Klemen Tinal Minta Tanggapan Prevalensi Kasus HIV-AIDS Tidak Perlu Dilebihkan
pada tanggal
Thursday, 24 November 2016
KOTA JAYAPURA - Wakil Gubernur (Wagub) Papua Klemen Tinal mengatakan jangan berlebihan menanggapi peningkatan prevalensi kasus HIV-AIDS di Provinsi Papua, karena hanya akan menimbulkan beragam pikiran buruk.
"Kami mengharapkan semua pihak di Papua tidak menanggapi berlebihan peningkatan prevalensi penderita HIV-AIDS yang menembus angka 25 ribu, mengingat yang diperlukan saat ini adalah komitmen untuk menekan adanya penderita baru," kata Klemen di Jayapura, Rabu.
Menurut Klemen, peningkatan prevalensi kasus HIV-AIDS itu menggambarkan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri secara sukarela karena selama bertahun-tahun hal tersebut tidak berjalan dengan baik.
"Jika melihat angka HIV terakhir yang dipublikasikan menunjukkan bahwa Provinsi Papua ini kalau dikatakan gagal mungkin tidak karena dari sisi angka yang menonjol ini merupakan capaian dari kerja keras untuk mengkampanyekan gejala-gejala dan persoalan HIV di masyarakat," ujarnya.
Dia menuturkan kasus yang terungkap tinggi itu berarti temuan kasus semakin bertambah di mana di satu sisi hal ini berarti keberhasilan berbagai pihak karena penyampaian informasi yang terus-menerus yang merujuk pada slogan Komisi Penanggulangan HIV-AIDS (KPA).
Slogan KPA yakni menyampaikan informasi yang benar dan terus-menerus kepada masyarakat sehingga muncul kesadaran dari masyarakat untuk memeriksakan diri.
Di sisi lain dengan angka yang tinggi tentunya menjadi sebuah persoalan di mana secara otomatis Papua berada pada situasi yang kritis.
"Ketika berada pada tahap awal dari bonus demografi di mana angka yang dipublikasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen dari kasus HIV itu berada pada usia produktif yakni usia 15-50 tahun, secara otomatis ini menjadi beban," ujar Klemen. (antara)
"Kami mengharapkan semua pihak di Papua tidak menanggapi berlebihan peningkatan prevalensi penderita HIV-AIDS yang menembus angka 25 ribu, mengingat yang diperlukan saat ini adalah komitmen untuk menekan adanya penderita baru," kata Klemen di Jayapura, Rabu.
Menurut Klemen, peningkatan prevalensi kasus HIV-AIDS itu menggambarkan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri secara sukarela karena selama bertahun-tahun hal tersebut tidak berjalan dengan baik.
"Jika melihat angka HIV terakhir yang dipublikasikan menunjukkan bahwa Provinsi Papua ini kalau dikatakan gagal mungkin tidak karena dari sisi angka yang menonjol ini merupakan capaian dari kerja keras untuk mengkampanyekan gejala-gejala dan persoalan HIV di masyarakat," ujarnya.
Dia menuturkan kasus yang terungkap tinggi itu berarti temuan kasus semakin bertambah di mana di satu sisi hal ini berarti keberhasilan berbagai pihak karena penyampaian informasi yang terus-menerus yang merujuk pada slogan Komisi Penanggulangan HIV-AIDS (KPA).
Slogan KPA yakni menyampaikan informasi yang benar dan terus-menerus kepada masyarakat sehingga muncul kesadaran dari masyarakat untuk memeriksakan diri.
Di sisi lain dengan angka yang tinggi tentunya menjadi sebuah persoalan di mana secara otomatis Papua berada pada situasi yang kritis.
"Ketika berada pada tahap awal dari bonus demografi di mana angka yang dipublikasikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen dari kasus HIV itu berada pada usia produktif yakni usia 15-50 tahun, secara otomatis ini menjadi beban," ujar Klemen. (antara)