Pembangunan Lima Pasar Induk di Lima Wilayah Adat Siap Terlaksana
pada tanggal
Tuesday, 28 March 2017
KOTA JAYAPURA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua merencanakan pembangunan pasar rakyat induk pada lima wilayah adat yakni Saireri, Mamta, Meepago, Lapago dan Ha Anim.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua Max Olua di Jayapura, Senin, mengatakan tujuan pembangunan pasar rakyat pada setiap wilayah adat tersebut untuk memutuskan panjangnya mata rantai harga di Bumi Cenderawasih.
"Pembangunan pasar induk ini, selain untuk menekan harga sembilan bahan pokok pada lima wilayah adat tersebut, juga pendistribusian barang-barang kebutuhan masyarakat di dalam pasar," katanya.
Menurut Max, pembangunan pasar rakyat ini sejalan dengan roda ekonomi yang dibangun sesuai arah dan kebijakan nawacita presiden.
"Sehingga masyarakat tidak hanya terfokus ke Kota Jayapura untuk membeli barang, untuk itu tengah didorong program yang spektakuler dan monumental," ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya berharap dengan adanya pasar rakyat ini nantinya, masyarakat dapat memperoleh barang kebutuhannya dengan harga yang sesuai.
"Seperti misalnya harga cabai yang kini telah mencapai Rp200 ribu per kilo, dengan adanya pasar rakyat ini, diharapkan dapat menekan harga kebutuhan bahan pokok sehingga tidak membebani masyarakat," katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya harus mengikuti mata rantai dari hulu ke hilir, sehingga dapat memutus rantai distribusi yang terlalu panjang dan menekan harga sesuai dengan kemampuan masyarakat. (antara)
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua Max Olua di Jayapura, Senin, mengatakan tujuan pembangunan pasar rakyat pada setiap wilayah adat tersebut untuk memutuskan panjangnya mata rantai harga di Bumi Cenderawasih.
"Pembangunan pasar induk ini, selain untuk menekan harga sembilan bahan pokok pada lima wilayah adat tersebut, juga pendistribusian barang-barang kebutuhan masyarakat di dalam pasar," katanya.
Menurut Max, pembangunan pasar rakyat ini sejalan dengan roda ekonomi yang dibangun sesuai arah dan kebijakan nawacita presiden.
"Sehingga masyarakat tidak hanya terfokus ke Kota Jayapura untuk membeli barang, untuk itu tengah didorong program yang spektakuler dan monumental," ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya berharap dengan adanya pasar rakyat ini nantinya, masyarakat dapat memperoleh barang kebutuhannya dengan harga yang sesuai.
"Seperti misalnya harga cabai yang kini telah mencapai Rp200 ribu per kilo, dengan adanya pasar rakyat ini, diharapkan dapat menekan harga kebutuhan bahan pokok sehingga tidak membebani masyarakat," katanya lagi.
Dia menambahkan pihaknya harus mengikuti mata rantai dari hulu ke hilir, sehingga dapat memutus rantai distribusi yang terlalu panjang dan menekan harga sesuai dengan kemampuan masyarakat. (antara)