Sekolah Menengah Kejuruan akan Dikembangkan Sesuai Potensi
pada tanggal
Saturday, 18 March 2017
KOTA JAYAPURA - Dinas Pendidikan Provinsi Papua mendorong pengembangan sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan sesuai dengan potensi masing-masing daerah atau kabupaten.
"Untuk itu, kami gunakan pola pendekatan berbasis lima wilayah adat, mengapa demikian karena lima wilayah adat itu punya potensi berbeda-beda, SMK itu kan hadir sesuai dengan potensi daerah masing-masing," kata Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Provinsi Papua Yulianus Kuayo di Jayapura, Jumat.
Yulianus menuturkan semisal wilayah adat Sairei, potensi di wilayah itu lebih pada kamaritiman atau lebih ke perikanan maka Dinas Pendidikan akan mendorong sejumlah SMK di daerah itu untuk fokus ke perikanan.
Apabila sejumlah SMK di Kabupaten Merauke yang masuk wilayah adat Animha lebih ke pertanian, maka Dinas Pendikan akan mendorong sejumlah SMK di daerah itu untuk fokus mengembangkan pertanian.
"Pegunungan Tengah di wilayah adat Lapago sebagian SMK di daerah itu bisa didorong untuk fokus mengembangkan pariwisata seperti di Wamena, sebagian daerah lagi didorong lebih fokus pada pengembangan pertanian," ujarnya.
Ia mengatakan sejumlah SMK di Kota Jayapura lebih pada pengembangan teknologi karena perkembangan kotanya sudah mengarah ke kota metropolitan.
Dari data yang berhasil dihimpun, lima wilayah adat di Provinsi Papua, yakni Lapago, Meepago, Animha, Saireri, dan Tabi.
Wilayah adat Lapago meliputi Kabupaten Jaya, Yalimo, Lanny Jaya, Yahukimo, Puncak, Puncak Jaya, Nudga, Tolikara, Pegunungan Bintang, dan Mamberamo Tengah.
Wilayah adat Animha meliputi Kabupaten Merauke, Mappi, Boven Digoel, Mimika dan Asmat.
Wilayah adat Saireri meliputi Kabupaten Waropen, Kepulauan Yapen, Biak dan Supiori, serta wilayah adat Tabi meliputi Kabupaten Mamberamo Raya, Sarmi, Kabupaten Jayapura, Keerom, dan Kota Jayapura. (antara)
"Untuk itu, kami gunakan pola pendekatan berbasis lima wilayah adat, mengapa demikian karena lima wilayah adat itu punya potensi berbeda-beda, SMK itu kan hadir sesuai dengan potensi daerah masing-masing," kata Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan Provinsi Papua Yulianus Kuayo di Jayapura, Jumat.
Yulianus menuturkan semisal wilayah adat Sairei, potensi di wilayah itu lebih pada kamaritiman atau lebih ke perikanan maka Dinas Pendidikan akan mendorong sejumlah SMK di daerah itu untuk fokus ke perikanan.
Apabila sejumlah SMK di Kabupaten Merauke yang masuk wilayah adat Animha lebih ke pertanian, maka Dinas Pendikan akan mendorong sejumlah SMK di daerah itu untuk fokus mengembangkan pertanian.
"Pegunungan Tengah di wilayah adat Lapago sebagian SMK di daerah itu bisa didorong untuk fokus mengembangkan pariwisata seperti di Wamena, sebagian daerah lagi didorong lebih fokus pada pengembangan pertanian," ujarnya.
Ia mengatakan sejumlah SMK di Kota Jayapura lebih pada pengembangan teknologi karena perkembangan kotanya sudah mengarah ke kota metropolitan.
Dari data yang berhasil dihimpun, lima wilayah adat di Provinsi Papua, yakni Lapago, Meepago, Animha, Saireri, dan Tabi.
Wilayah adat Lapago meliputi Kabupaten Jaya, Yalimo, Lanny Jaya, Yahukimo, Puncak, Puncak Jaya, Nudga, Tolikara, Pegunungan Bintang, dan Mamberamo Tengah.
Wilayah adat Animha meliputi Kabupaten Merauke, Mappi, Boven Digoel, Mimika dan Asmat.
Wilayah adat Saireri meliputi Kabupaten Waropen, Kepulauan Yapen, Biak dan Supiori, serta wilayah adat Tabi meliputi Kabupaten Mamberamo Raya, Sarmi, Kabupaten Jayapura, Keerom, dan Kota Jayapura. (antara)