Pelabuhan Sorong dan Pelabuhan Biak Jadi Titik Masuk Wisatawan Australia
pada tanggal
Tuesday, 28 March 2017
JAKARTA - Pelabuhan Sorong di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat dan Pelabuhan Biak, di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua masuk dalam dalam daftar pelabuhan yang dijadikan sebagai titik masuk wisatawan asing di Indonesia, terutama dari Australia.
Asisten Deputi Pemasaran Kawasan Asia Pasifik Kemenpar Ricky Fauzi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, menyatakan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar) terus mempromosikan wisata berlayar (yacht) kepada puluhan pemilik kapal, pelaut, dan perusahaan bisnis asuransi kapal layar di Australia Barat melalui kegiatan sosialisasi regulasi.
Dua pelabuhan ini katanya, masuk dalam 19 pelabuhan yang memberikan kemudahan berupa bebas visa bagi kunjungan kurang dari 30 hari, para pelancong dari Australia juga dapat menikmati proses "clearance" imigrasi lewat "hub" pelabuhan yang lebih cepat dari sebelumnya.
Menurut Peraturan Presiden Nomor 105 tahun 2015 tentang Kunjungan Kapal Wisata (yacht) Asing ke Indonesia menyebutkan bahwa kapal wisata (yacht) asing beserta awak kapal dan/atau penumpang termasuk barang bawaan dan/atau kendaraan yang akan memasuki wilayah perairan Indonesia dalam rangka kunjungan wisata diberikan kemudahan di bidang kepabeanan, keimigrasian, karantina, dan kepelabuhanan.
Kemudahan tersebut akan diberikan apabila kapal wisata masuk dan keluar dari Pelabuhan Sabang, Sabang (Aceh), Pelabuhan Belawan, Medan (Sumatera Utara), Pelabuhan Teluk Bayur, Padang (Sumatera Barat), Nongsa Point Marina, Batam (Kepulauan Riau), Bandar Bintan Telani, Bintan (Kepulauan Riau), Pelabuhan Tanjung Pandan, Belitung (Bangka Belitung), dan Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Marina Ancol (DKI Jakarta).
Selain itu Pelabuhan Benoa, Badung (Bali), Pelabuhan Tenau, Kupang (Nusa Tenggara Timur), Pelabuhan Kumai, Kotawaringin Barat (Kalimantan Tengah), Pelabuhan Tarakan, Tarakan (Kalimantan Utara), dan Pelabuhan Nunukan, Bulungan (Kalimantan Timur).
Selanjutnya jika melalui Pelabuhan Bitung, Bitung (Sulawesi Utara), Pelabuhan Ambon, Ambon (Maluku), Pelabuhan Saumlaki, Maluku Tenggara Barat (Maluku), Pelabuhan Tual, Maluku Tenggara (Maluku), Pelabuhan Sorong dan Pelabuhan Biak.
Ia mengatakan pihaknya menyasar tiga titik dalam sosialisasi program wisata kapal layar yaitu Geraldton Yacht Club, Hillary's Yacht Club, dan Mandurah Yachting Community.
"Saat ini banyak kemudahan bisa dinikmati pelaut Australia," kata Ricky.
Perwakilan KJRI Perth Bramantya Dwiputra Widodo yang bertindak selaku Wakil Konsul Informasi dan Budaya, menyebutkan bahwa animo masyarakat Australia untuk mengunjungi Indonesia sangat tinggi.
"Namun khusus untuk wisaya kapal layar, promosi yang lebih gencar diharapkan dapat memupuk minat yang lebih besar lagi," tuturnya.
Saat ini, Pemerintah Indonesia sedang menggiatkan program wisata kapal layar dan salah satu strategi merealisasikan target kunjungan 1.000 yacht selama 2017 adalah dengan serangkaian program reli layar.
Berbagai acara meliputi "Wonderful Sail Anambas to Natuna" dijadwalkan berlangsung 28 Mei-5 Juni 2017, berikutnya "Wonderful West Kalimantan Yacht Rally" pada 1 Juli hingga 2 Agustus 2017, dan "Wonderful Indonesia Yacht Rally" dengan rute Batam hingga Banda.
Selama beberapa tahun terakhir, secara rutin reli layar dari Fremantle (Australia) ke Bali diselenggarakan setiap dua tahun sekali.
Kegiatan ini mendulang banyak minat dari pelayar Australia, dengan indikasi jumlah peserta yang terus bertambah setiap kali ajang ini digelar. (antara/papuanesia)
Asisten Deputi Pemasaran Kawasan Asia Pasifik Kemenpar Ricky Fauzi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin, menyatakan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar) terus mempromosikan wisata berlayar (yacht) kepada puluhan pemilik kapal, pelaut, dan perusahaan bisnis asuransi kapal layar di Australia Barat melalui kegiatan sosialisasi regulasi.
Dua pelabuhan ini katanya, masuk dalam 19 pelabuhan yang memberikan kemudahan berupa bebas visa bagi kunjungan kurang dari 30 hari, para pelancong dari Australia juga dapat menikmati proses "clearance" imigrasi lewat "hub" pelabuhan yang lebih cepat dari sebelumnya.
Menurut Peraturan Presiden Nomor 105 tahun 2015 tentang Kunjungan Kapal Wisata (yacht) Asing ke Indonesia menyebutkan bahwa kapal wisata (yacht) asing beserta awak kapal dan/atau penumpang termasuk barang bawaan dan/atau kendaraan yang akan memasuki wilayah perairan Indonesia dalam rangka kunjungan wisata diberikan kemudahan di bidang kepabeanan, keimigrasian, karantina, dan kepelabuhanan.
Kemudahan tersebut akan diberikan apabila kapal wisata masuk dan keluar dari Pelabuhan Sabang, Sabang (Aceh), Pelabuhan Belawan, Medan (Sumatera Utara), Pelabuhan Teluk Bayur, Padang (Sumatera Barat), Nongsa Point Marina, Batam (Kepulauan Riau), Bandar Bintan Telani, Bintan (Kepulauan Riau), Pelabuhan Tanjung Pandan, Belitung (Bangka Belitung), dan Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Marina Ancol (DKI Jakarta).
Selain itu Pelabuhan Benoa, Badung (Bali), Pelabuhan Tenau, Kupang (Nusa Tenggara Timur), Pelabuhan Kumai, Kotawaringin Barat (Kalimantan Tengah), Pelabuhan Tarakan, Tarakan (Kalimantan Utara), dan Pelabuhan Nunukan, Bulungan (Kalimantan Timur).
Selanjutnya jika melalui Pelabuhan Bitung, Bitung (Sulawesi Utara), Pelabuhan Ambon, Ambon (Maluku), Pelabuhan Saumlaki, Maluku Tenggara Barat (Maluku), Pelabuhan Tual, Maluku Tenggara (Maluku), Pelabuhan Sorong dan Pelabuhan Biak.
Ia mengatakan pihaknya menyasar tiga titik dalam sosialisasi program wisata kapal layar yaitu Geraldton Yacht Club, Hillary's Yacht Club, dan Mandurah Yachting Community.
"Saat ini banyak kemudahan bisa dinikmati pelaut Australia," kata Ricky.
Perwakilan KJRI Perth Bramantya Dwiputra Widodo yang bertindak selaku Wakil Konsul Informasi dan Budaya, menyebutkan bahwa animo masyarakat Australia untuk mengunjungi Indonesia sangat tinggi.
"Namun khusus untuk wisaya kapal layar, promosi yang lebih gencar diharapkan dapat memupuk minat yang lebih besar lagi," tuturnya.
Saat ini, Pemerintah Indonesia sedang menggiatkan program wisata kapal layar dan salah satu strategi merealisasikan target kunjungan 1.000 yacht selama 2017 adalah dengan serangkaian program reli layar.
Berbagai acara meliputi "Wonderful Sail Anambas to Natuna" dijadwalkan berlangsung 28 Mei-5 Juni 2017, berikutnya "Wonderful West Kalimantan Yacht Rally" pada 1 Juli hingga 2 Agustus 2017, dan "Wonderful Indonesia Yacht Rally" dengan rute Batam hingga Banda.
Selama beberapa tahun terakhir, secara rutin reli layar dari Fremantle (Australia) ke Bali diselenggarakan setiap dua tahun sekali.
Kegiatan ini mendulang banyak minat dari pelayar Australia, dengan indikasi jumlah peserta yang terus bertambah setiap kali ajang ini digelar. (antara/papuanesia)