Joppy Onesimus Wayangkau Minta Kepala Daerah Siapkan Calon Prajurit TNI
pada tanggal
Friday, 24 March 2017
MANOKWARI - Panglima Daerah Militer (Pangdam) XVIII/Kasuari Papua Barat Mayjen TNI Joppy Onesimus Wayangkau meminta seluruh kepala daerah membantu menyiapkan calon prajurit TNI.
"Saya ingin, setiap Kabupaten kota menyiapkan minimal satu orang untuk menjalani pendidikan akademi TNI. Ini sangat penting, dengan begitu kita akan punya anak-anak Papua hebat yang berkarir bagus sebagai prajurit TNI," kata Joppye di Manokwari, Kamis.
Dia menjelaskan, untuk lolos dan belajar di Akademi TNI maupun Polisi tidak mudah. Banyak syarat yang harus dipenuhi peserta selain kesehatan.
Selain itu, pendidikan akademi TNI pun cukup berat. Untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia yang benar-benar siap, baik dari sisi mental, kesehatan maupun kemampuan akademisi "Persiapan sebaiknya dilakukan sejak mereka masih duduk di bangku SMP. Sehingga setelah SMA mereka mampu bersaing, khusus untuk perwira ini akademisnya harus bagus," ujarnya.
Dia mengungkapkan, perwira TNI dari kalangan orang Papua selama ini masih minim. Diharapkan pemerintah daerah berpartisipasi dalam penyiapan SDM Militer.
Wayangkau mengutarakan, saat ini Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) sedang merekrut prajurit tamtama TNI dan Akademi Militer. Untuk tamtama sudah dalam tahap penentuan akhir dan Akademi Militer sedang pembukaan pendaftaran.
Dari hasil seleksi calon prajurit tamtama yang dilaksanakan di Kodam Kasuari, dia mengungkapkan, cukup banyak anak-anak Papua yang tidak lolos pada seleksi kesehatan.
"Tes kesehatan di TNI itu berbeda dengan tes kesehatan pada dokter umum. Dokter umum menggunakan standar kesehatan untuk hidup, kalau di TNI kita menggunakan standar kesehatan untuk bekerja keras," katanya seraya berharap hal ini dipahami masyarakat.
Dia menyatakan bahwa TNI tidak akan mentorerir calon peserta yang teridentifikasi mengidap penyakit kelamin dan penyakit berat lainnya. Jika dipaksakan hal itu akan membahayakan diri yang bersangkutan.
"Standar untuk menjadi prajurit TNI itu cukup berat. Kita harus menyiapkan anak-anak kita sebaik mungkin," katanya pula. (antara)
"Saya ingin, setiap Kabupaten kota menyiapkan minimal satu orang untuk menjalani pendidikan akademi TNI. Ini sangat penting, dengan begitu kita akan punya anak-anak Papua hebat yang berkarir bagus sebagai prajurit TNI," kata Joppye di Manokwari, Kamis.
Dia menjelaskan, untuk lolos dan belajar di Akademi TNI maupun Polisi tidak mudah. Banyak syarat yang harus dipenuhi peserta selain kesehatan.
Selain itu, pendidikan akademi TNI pun cukup berat. Untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia yang benar-benar siap, baik dari sisi mental, kesehatan maupun kemampuan akademisi "Persiapan sebaiknya dilakukan sejak mereka masih duduk di bangku SMP. Sehingga setelah SMA mereka mampu bersaing, khusus untuk perwira ini akademisnya harus bagus," ujarnya.
Dia mengungkapkan, perwira TNI dari kalangan orang Papua selama ini masih minim. Diharapkan pemerintah daerah berpartisipasi dalam penyiapan SDM Militer.
Wayangkau mengutarakan, saat ini Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) sedang merekrut prajurit tamtama TNI dan Akademi Militer. Untuk tamtama sudah dalam tahap penentuan akhir dan Akademi Militer sedang pembukaan pendaftaran.
Dari hasil seleksi calon prajurit tamtama yang dilaksanakan di Kodam Kasuari, dia mengungkapkan, cukup banyak anak-anak Papua yang tidak lolos pada seleksi kesehatan.
"Tes kesehatan di TNI itu berbeda dengan tes kesehatan pada dokter umum. Dokter umum menggunakan standar kesehatan untuk hidup, kalau di TNI kita menggunakan standar kesehatan untuk bekerja keras," katanya seraya berharap hal ini dipahami masyarakat.
Dia menyatakan bahwa TNI tidak akan mentorerir calon peserta yang teridentifikasi mengidap penyakit kelamin dan penyakit berat lainnya. Jika dipaksakan hal itu akan membahayakan diri yang bersangkutan.
"Standar untuk menjadi prajurit TNI itu cukup berat. Kita harus menyiapkan anak-anak kita sebaik mungkin," katanya pula. (antara)