Tokoh dan Pejabat Mimika Berpengaruh Cegah Konflik di Tembagapura
pada tanggal
Wednesday, 15 March 2017
TIMIKA (MIMIKA) - Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw memandang penting melibatkan para tokoh dan para pejabat pemerintah di Kabupaten Mimika guna mencegah terjadi bentrok antara dua kelompok warga di Distrik Tembagapura.
"Kami akan lakukan konsolidasi dengan para tokoh dan pejabat formal di Pemda dan DPRD Mimika serta mereka-mereka yang punya pengaruh untuk mencegah terjadi bentrok antarmasyarakat di Tembagapura. Yang jelas, polisi tidak akan pernah mengizinkan masyarakat dari kedua kelompok untuk menyelesaikan masalah pembunuhan karyawan itu dengan cara adat perang suku," kata Paulus Waterpauw.
Kapolda mengatakan hingga kini Waka Polda Papua Brigjen Polisi Agus Rianto bersama Kasat Brimob Polda Papua serta Kapolres Mimika masih berada di Tembagapura untuk mendorong kedua kelompok menyelesaikan permasalahan pembunuhan karyawan PT Pontil, Eltinus Kum melalui jalan penegakkan hukum.
Jenazah Eltinus Kum telah dikremasi secara adat oleh kaum kerabatnya di Kampung Banti pada Selasa (14/3).
Kapolda menegaskan keterlibatan Pemkab Mimika dalam mengurus masyarakat yang terlibat konflik di Tembagapura itu mutlak diperlukan.
"Untuk mengakomodasi semua kepentingan itu tidak bisa hanya mengharapkan masyarakat sendiri, tetapi perlu ada keterlibatan Pemda sehingga dapat memberikan kepastian bahwa masalah ini bisa ditangani secepatnya. Jangan terus dibawa ke ranah adat, nanti akan menyulitkan kita semua," jelas Paulus.
Kapolda juga menegaskan tidak ada kaitannya antara kasus pembunuhan Eltinus Kum dengan PT Freeport Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Eltinus Kum bersama rekan-rekannya sempat menenggak minuman beralkohol di Restoran Lupa Lelah, Tembagapura.
Setelah restoran tutup, korban bersama rekannya memboyong minuman beralkohol lalu melanjutkan pesta alkohol di Barak Karyawan (Barak AA) milik JJ dan DJ Ridge Camp, Mil 72, Tembagapura.
Saat pesta alkohol itulah, korban diketahui terlibat pertengkaran hingga perkelahian dengan rekan-rekan minumnya.
Korban terkena tusukan benda tajam pada rusuk kanan hingga meninggal dunia sebelum dilarikan ke RS SOS Tembagapura.
"Sampai sekarang kami masih terus mencari tahu siapa yang membunuh korban, apa motifnya, apakah karena marah atau ada dendam sebelumnya," jelas Paulus. (antara)
"Kami akan lakukan konsolidasi dengan para tokoh dan pejabat formal di Pemda dan DPRD Mimika serta mereka-mereka yang punya pengaruh untuk mencegah terjadi bentrok antarmasyarakat di Tembagapura. Yang jelas, polisi tidak akan pernah mengizinkan masyarakat dari kedua kelompok untuk menyelesaikan masalah pembunuhan karyawan itu dengan cara adat perang suku," kata Paulus Waterpauw.
Kapolda mengatakan hingga kini Waka Polda Papua Brigjen Polisi Agus Rianto bersama Kasat Brimob Polda Papua serta Kapolres Mimika masih berada di Tembagapura untuk mendorong kedua kelompok menyelesaikan permasalahan pembunuhan karyawan PT Pontil, Eltinus Kum melalui jalan penegakkan hukum.
Jenazah Eltinus Kum telah dikremasi secara adat oleh kaum kerabatnya di Kampung Banti pada Selasa (14/3).
Kapolda menegaskan keterlibatan Pemkab Mimika dalam mengurus masyarakat yang terlibat konflik di Tembagapura itu mutlak diperlukan.
"Untuk mengakomodasi semua kepentingan itu tidak bisa hanya mengharapkan masyarakat sendiri, tetapi perlu ada keterlibatan Pemda sehingga dapat memberikan kepastian bahwa masalah ini bisa ditangani secepatnya. Jangan terus dibawa ke ranah adat, nanti akan menyulitkan kita semua," jelas Paulus.
Kapolda juga menegaskan tidak ada kaitannya antara kasus pembunuhan Eltinus Kum dengan PT Freeport Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Eltinus Kum bersama rekan-rekannya sempat menenggak minuman beralkohol di Restoran Lupa Lelah, Tembagapura.
Setelah restoran tutup, korban bersama rekannya memboyong minuman beralkohol lalu melanjutkan pesta alkohol di Barak Karyawan (Barak AA) milik JJ dan DJ Ridge Camp, Mil 72, Tembagapura.
Saat pesta alkohol itulah, korban diketahui terlibat pertengkaran hingga perkelahian dengan rekan-rekan minumnya.
Korban terkena tusukan benda tajam pada rusuk kanan hingga meninggal dunia sebelum dilarikan ke RS SOS Tembagapura.
"Sampai sekarang kami masih terus mencari tahu siapa yang membunuh korban, apa motifnya, apakah karena marah atau ada dendam sebelumnya," jelas Paulus. (antara)