Nadine Chandrawinata Menangis Dengan Penebangan Hutan di Papua
pada tanggal
Friday, 18 November 2016
JAKARTA - Puteri Indonesia 2005 Nadine Chandrawinata (32) menangis ketika ia melihat sebuah kejadian penebangan hutan secara ilegal, ketika ia berkunjung ke daerah Wamena, Provinsi Papua beberapa waktu lalu.
Kesedihan yang ia ceritakan tersebut dikarenakan Nadine, merupakan aktris wanita yang aktif mengkampanyekan untuk selalu menjaga hutan dan lingkungan hidup lainnya.
"Sedih banget melihat sebuah penebangan liar hutan di sana. Enggak cuman pohon saja ditebang, tapi hutan itu dibakar dan semua satwa langka di sana pun tergeletak," kata Nadine.
Hal itu ia katakan saat diteemui dalam acara 'Go Whild For Hutan Batang Toru' bersama The Body Shop di Senayan City Mall, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (17/11).
Presenter program acara 'My Trip My Adventure' ini menjelaskan, kejadian pembakaran hutan dan penebangan pohon tersebut ketika ia sedang jalan-jalan sore, dengan sepeda motor di Wamena, Papua.
"Saya ke Wamena, Papua, ada festival dan selesai sorenya saya keliling naik motor. Kemudian saya mendengar gergajji besar saya gak tahu darimana. Nah saya turun dari motor saya dan lihat enggak ada izin penebagan di sana," ucapnya.
"Lalu saya lihat hutan itu dibakar ada api kecil di sana dan pemburuan binatang di dalamnya," sambungnya.
Lanjut Nadine, ia sangat miris sekali melihat sebuah kejadian penghilangan area dari hutan menjadi non hutan, untuk kepentingan pribadi yang di mana sebuah hutan, harus dilestarikan.
"Kita semua di sini perjuangkan apa yang sudah dan harus diperjuangkan. Jadi kita harus bangga dan harus pertahankan hutan Indonesia ini," ujar Nadine Chandrawinata.
Nadine sendiri aktif dalam berbagai kegiatan menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Kala itu ia bagaimana kehidupan satwa liar akibat penebangan hutan secara ilegal.
"Pohon kan rumahnya satwa. Kalau enggak ada buah-buahan, satwa enggak bisa makan. Minimal pohon rumahnya serangga, itu makanan lain untuk satwa. Kalau rumahnya aja hilang gimana mau bertahan?" ucapnya.
Nadine menyadari ia tidak bisa berbuat banyak untuk membantu menekan praktik penebangan hutan secara ilegal.
Ia hanya bisa meminta kepada pemerintah daerah setempat untuk membuat regulasi dan pengusutan terkait hal tersebut.
"Saya enggak bisa jalan sendiri. Saya minta pengusutan dari pemerintah daerah setempat. Saya berharap setiap orang bisa ramah lingkungan. Saya ingin Indonesia bisa dicontoh (negara lain) karena lingkungannya. Karena Indonesia banyak keanekaragamannya," ucapnya. (tribunews)
Kesedihan yang ia ceritakan tersebut dikarenakan Nadine, merupakan aktris wanita yang aktif mengkampanyekan untuk selalu menjaga hutan dan lingkungan hidup lainnya.
"Sedih banget melihat sebuah penebangan liar hutan di sana. Enggak cuman pohon saja ditebang, tapi hutan itu dibakar dan semua satwa langka di sana pun tergeletak," kata Nadine.
Hal itu ia katakan saat diteemui dalam acara 'Go Whild For Hutan Batang Toru' bersama The Body Shop di Senayan City Mall, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (17/11).
Presenter program acara 'My Trip My Adventure' ini menjelaskan, kejadian pembakaran hutan dan penebangan pohon tersebut ketika ia sedang jalan-jalan sore, dengan sepeda motor di Wamena, Papua.
"Saya ke Wamena, Papua, ada festival dan selesai sorenya saya keliling naik motor. Kemudian saya mendengar gergajji besar saya gak tahu darimana. Nah saya turun dari motor saya dan lihat enggak ada izin penebagan di sana," ucapnya.
"Lalu saya lihat hutan itu dibakar ada api kecil di sana dan pemburuan binatang di dalamnya," sambungnya.
Lanjut Nadine, ia sangat miris sekali melihat sebuah kejadian penghilangan area dari hutan menjadi non hutan, untuk kepentingan pribadi yang di mana sebuah hutan, harus dilestarikan.
"Kita semua di sini perjuangkan apa yang sudah dan harus diperjuangkan. Jadi kita harus bangga dan harus pertahankan hutan Indonesia ini," ujar Nadine Chandrawinata.
Nadine sendiri aktif dalam berbagai kegiatan menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Kala itu ia bagaimana kehidupan satwa liar akibat penebangan hutan secara ilegal.
"Pohon kan rumahnya satwa. Kalau enggak ada buah-buahan, satwa enggak bisa makan. Minimal pohon rumahnya serangga, itu makanan lain untuk satwa. Kalau rumahnya aja hilang gimana mau bertahan?" ucapnya.
Nadine menyadari ia tidak bisa berbuat banyak untuk membantu menekan praktik penebangan hutan secara ilegal.
Ia hanya bisa meminta kepada pemerintah daerah setempat untuk membuat regulasi dan pengusutan terkait hal tersebut.
"Saya enggak bisa jalan sendiri. Saya minta pengusutan dari pemerintah daerah setempat. Saya berharap setiap orang bisa ramah lingkungan. Saya ingin Indonesia bisa dicontoh (negara lain) karena lingkungannya. Karena Indonesia banyak keanekaragamannya," ucapnya. (tribunews)