Marni, Wanita Kelainan Mental di Boswesen Yang Polisikan Ipar Sendiri
pada tanggal
Wednesday, 23 November 2016
KOTA SORONG - Marni (39), wanita yang tinggal di Boswesen ini membuat anggota Polsek Sorong Barat geleng-geleng kepala. Dengan berapi-api, Marni meminta polisi memenjarakan Iin. Marni kesal lantaran mesin cuci yang usai digunakan Iin, tiba-tiba rusak. Tak hanya itu, Marni juga merasa terancam lantaran orang tua Iin berniat membacoknya dengan parang, Selasa (22/11) siang.
Menerima laporan, 2 orang anggota piket Polsek Sorong Barat lantas mendatangi rumah Marni. Tiba di rumah Marni, anggota disambut senyuman simpul ibu Marni, Aini. Kepada anggota, Aini mengatakan bahwa Marni mengalami kelainan mental. Ia kerap membuat keributan di rumah dan di lingkungan sekitar.
“Dia memang suka begitu, paling sering berkelahi dengan iparnya itu, sama saya juga,” kata Aini dalam bincang-bincang dengan Radar Sorong, Selasa (22/11).
Mengetahui kondisi Marni, anggota Polsek Sorbar hanya bisa menggeleng heran. Namun Marni tak menyerah, ia memaksa polisi membawa iparnya, Iin ke dalam sel. Selang beberapa menit, Iin yang baru tiba, terkejut melihat anggota polisi di rumahnya. Ia tak menyangka Marni nekat melaporkannya ke Polisi. Melihat kedatangan Iin, Marni kian berapi-api. Ia lalu menantang Iin duel, juga mengancam memenjarakan Iin karena sudah merusak mesin cuci di rumahnya. Iin tak mau kalah, keduanya pun terlibat cekcok.
“Ko siapa, berani sekali rusak mesin cuci saya. Trus mamamu itu pake ancam saya dengan parang. Kamu pikir saya tidak berani laporkan ke polisi,” kata Marni hendak menyerang Iin.
Aini mengungkapkan, Marni mulai berubah sejak lulus SMA. Saat itu, Marni pergi berlibur di sebuah pulau di wilayah Misool. Tiba dari pulau, Marni mulai cepat tersulut emosi, bahkan tak bisa mengendalikan dirinya. Jika ada sesuatu yang membuatnya kesal, ia terus marah bahkan tak sungkan memukul. Sang ibu pun tak jarang menerima omelan dan amukan dari Marni, namun Aini hanya bisa pasrah.
“Rumah ini tiap malam dia lempari. Dia bilang saya bukan mamanya. Kami mau bawa berobat tapi dia tolak, saya mau bawa ke rumah sakit jiwa tapi bingung bagaimana caranya,” keluh Aini. (radarsorong.com)
Menerima laporan, 2 orang anggota piket Polsek Sorong Barat lantas mendatangi rumah Marni. Tiba di rumah Marni, anggota disambut senyuman simpul ibu Marni, Aini. Kepada anggota, Aini mengatakan bahwa Marni mengalami kelainan mental. Ia kerap membuat keributan di rumah dan di lingkungan sekitar.
“Dia memang suka begitu, paling sering berkelahi dengan iparnya itu, sama saya juga,” kata Aini dalam bincang-bincang dengan Radar Sorong, Selasa (22/11).
Mengetahui kondisi Marni, anggota Polsek Sorbar hanya bisa menggeleng heran. Namun Marni tak menyerah, ia memaksa polisi membawa iparnya, Iin ke dalam sel. Selang beberapa menit, Iin yang baru tiba, terkejut melihat anggota polisi di rumahnya. Ia tak menyangka Marni nekat melaporkannya ke Polisi. Melihat kedatangan Iin, Marni kian berapi-api. Ia lalu menantang Iin duel, juga mengancam memenjarakan Iin karena sudah merusak mesin cuci di rumahnya. Iin tak mau kalah, keduanya pun terlibat cekcok.
“Ko siapa, berani sekali rusak mesin cuci saya. Trus mamamu itu pake ancam saya dengan parang. Kamu pikir saya tidak berani laporkan ke polisi,” kata Marni hendak menyerang Iin.
Aini mengungkapkan, Marni mulai berubah sejak lulus SMA. Saat itu, Marni pergi berlibur di sebuah pulau di wilayah Misool. Tiba dari pulau, Marni mulai cepat tersulut emosi, bahkan tak bisa mengendalikan dirinya. Jika ada sesuatu yang membuatnya kesal, ia terus marah bahkan tak sungkan memukul. Sang ibu pun tak jarang menerima omelan dan amukan dari Marni, namun Aini hanya bisa pasrah.
“Rumah ini tiap malam dia lempari. Dia bilang saya bukan mamanya. Kami mau bawa berobat tapi dia tolak, saya mau bawa ke rumah sakit jiwa tapi bingung bagaimana caranya,” keluh Aini. (radarsorong.com)