Manajemen Dinilai Tidak Transparan, Karyawan PTFI Palang Kantor Transisi
pada tanggal
Friday, 27 January 2017
TIMIKA (MIMIKA) – Karyawan Grasberg Operations PT. Freeport Indonesia (PTFI) melakukan pemalangan terhadap Kantor Transisi dan mogok kerja pada Selasa (24/1) malam sebagai aksi protes terhadap manajemen perusahaan yang tidak transparan dalam melaksanakan program Transisi Grasberg.
"Permasalah ini terkait transisi grasberg yang tidak disosialisaikan kepada karyawan," kata Kapolres Mimika, AKBP Victor Dean Mackbon, ketika ditemui wartawan, di Mapolsek Mimika Baru, Jalan C. Heatubun, Kamis (26/1).
Kapolres mengatakan, aksi tersebut dilakukan oleh seluruh karyawan Grasberg Operations, yang mana mereka menuntut agar pihak Manajemen PTFI seharusnya menjelaskan secara rinci kepada seluruh karyawan terkait dengan program Transisi Grasberg tersebut.
"Aksi ini dilakukan seluruh karyawan, yang mana mereka menuntut manajemen menjelaskan secara detail terkait Transisi Grasberg kepada seluruh karyawan," kata Kapolres.
Kapolres menjelaskan, dalam tahun 2017 ini, tambang Grasberg akan ditutup dan dialihkan ke tambang bawah tanah (underground).
Berdasarkan informasi yang dihimpun Salam Papua, sebelumnya manajemen Divisi Grasberg Operations melalui pengawas lapangan telah menyampaikan bahwa akan dilakukan sosialisasi ke masing-masing karyawan oleh tim Transisi Grasberg, tapi sampai program tersebut dijalankan, pihak manajemen sama sekali belum melakukan sosialisasi.
Selain itu, Surat Transisi dikirim kepada pekerja Grasberg Operations PT Freeport Indonesia melalui kotak makanan. Menurut sumber, surat tersebut diserahkan kepada PT Pangansari Utama sebagai perusahaan jasa katering PTFI oleh Senior Manajemen Grasberg Operations. Dalam sajian makanan kotak yang akan dibagikan kepada pekerja dimasukan surat tersebut.
Sikap dari manajemen Grasberg PT Freeport Indonesia dalam menjalankan Program Transisi semacam inilah yang memicu sejumlah pekerja perempuan Papua melakukan aksi protes yang kemudian diikuti seluruh karyawan.
Selain itu, karyawan Grasberg Operations yang sudah menerima undangan Transisi statusnya diistirahatkan dan tidak melakukan aktivitas kerja lagi. Hal inilah yang menimbulkan protes dari pekerja Divisi Tambang Grasberg Operation PTFI dengan memalang Kantor Transisi di Grasberg, serentak masing-masing karyawan tidak melakukan aktivitas produksi mulai Selasa (24/1) malam.
Kapolres menambahkan, pada Rabu (25/1) telah dilakukan pertemuan antara pihak kepolisian, Manajemen PTFI dan Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PUK SPKEP SPSI) PTFI yang mana kedua pihak telah memahami bahwa sosialisasi program Transisi Grasberg memang harus dilakukan. Pihak manajemen juga menyatakan ke depan akan mengsosialisasikan program Transisi Grasberg kepada seluruh karyawan.
Kapolres mengatakan, pihak PUK SPKEP SPSI juga sangat mendukung kebijakan Transisi Grasberg tapi harus dilakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan, agar tidak terjadi aksi mogok kerja seperti ini.
"Usai dilakukan pertemuan tersebut, mulai Rabu (25/1) malam, karyawan Grasberg Operation telah kembali beraktifitas seperti biasa," kata Kapolres. (salampapua.com)
"Permasalah ini terkait transisi grasberg yang tidak disosialisaikan kepada karyawan," kata Kapolres Mimika, AKBP Victor Dean Mackbon, ketika ditemui wartawan, di Mapolsek Mimika Baru, Jalan C. Heatubun, Kamis (26/1).
Kapolres mengatakan, aksi tersebut dilakukan oleh seluruh karyawan Grasberg Operations, yang mana mereka menuntut agar pihak Manajemen PTFI seharusnya menjelaskan secara rinci kepada seluruh karyawan terkait dengan program Transisi Grasberg tersebut.
"Aksi ini dilakukan seluruh karyawan, yang mana mereka menuntut manajemen menjelaskan secara detail terkait Transisi Grasberg kepada seluruh karyawan," kata Kapolres.
Kapolres menjelaskan, dalam tahun 2017 ini, tambang Grasberg akan ditutup dan dialihkan ke tambang bawah tanah (underground).
Berdasarkan informasi yang dihimpun Salam Papua, sebelumnya manajemen Divisi Grasberg Operations melalui pengawas lapangan telah menyampaikan bahwa akan dilakukan sosialisasi ke masing-masing karyawan oleh tim Transisi Grasberg, tapi sampai program tersebut dijalankan, pihak manajemen sama sekali belum melakukan sosialisasi.
Selain itu, Surat Transisi dikirim kepada pekerja Grasberg Operations PT Freeport Indonesia melalui kotak makanan. Menurut sumber, surat tersebut diserahkan kepada PT Pangansari Utama sebagai perusahaan jasa katering PTFI oleh Senior Manajemen Grasberg Operations. Dalam sajian makanan kotak yang akan dibagikan kepada pekerja dimasukan surat tersebut.
Sikap dari manajemen Grasberg PT Freeport Indonesia dalam menjalankan Program Transisi semacam inilah yang memicu sejumlah pekerja perempuan Papua melakukan aksi protes yang kemudian diikuti seluruh karyawan.
Selain itu, karyawan Grasberg Operations yang sudah menerima undangan Transisi statusnya diistirahatkan dan tidak melakukan aktivitas kerja lagi. Hal inilah yang menimbulkan protes dari pekerja Divisi Tambang Grasberg Operation PTFI dengan memalang Kantor Transisi di Grasberg, serentak masing-masing karyawan tidak melakukan aktivitas produksi mulai Selasa (24/1) malam.
Kapolres menambahkan, pada Rabu (25/1) telah dilakukan pertemuan antara pihak kepolisian, Manajemen PTFI dan Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Kimia Energi dan Pertambangan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PUK SPKEP SPSI) PTFI yang mana kedua pihak telah memahami bahwa sosialisasi program Transisi Grasberg memang harus dilakukan. Pihak manajemen juga menyatakan ke depan akan mengsosialisasikan program Transisi Grasberg kepada seluruh karyawan.
Kapolres mengatakan, pihak PUK SPKEP SPSI juga sangat mendukung kebijakan Transisi Grasberg tapi harus dilakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan, agar tidak terjadi aksi mogok kerja seperti ini.
"Usai dilakukan pertemuan tersebut, mulai Rabu (25/1) malam, karyawan Grasberg Operation telah kembali beraktifitas seperti biasa," kata Kapolres. (salampapua.com)