Bursa Efek Indonesia (BEI) Ajak Perusahaan di Papua Barat Menjual Saham
pada tanggal
Thursday, 30 March 2017
MANOKWARI - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengajak perusahaan di Papua Barat sebagai daerah go publik memasarkan saham di pasar modal.
Kepala Kantor BEI Perwakilan Manokwari, Papua Barat, Wira Adi Brata di Manokwari, Rabu, mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pelatihan bagi para pemilik perusahaan di daerah tersebut.
"Di Manokwari bahkan Papua Barat belum ada satu pun perusahaan yang go publik di pasar saham. Sebetulnya banyak keuntungan yang bisa diperoleh ketua perusahaan di daerah ini go publik," kata dia.
Pasar saham, katanya menjelaskan, merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan. Sehingga perusahaan tersebut dapat berkembang melalui modal yang diperoleh dari para investor.
Keuntungan lain yang akan diperoleh bahwa masyarakat akan merasa memiliki perusahaan tersebut. Dengan demikian akan membantu melakukan promosi serta menjaga agar perusahaan tersebut stabil.
Selain itu, ujarnya lagi, pemerintah akan memberi keringanan pajak sebesar 5 persen bagi perusahaan yang menjual 40 persen sahamnya kepada masyarakat.
"Tidak harus perusahaan besar yang bisa go publik di pasar saham. Syaratnya mudah, yang penting berbadan hukum PT, sudah berdiri selama satu tahun serta memiliki aset minimal senilai Rp5 miliar," kata dia.
Dia Papua Barat terdapat sejumlah perusahaan besar seperti Petro Kimia di Sorong, British Petroleum Tangguh di Teluk Bintuni dan PT SDIC Papua Cement Indonesia di Manokwari.
Wira berharap, perusahaan-perusahaan tersebut membuka peluang investasi di pasar saham.
Manfaat lain yang dapat diperoleh dari go publik, katanya, untuk mendorong transparansi. Sebab semua agak menjadi jelas termasuk pajak yang dibayarkan perusahaan kepada negara.
"Perusahaan sekelas Freeport Indonesia pun kita sudah mencoba untuk ajak, tapi belum bersedia. Di wilayah Jawa sudah banyak perusahaan yang sudah go publik, seperti Semen Cibinong," ujarnya juga. (antara)
Kepala Kantor BEI Perwakilan Manokwari, Papua Barat, Wira Adi Brata di Manokwari, Rabu, mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pelatihan bagi para pemilik perusahaan di daerah tersebut.
"Di Manokwari bahkan Papua Barat belum ada satu pun perusahaan yang go publik di pasar saham. Sebetulnya banyak keuntungan yang bisa diperoleh ketua perusahaan di daerah ini go publik," kata dia.
Pasar saham, katanya menjelaskan, merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan. Sehingga perusahaan tersebut dapat berkembang melalui modal yang diperoleh dari para investor.
Keuntungan lain yang akan diperoleh bahwa masyarakat akan merasa memiliki perusahaan tersebut. Dengan demikian akan membantu melakukan promosi serta menjaga agar perusahaan tersebut stabil.
Selain itu, ujarnya lagi, pemerintah akan memberi keringanan pajak sebesar 5 persen bagi perusahaan yang menjual 40 persen sahamnya kepada masyarakat.
"Tidak harus perusahaan besar yang bisa go publik di pasar saham. Syaratnya mudah, yang penting berbadan hukum PT, sudah berdiri selama satu tahun serta memiliki aset minimal senilai Rp5 miliar," kata dia.
Dia Papua Barat terdapat sejumlah perusahaan besar seperti Petro Kimia di Sorong, British Petroleum Tangguh di Teluk Bintuni dan PT SDIC Papua Cement Indonesia di Manokwari.
Wira berharap, perusahaan-perusahaan tersebut membuka peluang investasi di pasar saham.
Manfaat lain yang dapat diperoleh dari go publik, katanya, untuk mendorong transparansi. Sebab semua agak menjadi jelas termasuk pajak yang dibayarkan perusahaan kepada negara.
"Perusahaan sekelas Freeport Indonesia pun kita sudah mencoba untuk ajak, tapi belum bersedia. Di wilayah Jawa sudah banyak perusahaan yang sudah go publik, seperti Semen Cibinong," ujarnya juga. (antara)