Kabupaten Teluk Bintuni Diwajibkan Miliki Pelabuhan Laut
pada tanggal
Thursday, 30 March 2017
MANOKWARI - Dinas Perhubungan Provinsi Papua Barat menginginkan Kabupaten Teluk Bintuni segera memiliki pelabuhan laut untuk meningkatkan kegiatan ekonomi di daerah itu.
Kepala Dinas Perhubungan Papua Barat Bambang Heriawan Soesanto di Manokwari, Rabu, mengatakan Teluk Bintuni memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah baik pada sektor pertanian maupun perikanan.
"Bintuni sudah punya pelabuhan, tapi pelabuhan tersebut berada di sungai yang hanya bisa dimasuki kapal-kapal tertentu. Kapal berbadan besar tidak bisa," kata dia.
Pihaknya ingin seluruh daerah di Papua Barat bisa menjalin perdagangan antarnegara melalui pelabuhan masing-masing.
Dari sisi komoditas pangan dan nonpangan, daerah tersebut dinilai cukup siap. Kesiapan infrastruktur harus didorong untuk memacu pendapatan masyarakat dan daerah melalui sektor perdagangan internasional.
"Kalau kita terus mengandalkan pelabuhan sungai seperti di Teluk Bintuni dan Sorong Selatan, daerah akan sulit berkembang. Kita harus genjot supaya daerah maju," katanya.
Dia menjelaskan pada rapat koordinasi teknis yang dilaksanakan di Makassar, Sulawesi Selatan, belum lama ini rencana pembangunan pelabuhan laut di Teluk Bintuni dan Sorong Selatan menjadi salah satu topik pembahasan.
Pada kegiatan tersebut, ia pun mengajak seluruh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/kota se-Papua Barat berkunjung ke Pelabuhan Makassar.
"Pengelolaan Pelabuhan Makassar berkembang pesat. Sudah dua tahun ini pelabuhan tersebut melayani pengiriman barang langsung keluar negeri," katanya.
Menyusul pembukaan jalur langsung pasar ekspor tersebut pendapatan domestik regional bruto (PDRB) Sulawesi Selatan meningkat sekitar 600 persen.
"Kita ingin mencontoh Sulawesi Selatan agar pendapatan asli daerah dan masyarakat meningkat, terutama dari sektor pajak dan perdagangan," katanya. (antara)
Kepala Dinas Perhubungan Papua Barat Bambang Heriawan Soesanto di Manokwari, Rabu, mengatakan Teluk Bintuni memiliki kekayaan sumber daya alam melimpah baik pada sektor pertanian maupun perikanan.
"Bintuni sudah punya pelabuhan, tapi pelabuhan tersebut berada di sungai yang hanya bisa dimasuki kapal-kapal tertentu. Kapal berbadan besar tidak bisa," kata dia.
Pihaknya ingin seluruh daerah di Papua Barat bisa menjalin perdagangan antarnegara melalui pelabuhan masing-masing.
Dari sisi komoditas pangan dan nonpangan, daerah tersebut dinilai cukup siap. Kesiapan infrastruktur harus didorong untuk memacu pendapatan masyarakat dan daerah melalui sektor perdagangan internasional.
"Kalau kita terus mengandalkan pelabuhan sungai seperti di Teluk Bintuni dan Sorong Selatan, daerah akan sulit berkembang. Kita harus genjot supaya daerah maju," katanya.
Dia menjelaskan pada rapat koordinasi teknis yang dilaksanakan di Makassar, Sulawesi Selatan, belum lama ini rencana pembangunan pelabuhan laut di Teluk Bintuni dan Sorong Selatan menjadi salah satu topik pembahasan.
Pada kegiatan tersebut, ia pun mengajak seluruh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/kota se-Papua Barat berkunjung ke Pelabuhan Makassar.
"Pengelolaan Pelabuhan Makassar berkembang pesat. Sudah dua tahun ini pelabuhan tersebut melayani pengiriman barang langsung keluar negeri," katanya.
Menyusul pembukaan jalur langsung pasar ekspor tersebut pendapatan domestik regional bruto (PDRB) Sulawesi Selatan meningkat sekitar 600 persen.
"Kita ingin mencontoh Sulawesi Selatan agar pendapatan asli daerah dan masyarakat meningkat, terutama dari sektor pajak dan perdagangan," katanya. (antara)