Ardin Papua Barat Akui Jalur Laut Sebagai Transportasi Massal Utama
pada tanggal
Saturday, 18 March 2017
MANOKWARI - Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distribusi Indonesia (Ardin) Papua Barat mengatakan jalur laut masih menjadi penopang utama transportasi massal di wilayah Provinsi Papua Barat.
"Transportasi massal untuk arus mudik dan pengangkutan barang baik saat hari-hari biasa maupun lebaran di Papua Barat kita masih mengandalkan laut," kata Ketua Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distribusi Indonesia (Ardin) Papua Barat Syahrudin Maki di Manokwari, Jumat.
Jalur darat di wilayah tersebut dinilai cukup beresiko meskipun sudah terbangun dan menghubungkan seluruh kabupaten/kota.
"Perjalanan darat di Papua Barat harus berhadapan dengan medan terjal dan hutan. Untuk saat ini, jalur laut masih cukup strategis untuk menggerakan sektor ekonomi daerah," ujarnya.
Menurutnya, jumlah pengendara dan pengguna jasa transportasi di daerah tersebut belum cukup padat layaknya wilayah Jawa dan Sumatera serta sebagian besar daerah di Papua Barat berada di pesisir.
"Dan rata-rata setiap daerah sudah memiliki dermaga pelabuhan meskipun masih berskala kecil,"katanya lagi.
Meski demikian, aksesibilitas transportasi darat harus terus ditingkatkan, terutama di daerah pedalaman yang tidak bisa mengakses jalur laut.
Dia berpandangan pembangunan infrastruktur transportasi darat cukup berat karena kondisi topografi wilayah di daerah yang sebagian besar merupakan pegunungan.
"Misalnya Pegunungan Arfak, Tambrauw dan Maybrat. Akses jalan darat ke daerah tersebut sudah terbangun, namun belum bagus seperti yang kita harapkan,"katanya lagi.
Mantan legislator Papua Barat itu berpendapat akan membutuhkan waktu lama dan anggaran yang cukup besar untuk membangun jalan darat Papua Barat.
"Untuk mengoptimalkan pelayanan transportasi mudik lebaran, untuk saat ini jalur laut yang harus terus diperbaiki dan ditingkatkan fasilitasnya. Sehingga masyarakat lebih nyaman dan aman saat menempuh perjalanan musim," pungkasnya. (antara)
"Transportasi massal untuk arus mudik dan pengangkutan barang baik saat hari-hari biasa maupun lebaran di Papua Barat kita masih mengandalkan laut," kata Ketua Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distribusi Indonesia (Ardin) Papua Barat Syahrudin Maki di Manokwari, Jumat.
Jalur darat di wilayah tersebut dinilai cukup beresiko meskipun sudah terbangun dan menghubungkan seluruh kabupaten/kota.
"Perjalanan darat di Papua Barat harus berhadapan dengan medan terjal dan hutan. Untuk saat ini, jalur laut masih cukup strategis untuk menggerakan sektor ekonomi daerah," ujarnya.
Menurutnya, jumlah pengendara dan pengguna jasa transportasi di daerah tersebut belum cukup padat layaknya wilayah Jawa dan Sumatera serta sebagian besar daerah di Papua Barat berada di pesisir.
"Dan rata-rata setiap daerah sudah memiliki dermaga pelabuhan meskipun masih berskala kecil,"katanya lagi.
Meski demikian, aksesibilitas transportasi darat harus terus ditingkatkan, terutama di daerah pedalaman yang tidak bisa mengakses jalur laut.
Dia berpandangan pembangunan infrastruktur transportasi darat cukup berat karena kondisi topografi wilayah di daerah yang sebagian besar merupakan pegunungan.
"Misalnya Pegunungan Arfak, Tambrauw dan Maybrat. Akses jalan darat ke daerah tersebut sudah terbangun, namun belum bagus seperti yang kita harapkan,"katanya lagi.
Mantan legislator Papua Barat itu berpendapat akan membutuhkan waktu lama dan anggaran yang cukup besar untuk membangun jalan darat Papua Barat.
"Untuk mengoptimalkan pelayanan transportasi mudik lebaran, untuk saat ini jalur laut yang harus terus diperbaiki dan ditingkatkan fasilitasnya. Sehingga masyarakat lebih nyaman dan aman saat menempuh perjalanan musim," pungkasnya. (antara)