Pengelolaan Lahan Pertanian di Jayawijaya Belum Maksimal
pada tanggal
Friday, 31 March 2017
WAMENA (JAYAWIJAYA) - Pejabat di Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Koperasi, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Arisman Chaniago mengatakan, pengelolaan lahan pertanian di wilayah itu belum optimal sehingga menyebabkan pihaknya masih mendatangkan sayur-mayur dari luar daerah untuk pemenuhan konsumsi masyarakat.
Menurut Kepala Bidang Perdangangan itu, dinas terkait perlu lakukan pembinaan kepada petani lokal terutama yang memiliki lahan agar mampu bertanggung jawab terhadap permintaan pasar.
"Kita punya lahan yang cukup, hanya pengelolaannya belum profesional dan sistem tanam tidak dijaga artinya tidak berkesinambungan," kata Arisman di Wamena ibu kota Jayawijaya, Kamis.
Hingga awal tahun 2000-an, kata Arisman, petani Jayawijaya mampu mengirim kentang, bunga kol, wortel, daun bawang dan paprika ke Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Merauke, Kabupaten Jayapura dan Timika secara rutin.
"Sekarang malah terbalik, kita mendatangkan sayur dari luar. Produksi lokal masyarakat saat ini paling tinggi 5 kilogram dalam sehari. Jumlah yang ada tentu tidak mencukupi kebutuhan pasar," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jayawijaya Petrus Mahuse mengatakan, dalam sehari pedagang di Jayawijaya mendatangkan tiga ton sayur-mayur untuk mencukupi kebutuhan konsumen.
"Kami (Kabupaten Jayawijaya) masih banyak mendatangkan sayur - mayur dari luar kabupaten, sehari mencapai tiga ton," kata Petrus.
Ia mengatakan, ketergantungan terhadap sayur-mayur dari luar masih tinggi karena lahan pertanian yang ada belum dikelola secara optimal.
"Dinas terkait perlu menyusun program secara baik dan terukur untuk mengatasi persoalan ini. Apalagi Kabupaten Jayawijaya sebagai pusat pertumbuhan untuk wilayah pegunungan tengah Papua, tentunya ini menjadi tantangan tersendiri untuk kami," katanya. (antara)
Menurut Kepala Bidang Perdangangan itu, dinas terkait perlu lakukan pembinaan kepada petani lokal terutama yang memiliki lahan agar mampu bertanggung jawab terhadap permintaan pasar.
"Kita punya lahan yang cukup, hanya pengelolaannya belum profesional dan sistem tanam tidak dijaga artinya tidak berkesinambungan," kata Arisman di Wamena ibu kota Jayawijaya, Kamis.
Hingga awal tahun 2000-an, kata Arisman, petani Jayawijaya mampu mengirim kentang, bunga kol, wortel, daun bawang dan paprika ke Kabupaten Biak Numfor, Kabupaten Merauke, Kabupaten Jayapura dan Timika secara rutin.
"Sekarang malah terbalik, kita mendatangkan sayur dari luar. Produksi lokal masyarakat saat ini paling tinggi 5 kilogram dalam sehari. Jumlah yang ada tentu tidak mencukupi kebutuhan pasar," katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Jayawijaya Petrus Mahuse mengatakan, dalam sehari pedagang di Jayawijaya mendatangkan tiga ton sayur-mayur untuk mencukupi kebutuhan konsumen.
"Kami (Kabupaten Jayawijaya) masih banyak mendatangkan sayur - mayur dari luar kabupaten, sehari mencapai tiga ton," kata Petrus.
Ia mengatakan, ketergantungan terhadap sayur-mayur dari luar masih tinggi karena lahan pertanian yang ada belum dikelola secara optimal.
"Dinas terkait perlu menyusun program secara baik dan terukur untuk mengatasi persoalan ini. Apalagi Kabupaten Jayawijaya sebagai pusat pertumbuhan untuk wilayah pegunungan tengah Papua, tentunya ini menjadi tantangan tersendiri untuk kami," katanya. (antara)