Guru SMAN 1 Kota Jayapura Tuntut Ariyanto Kadir Dicopot
pada tanggal
Tuesday 31 January 2017
KOTA JAYAPURA - Sejumlah guru di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kota Jayapura, Provinsi Papua, mengelar aksi massa di lingkungan sekolah menuntut pencopotan kepala sekolah Ariyanto Kadir.
Pantauan di lapangan, Selasa, aksi massa itu berlangsung sejak pukul 07.00 WIT hingga pukul 08.00 WIT.
Massa aksi membentang beberapa spanduk yang berisi tulisan tentang sikap protes terhadap kepala sekolah.
Spanduk itu dibentangkan persis di depan pintu gerbang masuk SMAN 1 Kota Jayapura. Salah satu spanduk bertuliskan "turunkan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jayapura." Aksi itu memaksa Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura I Wayan Mudiyasa mendatangi sekolah tersebut dan menggelar pertemuan tertutup dengan kepala sekolah dan para guru.
Salah seorang guru mengatakan aksi massa itu untuk menuntut Ariyanto Kadir dicopot dari jabatan kepala sekolah, karena sejumlah masalah di sekolah itu tidak diselesaikan dengan baik.
Masalah tersebut diantaranya, kepala sekolah selalu mengambil kebijakan sendiri, misalnya memindahkan beberapa guru ke sekolah lain tanpa diberitahukan sebelumnya.
Persoalan lain adalah tidak pernah membicarakan kepentingan sekolah secara bersama dengan para guru.
Selanjutnya, semenjak menjabat kepala sekolah, Ariyanto Kadir tidak pernah memperkenalkan diri kepada guru.
"Sejumlah masalah ini sudah lama di terjadi sekolah ini, namun baru terungkap saat ini," ujarnya.
Persoalan itu mengakibatkan sejumlah guru mogok mengajar, akhirnya sebagian besar siswa memilih pulang.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura, I Wayan Mudiyasa kepada wartawan usai pertemuan dengan para guru dan kepala sekolah mengatakan, di SMAN 1 Jayapura itu sebenarnya permasalahannya tidak terlalu berat hanya terjadi miskomunikasi dan koordinasi sedangkan semua kegiatan di sekolah berjalan lancar.
"Begitu saya datang langsung saya selesaikan permasalahan hanya ada sesuatu hal tidak diinginkan oleh para guru dan itu saya sudah selesaikan dan proses belajar mengajar berjalan baik," ujarnya.
Pada intinya, kata Wayan, proses belajar mengajar harus tetap berjalan dengan baik.
"Ada krikil-krikil yang selalu mengganjal itu hal biasalah dalam suatu organisasi tetapi itu tidak berdampak kepada pelayanan terhadap anak-anak kita," ujarnya.
Sementara itu, pengawas SMAN 1 Kota Jayapura, Paulus Guandeguay mengatakan sebenarnya permasalahan itu terjadi karena miskomunikasi.
"Tadi kita sudah luruskan bersama dan sudah diselesaikan secara bersama," kata Paulus yang juga mantan Kepala SMAN 1 Kota Jayapura. (antara)
Pantauan di lapangan, Selasa, aksi massa itu berlangsung sejak pukul 07.00 WIT hingga pukul 08.00 WIT.
Massa aksi membentang beberapa spanduk yang berisi tulisan tentang sikap protes terhadap kepala sekolah.
Spanduk itu dibentangkan persis di depan pintu gerbang masuk SMAN 1 Kota Jayapura. Salah satu spanduk bertuliskan "turunkan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jayapura." Aksi itu memaksa Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura I Wayan Mudiyasa mendatangi sekolah tersebut dan menggelar pertemuan tertutup dengan kepala sekolah dan para guru.
Salah seorang guru mengatakan aksi massa itu untuk menuntut Ariyanto Kadir dicopot dari jabatan kepala sekolah, karena sejumlah masalah di sekolah itu tidak diselesaikan dengan baik.
Masalah tersebut diantaranya, kepala sekolah selalu mengambil kebijakan sendiri, misalnya memindahkan beberapa guru ke sekolah lain tanpa diberitahukan sebelumnya.
Persoalan lain adalah tidak pernah membicarakan kepentingan sekolah secara bersama dengan para guru.
Selanjutnya, semenjak menjabat kepala sekolah, Ariyanto Kadir tidak pernah memperkenalkan diri kepada guru.
"Sejumlah masalah ini sudah lama di terjadi sekolah ini, namun baru terungkap saat ini," ujarnya.
Persoalan itu mengakibatkan sejumlah guru mogok mengajar, akhirnya sebagian besar siswa memilih pulang.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Jayapura, I Wayan Mudiyasa kepada wartawan usai pertemuan dengan para guru dan kepala sekolah mengatakan, di SMAN 1 Jayapura itu sebenarnya permasalahannya tidak terlalu berat hanya terjadi miskomunikasi dan koordinasi sedangkan semua kegiatan di sekolah berjalan lancar.
"Begitu saya datang langsung saya selesaikan permasalahan hanya ada sesuatu hal tidak diinginkan oleh para guru dan itu saya sudah selesaikan dan proses belajar mengajar berjalan baik," ujarnya.
Pada intinya, kata Wayan, proses belajar mengajar harus tetap berjalan dengan baik.
"Ada krikil-krikil yang selalu mengganjal itu hal biasalah dalam suatu organisasi tetapi itu tidak berdampak kepada pelayanan terhadap anak-anak kita," ujarnya.
Sementara itu, pengawas SMAN 1 Kota Jayapura, Paulus Guandeguay mengatakan sebenarnya permasalahan itu terjadi karena miskomunikasi.
"Tadi kita sudah luruskan bersama dan sudah diselesaikan secara bersama," kata Paulus yang juga mantan Kepala SMAN 1 Kota Jayapura. (antara)