Cegah Penularan Malaria, Pemprov Papua Barat Berikan Penghargaan ke Petugas
pada tanggal
Friday, 28 April 2017
MANOKWARI - Gubernur Papua Barat memberi penghargaan kepada empat petugas kesehatan bidang pemberantasan malaria dari empat kabupaten daerah tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat Otto Parorongan saat membacakan sambutan gubernur pada peringatan Hari Malaria Sedunia yang dilaksanakan di Manokwari, Selasa, mengatakan, petugas kesehatan tersebut masing-masing dari Kabupaten Teluk Bintuni, Taluk Wondama, Manokwari Selatan dan Fakfak.
Empat petugas tersebut yakni Franky D Mobilala selaku pengelola program malaria di Kabupaten Teluk Bintuni, Olimphia Ohoilulin sebagai bidan terbaik di Puskesmas Ransiki Manokwari Selatan, Sri Resqi perawat terbaik dari Kabupaten Fakfak, Yosim WJ Sapari selaku Crhosscheker Malaria terbaik dari Kabupaten Teluk Wondama.
Otto mengutarakan, angka kasus malaria di Indonesia wilayah timur masih cukup tinggi, termasuk di Provinsi Papua Barat. Upaya pencegahan penularan malaria terus dilakukan di setiap wilayah Papua Barat.
"438 ribu orang sedunia meninggal akibat malaria. 7 persen di antaranya berada di wilayah Asia Tenggara," kata Otto.
Dia menjelaskan, malaria memberi dampak buruk terhadap kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin. Bagi anak, malaria dapat menghambat pertumbuhannya.
Menurutnya, pemberantasan malaria sudah dilakukan sejak pemerintahan Presiden Soekarno melalui pembentukan Komando Pembasmian Malaria. Saat itu gerakan di mulai dari wilayah Jawa.
Hingga saat ini, ujarnya melanjutkan, gerakan tersebut terus berlanjut di Papua Barat. Sebagaimana target Nasional, pihaknya ingin Papua Barat terbebas dari malaria pada tahun 2030 mendatang.
"Atau setidaknya, penyakit malaria tidak menjadi masalah bagi masyarakat. Kami berharap seluruh kabupaten /kota serius untuk melaksanakan program eliminasi malaria," ujarnya lagi.
Dia mengimbau, koordinasi dan kerja sama dilakukan dengan berbagai pihak di wilayah masing-masing. Dengan demikian target nasional bebas malaria terwujud pada 2030 mendatang. (antara)
Kepala Dinas Kesehatan Papua Barat Otto Parorongan saat membacakan sambutan gubernur pada peringatan Hari Malaria Sedunia yang dilaksanakan di Manokwari, Selasa, mengatakan, petugas kesehatan tersebut masing-masing dari Kabupaten Teluk Bintuni, Taluk Wondama, Manokwari Selatan dan Fakfak.
Empat petugas tersebut yakni Franky D Mobilala selaku pengelola program malaria di Kabupaten Teluk Bintuni, Olimphia Ohoilulin sebagai bidan terbaik di Puskesmas Ransiki Manokwari Selatan, Sri Resqi perawat terbaik dari Kabupaten Fakfak, Yosim WJ Sapari selaku Crhosscheker Malaria terbaik dari Kabupaten Teluk Wondama.
Otto mengutarakan, angka kasus malaria di Indonesia wilayah timur masih cukup tinggi, termasuk di Provinsi Papua Barat. Upaya pencegahan penularan malaria terus dilakukan di setiap wilayah Papua Barat.
"438 ribu orang sedunia meninggal akibat malaria. 7 persen di antaranya berada di wilayah Asia Tenggara," kata Otto.
Dia menjelaskan, malaria memberi dampak buruk terhadap kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin. Bagi anak, malaria dapat menghambat pertumbuhannya.
Menurutnya, pemberantasan malaria sudah dilakukan sejak pemerintahan Presiden Soekarno melalui pembentukan Komando Pembasmian Malaria. Saat itu gerakan di mulai dari wilayah Jawa.
Hingga saat ini, ujarnya melanjutkan, gerakan tersebut terus berlanjut di Papua Barat. Sebagaimana target Nasional, pihaknya ingin Papua Barat terbebas dari malaria pada tahun 2030 mendatang.
"Atau setidaknya, penyakit malaria tidak menjadi masalah bagi masyarakat. Kami berharap seluruh kabupaten /kota serius untuk melaksanakan program eliminasi malaria," ujarnya lagi.
Dia mengimbau, koordinasi dan kerja sama dilakukan dengan berbagai pihak di wilayah masing-masing. Dengan demikian target nasional bebas malaria terwujud pada 2030 mendatang. (antara)