan," katanya.
"Pembangunan tidak semudah seperti yang dibayangkan, butuh kerja keras dan sinergitas pemangku kepentingan dan pada momentum ini saya bersama Pak Wakil Bupati Markum mengajak semua komponen nusa dan bangsa di Keerom baik itu dari nusantara dan pribumi, untuk bersama-sama memajukan daerah," katanya. (antara)